Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Darpito Pudyastungkoro: Pangdam = Panggilan Dalam Melayani




Yogyakarta, eBahana

Kebaktian Penyegaran Iman (KPI) Oikumene “Doa Bagi Negeri” di Lapangan Monumen Pancasila YONIS 403 Yogyakarta (13/08/18). Menyajikan kesaksian yang luar biasa dari Mayjen TNI Purnawirawan Darpito Pudyastungkoro, S.Ip., M.M., yang pernah menjabat sebagai Pangdam IV Dipenegoro dan Pangdam Jaya Jayakarta.

Kesaksian Darpito Pudyastungkoro dalam acara yang digelar oleh Healing Movement Ministry bersama Persekutuan Pelayanan Hamba Tuhan Garis Depan (PPHTGD) cukup mengocok perut dan sangat menguatkan iman peserta.

Dalam kesaksiannya Darpito Pudyastungkoro sangat bersyukur bisa menjadi anak Tuhan yang spesial karena pernah menjabat Pangdam IV Diponegoro di Semarang dan Pangdamjaya Jayakarta. “Setelah di Pangdam Jaya, saya langsung menjadi Pangsiunan TNI. Meskipun TNI bisa memensiunkan, tetapi Tuhan Yesus tidak pernah memensiunkan saya sebagai prajurit Kristus,” ungkapnya yang disambut riuh tawa peserta.

Lebih lanjut Darpito Pudyastungkoro mengungkapkan bahwa sebagai prajurit Kristus, pangkatnya juga dinaikan menjadi Peltu. “Peltu bukan pembantu lenan satu, tetapi pelayan Tuhan. Jabatan Pangdam pun tidak dicopot oleh Tuhan. Maksudnya bukan Panglima Kodam, tetapi Pangdam di sini artinya panggilan dalam melayani. Kesatuan saya juga tetap Kopasus yaitu komando pasukan Yesus.”

Pengalaman di dunia militer sangat membentuk Darpito Pudyastungkoro menjadi Kristen taat. Hal ini karena di dunia militer dan kerkistenan sangat identik. “Di militer dikenal dengan loyalitas tegak lurus, disiplin, taat, dan setia. Oleh karena itu, jika saudara tidak memiliki kedisiplinan, ketaatan, dan kesetiaan, saudara tidak mungkin akan datang ke sini,” tegasnya.

Sebagai prajurit TNI Darpito merasakah bahwa hidupnya itu sangat tipis sekali dengan kematian. Namun, di tengah operasi militer yang hampir merenggut nyawanya Tuhan hadir menyelamatkan nyawanya. “Hal inilah yang membuat saya bertanya kepada Tuhan, mengapa saya di selamatkan? Tidak lain karena Tuhan ingin saya menjadi saksi-Nya. Oleh karena itu, di mana pun kesempatan melayani, saya selalu bersaksi bahwa hidup ini sangat berharga di mata Tuhan.”

Atas pertolongan Tuhan tersebut, Darpito mendorong para peserta untuk tidak khawatir terhadap permasalahan hidup karena pertolongan Tuhan selalu nyata dalam hidup ini. Pernyataan Darpito ini semakin dikuatkan oleh lagu Ojo Sumelang yang ia nyanyikan dan puisi yang ia bacakan dihadapan para peserta. Naf  



Leave a Reply