Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kisah Perjuangan Albertus Gregory Tan Bantu Gereja St. Clara, Bekasi




“Saya percaya bahwa Tuhan tetap setia menolong dan saya bersedia menjadi tangan-Nya yang terulur.”

Jakarta, eBahana.com – Albertus Gregory Tan, seorang pemuda di Keuskupan Agung Jakarta  turut merasakan lika-liku perjuangan Gereja St. Clara, Bekasi, yang pembangunannya sempat tertunda karena mendapat penolakan dari sekelompok masyarakat.

Pemuda yang disapa Greg itu adalah inisiator gerakan Peduli Gereja Katolik, yang kini bergerak di bawah naungan Yayasan Vinea Dei. Gerakan yang dilakukan Greg melalui penggalan dana di media sosial Facebook, dan telah membantu pembangunan lebih dari 100 gereja di seluruh Indonesia.

Greg awalnya mengambil bagian dalam perjuangan Gereja St Clara ketika mendengarkan sharing Pastor Paroki St. Clara, Romo Raymundus Sianipar, OFM.Cap. “Malam itu, di awal bulan Februari 2016 saya mendengarkan sharing penuh syukur sekaligus kekuatiran dari Pater Raymundus soal pergumulan perjuangan pendirian Gereja St. Clara,” kata Greg sebagaimana dikutip Katoliknews.com dari laman Facebook-nya.

Saat itu Pastor Raymundus mengaku perjuangan mendirikan Gereja St. Clara tidak mudah. “Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Gereja St. Clara yang dinantikan selama 18 tahun sudah keluar, namun karena beberapa hal IMB itu tidak bisa direalisasi,” katanya mengenang kekhawatiran Pastor Raymundus. Setelah mendengar sharing itu, Greg  mengatakan mulai tertarik membantu pendirian gereja itu.

Greg berjuang khusus di bagian penggalangan dana. “Dalam hal fundraising, saya memang tahu seluk beluknya. Enam tahun bergerilya pontang panting mencari dana untuk gereja-gereja sebelumnya menjadi pengalaman yang unik. Tapi ini beda. Bagaimana dengan St. Clara? Ini kelas kakap,” ceritanya.

Greg melanjutkan, dirinya lalu mengutarakan sebuah ide penggalangan dana lewat Facebook kepada Pater Raymundus, yang kemudian dinamainya ‘Gerakan 10 Ribu Kasih untuk Clara’. Namun, saat itu Greg sangat ragu, hingga memohon berkat dan peneguhan dari Pastor Raymundus. “Pater, saya memang punya jaringan untuk membantu, tapi jaringan saya kecil dan terbatas. Tapi saya perlu peneguhan. Saya mau coba membuat gerakan solidaritas,” katanya. Setelah bercerita, saat itu Pastor Raymundus dan seorang imam lain bernama Pastor Nestor Sinaga langsung mendukung idenya.

Satu Klik untuk Satu Miliar

Pada 14 Februari 2016, Greg mulai berjuang dengan membuat narasi singkat terkait kondisi St. Clara di Facebook. Greg lalu mengirim uang sebesar 10.000 rupiah ke rekening yang sudah disiapkan untuk penggalangan dana, lalu disebarkan kepada semua rekan-rekannya di Facebook. “Malam itu, di depan laptop saya kirim pesan singkat kepada Pater Raymond untuk memohon restu. Kemudian saya berdoa singkat, ‘Tuhan, ini modal saya. Biarlah Tuhan yang melipatgandakannya dengan perjuangan umat-Mu yang menderita ini. St. Clara, tolong bantu saya’.”

Dalam hitungan jam, postingan itu tersebar ke seluruh penjuru Indonesia. “Lalu sepanjang satu minggu berikutnya, telepon dan Whatsapp saya tidak berhenti menerima donasi. Menjelang seminggu sejak membagikan narasi donasi di Facebook, saya menangis penuh syukur karena donasi yang masuk sudah mencapai 1 miliar. Saya cek donasi itu berkisar dari angka Rp 10 ribu sampai Rp 300 juta,” kisahnya.

Setelah itu, Albertus mengaku masih terus melanjutkan perjuangannya hingga dana terkumpul sebesar 3 Miliar. “Saya percaya bahwa Tuhan tetap setia menolong dan saya bersedia menjadi tangan-Nya yang terulur. Proficiat untuk seluruh umat St. Clara. Saya bahagia menjadi bagian di antara kalian,” lanjutnya.

Di balik keberhasilannya menggalang dana untuk Gereja St. Clara, Greg mengaku siap untuk gereja-gereja lain nantinya yang juga membutuhkan pertolongan. “Jadi, gereja mana selanjutnya? Tuhan, saya siap!” katanya.

Gereja St. Clara Diresmikan

Setelah melalui proses yang berliku, Gereja St. Clara akhirnya diresmikan pada Minggu, 11 Agustus 2019. Hadir dalam acara itu antara lain Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi; Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, serta ribuan umat Katolik yang bermukim di Bekasi Utara.

Sebelum bangunan Gereja Santa Clara yang baru resmi berdiri, umat Katolik di Bekasi harus menggunakan sejumlah ruko di Perumahan Taman Wisma Asri untuk beribadah.

Meski IMB terbit pada Juli 2015, beberapa kali kelompok massa intoleran menggelar aksi unjuk rasa, menolak pendirian gereja itu. Namun, ketegasan sikap Wali Kota Bekasi, Rachmat Effendi yang menolak permintaan massa untuk mencabut IMB, membuat Gereja St Clara akhirnya bisa dibangun. MK.

(sumber: katoliknews.com)



Leave a Reply