Menjadi Villa-Nya Tuhan
Di seluruh dunia, banyak orang berpikir bagaimana membangun sebuah villa itu di puncak-puncak bukit, tebing atau apalah demi sebuah tempat yang viewnya bagus, udara sejuk, suasana tenang, dll.
Dengan kata lain, dengan tinggal di villa itu orang berpikir dapat istirahat, rehat sejenak dari hiruk pikuknya keramaian kota, dll.
Namun berapa lama seseorang bisa tinggal berlama-lama di villa itu? Hanya sebentar, paling lama satu minggu dan setelah itu turun kembali ke kota. Benar bukan?
Firman Tuhan berkata:
“Sebab TUHAN telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya:
“Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
Perbekalannya akan Kuberkati dengan limpahnya, orang-orangnya yang miskin akan Kukenyangkan dengan roti,” (Mazmur 132:13-15).
Perhatikan!
Saya berbicara tentang “Sion” BUKAN secara Geografis, sebab itu cuma ada di Israel, tapi tentang orang yang percaya/anak-anak Tuhan.
TUHAN telah memilih “kita” menjadi tempat “Kedudukan=Habitation” dan “Perhentian=Resting Place” (bd. 1 Korintus 3:16-17). Berapa lama? Selamanya!
Kalau TUHAN tinggal dengan kita, maka SEMUA pasti diberkati (2 Samuel 6:11; 1 Tawarikh 13:14).
Jadi, izinkan TUHAN tinggal dengan kita dan buatlah TUHAN nyaman dan kerasan.
Menjadi “Villa-Nya” TUHAN sungguh satu kehormatan yang luar biasa, amin.
NN