Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Hati Seorang Anak




eBahana.com – Paskah selalu identik dengan kasih dari Bapa yang rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal, untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Sehingga kita dapat memahami hati seorang Bapa yang begitu mengasihi anak-anaknya yaitu kita manusia berdosa di muka bumi ini. namun kali ini saya ingin membahas tentang hati seorang anak, Anak yang tunggal dan satu-satu-Nya dimana Ia rela menuruti perintah Bapa sehingga ketika Sang Anak sudah menyelesaikan tugas, dan naik ke Surga maka kita yang adalah umat tebusan Allah beroleh teladan dari sang Anak tersebut.

Ketika Yesus hendak disalib, Ia mengucapkan sebuah doa dimana doa tersebut ia sampaikan untuk menguatkan murid-murid-Nya dan kita semua saat ini.

Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.

Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.

Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. (Joh 17:1-5 ITB)

Dari doa tersebut kita belajar tiga hal yaitu:

Pertama adalah hati yang tidak egois. Saat Yesus mengatakan “Permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau,” (ayat1) Yesus tahu bahwa

waktunya sebentar lagi akan tiba, dan segala kuasa jahat akan bersatu untuk mencemoohkan Yesus. Yesus meminta hal tersebut kepada Bapa, agar ketika Bapa mempermuliakan Yesus, maka orang-orang yang saat itu melihat, mereka dapat mengakui bahwa Yesuslah Anak Allah yang sesungguhnya sehingga mereka mempermuliakan Bapa di Surga dan mengakui keselamatan tersebut. Bapa mengabulkan keinginan Yesus, saat gempa bumi terjadi dan tabir bait suci terbelah, penjaga-penjaga yang melihat itu mengatakan “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah,” (Mat27:54). Puncaknya adalah ketika Allah Bapa membangkitkan Yesus pada hari ketiga disinilh semua orang menyaksikan dan kita mengetahui bahwa keselamatan sungguh ada, dan Yesus adalah satu-satunya juruselamat dalam hidup umat manusia. Dari hal ini kita belajar bahwa Yesus meminta kepada Bapa adalah demi kepentingan Bapa di Surga dan bukan untuk kepentingannya sendiri.

Kedua adalah hati yang mau mengenal Bapa. Dalam doanya Yesus memohon agar murid-murid-Nya mengenal Bapa di Surga sebagai Allah yang benar, dan mengenal-Nya sebagai Juruselamat umat manusia. Mengenal yang dimaksudkan Yesus bukan sekedar tahu bahwa Bapa adalah Allah yang benar. Tapi memperoleh pengetahuan tentang Allah dan memahami sifat-sifat Allah dari Firman Tuhan dan penerangan Roh Kudus, kita yang berusaha aktif untuk semakin mengetahui apa yang menjadi kehendak Bapa dan keinginan hatinya, seperti Yesus yang mengenal Bapa demikian juga kita yang mengenal Yesus.

Ketiga hati yang taat, di ayat tiga Yesus telah menyelesaikan apa yang menjadi perintah dari Bapa-Nya dan Yesus taat sampai mati-Nya di kayu salib. Sebagai seorang anak bukankah sudah kewajiban kita untuk taat dan menyelesaikan dengan tuntas apa yang menjadi perintah Bapa. Agnes



Leave a Reply