Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Sentimen Anti-Asia Melonjak, AS Sahkan RUU Kejahatan Rasial




Meningkatnya kejahatan rasial di AS menciptakan gerakan Stop Asian Hate (dok. ist.)

Aktivis gerakan Stop Asian Hate berkampanye memerangi kejahatan rasial di AS  (dok. ist.)

eBahana – Kamis (22/04), Senat Amerika Serikat akhirnya mengesahkan RUU kejahatan rasial untuk memerangi kekerasan terhadap warga Asia-Amerika. Dari seluruh anggota Senat yang berpartisipasi, hanya Senator Missouri Josh Hawley yang tidak memberikan suara.

Laporan kekerasan terhadap keturunan Asia yang merupakan warga Amerika melonjak sejak awal pandemi virus corona.  Sentimen anti-Asia ini dipicu oleh komentar dari mantan presiden Donald Trump yang menyalahkan China karena pandemi COVID-19. Trump menyebut istilah “kung flu”.

Dikutip dari Reuters, Dick Durbin, Senat Demokrat mengatakan, “Undang-undang ini akan membuat Departemen Kehakiman lebih tanggap dalam menangani insiden kebencian yang menimpa komunitas Asian American Pacific Islander (AAPI).”

Bukan hanya itu, Jabara-Heyer NO HATE Act, akan menyediakan dana untuk mendukung pelaporan kejahatan rasial dan memperluas sumber daya bagi para korban. Nama ini diambil dari Khalid Jabara, nama seorang Arab-Amerika yang dibunuh tetangganya pada 2016 dan Heather Heyer yang tewas ditabrak mobil pada 2017 dalam unjuk rasa supremasi kulit putih di Virginia.

Baca juga: Remaja Perempuan Kulit Hitam Ditembak Polisi, Warga Protes

Akhir tahun lalu, PBB merilis laporan tentang peningkatan kekerasan bermotif rasial terhadap orang Asia – Amerika. Kelompok advokasi Stop AAPI Hate mengatakan menerima lebih dari 2.800 laporan insiden kebencian di AS pada tahun lalu.

Serangan yang dilaporkan terjadi baru-baru ini antara lain menimpa imigran Thailand (84 tahun) yang didorong ke tanah dengan kasar di California saat jalan pagi, wanita Tionghoa (89 tahun) ditampar dan dibakar oleh dua orang di Brooklyn, dan penumpang Filipina-Amerika (61 tahun) ditebas saat berada di kereta bawah tanah New York.

Populasi Asia-Amerika paling banyak menetap di California. Jumlah mereka saat ini lebih dari enam juta orang atau sekitar 15% penduduk di negara bagian itu.  [Len/dbs].

Doakan dan Hadiri Acara International Prayer!

Sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi dunia saat ini, eBahana mengundang seluruh pembaca untuk terlibat dalam acara International Prayer pada 08.00 WIB, Senin, 26 April 2021 bersama Rev. Christie Moore (USA), Pdt. Dr. Ir Timotius Arifin T (Indonesia), Ps. Dee Stefanoski (Australia), dan Bapak J.H. Gondowijoyo (Indonesia). Ajaklah keluarga dan rekan-rekan saudara untuk mengikuti acara via Zoom dan Youtube BAHANA Channel. Klik di SINI untuk melakukan pendaftaran.



Leave a Reply