Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Internet Porn Protection




eBahana.com – Menjadi orangtua dalam generasi ini memang tidak gampang. Ada jurang pemisah yang cenderung makin dalam antara remaja masa kini yang telah menjadi digital native sementara orang tua masih menjadi digital immigrant.

Dokter, saya seorang Ibu, anak saya laki-laki berusia 14 tahun, waktu masuk kelas 7, sekolahnya mulai memperkenalkan internet. Belakangan saya mengetahui anak saya sering duduk berjam-jam di depan komputer dan sepertinya asyik ngobrol. Saya juga pernah memergoki dia membuka gambar cabul. Apa yang harus saya lakukan?

Ibu yang baik, saya bisa memahami kekhawatiran Ibu. Menurut saya, wajar jika orangtua yang peduli menjadi kuatir, sebab Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat ke-7 dunia, dalam lalu-lintas pengakses situs pornografi. Rasa kuatir yang sehat akan membawa seseorang pada kewaspadaan hidup, dan menjalani kehidupan lebih bijaksana.

Media dan teknologi komunikasi memang telah menjadi sarana peredaran pornografi yang sangat luar biasa. Anak-anak dan remaja di seluruh dunia telah banyak yang menjadi korbannya.

Untuk mengurangi risiko dan melindungi anak-anak kita, maka orangtua perlu memiliki prinsip TBA (Tunda, Batasi, Awasi).

TUNDA. Media dan teknologi komunikasi apapun perlu ditunda selama mungkin untuk dipakai oleh anak-anak yang belum benar-benar memerlukannya. Contoh, benarkah anak yang masih duduk di bangku SD sudah
memerlukan HP? Apalagi yang ada aplikasi internet? Menurut saya TIDAK. Jangan sampai ada orangtua tergoda untuk membangun citra dirinya, dengan memberi anak-anak teknologi sebelum mereka matang untuk
memanfaatkannya.

BATASI. Anak-anak usia SMP, jika memang sangat memerlukan, untuk menunjang keperluan belajar di sekolah, maka orang tua boleh memberikan fasilitas media dan teknologi komunikasi tersebut, tetapi harus ada batas yang jelas. Batas tersebut harus disepakati saat fasilitas diberikan. Untuk apa saja, berapa budget yang diberikan, berapa lama waktu yang diperbolehkan. Untuk internet, bahkan bisa dibatasi dengan software anti pornografi. Salah satu software semacam itu bisa di-unduh secara cuma-cuma dari http://www1.k9webprotection.com/; Bila batas dilanggar, maka orangtua harus tegas untuk mencabut fasilitas yang diberikan tersebut.

AWASI. Orangtua secepat mungkin, harus menjadi digital native, yang memahami dan mampu untuk berada dalam dunia digital, agar bisa memberikan pengawasan yang maksimal pada aktivitas anak-anak mereka di
dunia maya. Jika orangtua memahami teknologi ini serta terus berkomunikasi dengan anak-anak tentang berbagai hal yang berkaitan dengan dunia internet, maka anak-anak akan lebih mudah dikontrol. Saya memiliki putri berusia 13 tahun, agar bisa masuk dan berkomunikasi dengannya di facebook, saya akhirnya membuat akun facebook (yang sebenaranya tidak saya perlukan). Putri saya adalah satu-satunya teman facebook saya. Melalui ini, saya bisa tahu siapa yang menjadi teman putri saya di facebook, termasuk apa saja yang mereka bicarakan.

Di samping hal-hal di atas, maka remaja perlu ditolong untuk mengambil komitmen hidup kudus di hadapan
Tuhan. Karena pada akhirnya, komitmen mereka di hadapan Tuhanlah yang akan menjadi pagar kuat dalam
kekudusan hidup mereka. Bersama dengan para pemimpin rohani dan orangtua, XBTMovement berjuang untuk membawa 100.000 pemuda pelajar di seluruh Indonesia untuk mengambil komitmen hidup kudus di hadapan Tuhan, sepanjang tahun 2010, melalui tema Revival-Seminar “Forbidden Love-The Story of Samson
and Delilah”. Dengan mengingat Ibrani 12 : 14b, “Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.”

Oleh Dr. Andik Wijaya, M.Rep.Med., Seksolog.



Leave a Reply