Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

BERLARI!




eBahana.com – “Dunia ini sedang berlari dengan kecepatan yang luar biasa”, kata seorang sahabat dalam obrolan dan diskusi hangat suatu sore. “Betul sekali! Tapi kita bersama tahu larinya kemana” jawab saya sambil tersenyum menyetujui. Kita semua sepakat dengan pernyataan awal di atas, karena kita semua tahu bahwa hari-hari ini di sekeliling kita mengalami percepatan yang luar biasa dalam segala hal. Teknologi dengan segala kemajuannya menceritakan dengan detail tentang hal ini, ilmu pengetahuan mengalami borderless dan tidak berhenti berinovasi. Manusia setelah revolusi industri mengalami terobosan demi terobosan yang tidak terhingga. Semua yang ada dalam dunia ini sedang berada dalam puncak kualitas atau kalau pun belum sedang menuju ke sana, menuju puncak peradaban baru dengan segala manfaat dan resikonya.

Sebagai gereja, baik secara organisme ataupun organisasi, kita mengalami kompetisi yang luar biasa dengan kenyataan di atas. Yang saya maksud tentu bukan bersaing secara umum seperti yang kita pahami tentang kata kompetisi. Kita sebagai gereja mengalami ketertinggalan dan seringkali menjadi korban dari segala kemajuan ini, menjadi follower, anda dan saya berlari di belakang mengikuti dunia yang arahnya kita tahu ke mana. Oleh sebab itu menjadi penting untuk kita menyadarkan diri sendiri bahwa kita harus berlari di track kita bukan track dunia ini, dalam perlombaan lari pada umumnya setiap pelari mempunyai line sendiri sebagai jalur untuk mencapai garis finish. Oleh sebab itu seperti saya tulis di atas bahwa penting supaya kita tidak lagi menjadi korban dari percepatan yang ada, gereja harus berlari di tracknya sendiri.

Dalam sejarah kita tahu bahwa Paulus pernah menulis bahwa setiap pelari harus berlari begitu rupa untuk memperoleh hadiah, anda dan saya tidak bersaing dengan dunia dengan segala kemajuannya untuk menjadi penemu baru, inovator baru, dsb. Kita berlari bukan demi semua itu, bahkan kita berlari bukan untuk membuktikan sesuatu pada dunia. Kita berlari karena kita tahu waktunya sudah demikian singkat. Saya yakin anda pasti mendapat impresi yang sama apabila kita mengingat tentang istri Lot. Salah satu hal yang timbul dalam pikiran saya tentang tokoh ini adalah  bahwa istri Lot tidak berlari atau kalaupun ikut berlari tapi tidak berlari dengan sungguh-sungguh, bahkan kalimat terakhir yang Kitab Suci tuliskan sebelum dirinya menjadi tiang garam adalah “…yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang,…”.

Lari adalah sebuah ekspresi kesungguhan, lari adalah sebuah ekspresi usaha penuh daya demi sebuah tujuan, lari adalah sebuah akselerasi untuk mengimbangi waktu yang terbuang. Orang yang menyadari bahwa dia terlambat untuk sebuah meeting pasti akan berlari untuk tidak semakin terlambat. Oleh sebab itu gereja harus saling mengingatkan bahwa kita sudah sangat tertinggal dalam menyongsong kedatangan-Nya. Sekali lagi kita tidak lari bersaing dengan dunia, kita berlari di track yang berbeda dan dengan garis finish yang berbeda. Dunia lari dengan kecepatannya untuk menuju kehancurannya. Anda dan saya lari dalam komitmen untuk layak masuk garis finish dan berjumpa dengan DIA dan memperoleh mahkota abadi.

 

Yuk LARI!

 

 

Regards,

Ps. Paulus Iwan

Area Director Holistic Learning Center Lampung, Fasilitator JDN Region 03 Lampung, Business Development Support PT. AXA Financial IndonesiA,  Area Lampung, Riau & Jambi.



Leave a Reply