Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Belajar Peduli




eBahana.com – Fredy Chandra, seorang pengusaha sukses dari Jakarta, beberapa waktu yang lalu tergerak hati untuk membahagiakan para gurunya yang telah mengajarnya selagi dulu ia bersekolah di SD, SMP, dan SMA di Pekalongan Jawa Tengah. Fredy memberangkatkan mereka untuk berwisata ke luar negeri. Pada
tanggal 19–24 September 2017, sedikitnya 65 orang guru, baik yang masih aktif mengajar maupun yang sudah pensiun bisa berlibur ke Singapura dan Malaysia. Semua biaya perjalanan, hotel, dan makan ditanggung penuh, termasuk biaya pembuatan paspor dan uang saku. Fredy sendiri tidak ikut dalam acara wisata ke luar negeri tersebut. Ia hanya mengantar rombongan di Bandara Soekarno Hatta, tetapi ia selalu memantau perjalanan melalui ponselnya dan berpesan kepada biro perjalanan agar tidak mengecewakan para gurunya.
Semuanya harus dilayani dengan baik.

Apa yang dilakukan oleh Fredy adalah keteladanan yang patut ditiru karena memiliki kepedulian kepada
orang yang pernah berjasa dalam hidupnya, dan tidak melupakan apa yang mereka lakukan. Kalau kita membaca Alkitab, ternyata Allah di surga pun sangat peduli kepada manusia yang menderita akibat dosanya sehingga seharusnya binasa di neraka. Kepedulian itu diwujudkan dengan cara mengutus Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk turun ke dunia menjadi manusia dan menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Hal yang luar biasa adalah kepedulian Allah ternyata tidak ditujukan kepada orang yang “pernah berjasa” kepada-Nya, melainkan kepada orang berdosa yang memberontak kepada-Nya dan menanggung akibat buruk atas tindakan mereka sendiri. Ketika Yesus ada di dunia, Dia juga sangat peduli dan memiliki belas kasihan kepada orang banyak yang lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala (Mat. 9:36). Inilah yang mendorong Yesus untuk melayani mereka. Yesus juga pernah mengajar kita agar mencontoh tindakan orang Samaria yang murah hati yang rela berkorban untuk menolong orang yang tidak dikenalnya, yang dirampok di tengah jalan (Luk. 10:33–37).

Akhir Zaman
Rasul Paulus mengingatkan mengenai kondisi manusia pada akhir zaman di mana banyak orang akan mencintai dirinya sendiri dan bersikap masa bodoh terhadap orang lain. Ini disebabkan oleh tidak adanya kasih dan kepedulian kepada sesama (2 Tim. 3:1–5). Firman Tuhan justru mengajarkan kita untuk tidak hanya memerhatikan kepentingan kita sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain (Flp. 2:4). Hidup adalah untuk berbagi. Kita harus belajar menolong orang lain, tanpa pamrih atau tanpa agenda tersembunyi. Kepedulian itu harus bersumber dari hati yang mengasihi dan diwujudkan dalam perkataan, misalnya dengan memberikan kata-kata penghiburan dan penguatan yang tulus kepada orang yang sedang mengalami problem. Selain itu,
tentu kita harus bertindak dengan memberikan bantuan nyata yang mampu kita lakukan. Contohnya, kita bisa menunjukkan kepedulian dengan mengunjungi dan menghibur orang yang lanjut usia, termasuk mengunjungi rekan kita yang sakit dan bermasalah.

Pendidikan karakter peduli ini harus dimulai dari rumah tangga, baru kemudian bisa terwujud pada masyarakat yang lebih luas. Para orangtua harus menanamkan nilai ini kepada anak-anak mereka dan terutama memberikan teladan tentang arti hidup berguna bagi sesama. Bila ini dimulai di rumah dan kemudian dikembangkan di gereja, gereja akan menjadi komunitas yang saling mengasihi. Dengan demikian,
gereja (orang percaya) bisa menjadi berkat bagi masyarakat yang lebih luas. Mari kita belajar untuk saling
peduli dan berbagi.

Oleh Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham.



Leave a Reply