Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Tuhan Baperan ???




eBahana.com – Kita sudah terbiasa mendengarkan bahwa kaum hawa adalah kaum lemah yang mudah menangis. Kalaupun ada kaum pria yang menangis, pasti kita menyebutnya dia alay dan lebay dan baperan (bahasa anak remaja masa kini untuk sebutan orang yang over acting yang suka melebih-lebihkan dan sensitif hatinya).

Namun kita tak akan menyangka ternyata Tuhan pun bisa menangis.

Apakah Tuhan itu baperan???

Baperan artinya bawa perasaan, yang memiliki makna berlebihan dalam menanggapi sesuatu karena terlalu mengunakan perasaan sehingga mudah menangis.

Tentunya Tuhan bukanlah baperan, namun Tuhan hatinya penuh dengan cinta kasih, oleh karena itu Tuhan hatinya bersedih disaat melihat umatnya tidak mengerti akan perilakunya yang bisa menyebabkan  penderita tanpa disadari oleh manusia-manusia itu sendiri.

Alasan Tuhan menangisi Yerusalem di dalam Lukas 19:41-44, adalah:

  • Pertama, tidak mengerti dengan pola kehidupan yang salah, ayat 41. Ada kehancuran untuk kota Yerusalem namun penduduknya tidak menyadarinya.

Di saat orang Israel tidak takut akan Tuhan, pastilah bangsa itu akan mengalami kehancuran. Bangsa Israel saat itu tidak mengerti pentingnya damai sejahtera dari Tuhan.

Damai sejahtera bisa terjadi apabila hubungan umat dengan Tuhan itu baik atau kerohanian kita itu baik. Dan damai sejahtera itu berfungsi untuk memelihara kehidupan kita menjadi lebih baik, Filipi 4:7.

Kehancuran fisik disebabkan oleh hilangnya damai sejahtera, dan hilangnya damai sejahtera dikarenakan matinya kerohanian. Setelah damai sejahtera sudah tidak ada maka timbullah kekacauan yang mengakibatkan kehancuran.

  • Kedua, tidak menyadari lawatan Tuhan, ayat 44. Berbicara lawatan Tuhan adalah di saat Tuhan hadir di tengah-tengah kita untuk menolong kehidupan kita. Namun sering kali kita tak menyadari kehadiran-Nya sehingga kita tak mendapatkan pertolongan-Nya.

Saat Yesus hadir ke Yerusalem, para masyarakat menyambut dia dengan nyanyian, ayat 37-38, namun orang yang beragama melarangnya ayat 39. Maka respon Tuhan di saat orang melarang memuji Tuhan, Ia berbicara kalau manusia tak bisa memuji Tuhan maka benda mati seperti batu pun bisa memuji Tuhan.

Sering sekali kita yang tahu Firman bertengkar atau mengecam orang memuji Tuhan.

Ada yang berkata ke gereja kok nyanyinya kayak konser dunia, ada juga yang berkata, ke gereja kok, nyanyinya kayak di rumah duka saja.

Kalau kita saling hina menghina orang yang memuji Tuhan maka kita tak memiliki kepekaan bahwa Tuhan hadir dalam pujian umat-Nya, Maz. 22:3.

Sehingga kita tak menyadari bahwa Tuhan mau melawat hidup kita namun yang kita dapati Tuhan hanya melewati kehidupan kita saja.

Bukan gaya kita bernyanyi yang terpenting ataupun irama tertentu, namun yang terpenting, kita mampu bernyanyi dengan hati yang hanya untuk kemuliaan Tuhan saja dan kita bernyanyi sesuai pilihan kenyamanan hati kita agar pujian kira tulus murni.

Tuhan bukan baperan namun ia benar-benar bersedih, karena melihat kita mau hancur namun tak menyadari kehancuran yang akan melanda hidup kita.

Orang yang akan hancur hidupnya, adalah ditandai oleh kehilangan damai sejahtera terlebih dahulu, dan damai sejahtera hilang dikarenakan matinya kerohanian kita.

Lalu selanjutnya, sering sekali orang itu hanya dilewati oleh Tuhan bukan dilawat oleh Tuhan.

Orang yang tak peka akan kehadiran Tuhan adalah orang yang tak mampu memuji Tuhan dengan hati, karena Tuhan hadir biasanya bersama dengan pujian, serta menjadi marah saat melihat orang memuji Tuhan.

Oleh YrSurya.



Leave a Reply