Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Sombong = Jatuh




eBahana.com – Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan (2 Taw. 26: 16).

Raja Uzia adalah raja yang memerintah di Yehuda dan hidup takut akan Tuhan, semasa pimpinannya, rakyat mengalami kemakmuran dan kejayaan. Tuhan membuatnya menjadi kuat, dan ketika berperang melawan orang Filistin, Tuhan menolongnya sehingga menang (2 Taw. 26:6-7). Raja Uzia melakukan apa yang benar di mata Tuhan sehingga Tuhan menolongnya, namun sayang ketaatan Raja Uzia tidak sampai tuntas, ketika ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati. Kesombongan ada dalam dirinya, sehingga hidupnya tidak berkenan lagi dihadapan Tuhan.

Kesombongan adalah salah satu racun yang dapat membunuh kehidupan manusia, mungkin tidak membunuh tubuh secara langsung tapi membunuh karakter secara pelan-pelan. Kata lain dari sombong adalah tinggi hati. Saat seseorang merasa tinggi hati, dirinya adalah tokoh yang paling penting dan utama, sehingga dirinya adalah orang yang harus diprioritaskan lebih dahulu. Karena merasa dirinya yang paling penting, dia lupa akan posisinya sehingga berani mengambil bagian orang lain yang bukan menjadi haknya. Seperti Raja Uzia yang berani membakar ukupan, mengambil tugas sebagai imam. Tidak semua orang bias menjadi imam, hanya suku Lewi dan keturunan Harun yang boleh menempati posisi sebagai imam (2 Taw. 26:18).

Kesombongan membuat Raja Uzia lupa siapa dirinya. Sangat disayangkan, Raja Uzia adalah raja yang takut akan Tuhan dan hidup benar dihadapan-Nya, sebagai raja, Uzia pasti mengetahui dengan jelas akan peraturan tersebut.

Karakter Raja Uzia mulai merosot, sehingga ia menjadi sewenang-wenang, dan tidak mau ditegur. Kesombongan adalah awal dimana karakter dan moral seseorang jatuh, karena ia adalah yang utama, maka dirinya adalah yang paling benar, meskipun perbuatannya salah. Untuk itu sebagai anak Tuhan, kita harus berhati-hati, dengan melawan kesombongan. Salah satu cara melawan kesombongan adalah dengan rendah hati, tetapi dalam kerendahan hati ada dua hal yang perlu dilatih agar kita menjadi anak Tuhan yang rendah hati.

Pertama, mau ditegur, orang yang rendah hati adalah orang yang mau menerima teguran dan koreksian dari orang-orang di sekitarnya, dan ketika ia ditegur, orang tersebut akan belajar apa yang perlu diperbaiki dari hidupnya sehingga ia tidak melakukan kesalahan yang sama.

Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati (Ams. 11:2).

Orang yang rendah hati adalah orang yang mau belajar dan dapat berpikir dengan kepala dingin, sementara, orang yang tinggi hati selalu punya alasan untuk membela diri saat ditegur, meskipun ia salah. Orang yang tinggi hati adalah orang yang tidak mau belajar dari teguran sehingga ia dapat jatuh di lubang yang sama.

Kedua, menomorsatukan Tuhan, ketika Tuhan yang menjadi prioritas utama dalam hidup kita, maka apa yang akan dilakukan, pikirkan semua adalah demi kebaikan Tuhan, bukan kebaikan diri kita sendiri. Ketika anak Tuhan menaruh sikap hormat kepada Tuhan, ia tidak akan bertindak melawan perintah Tuhan. Saat pujian dan hal yang menyenangkan datang kedalam hidup kita, maka kembalikanlah semua kepada Tuhan, dengan cara kita tahu bahwa diri kita bukan apa-apa tanpa Tuhan, jika Tuhan bisa memberi kepintaran dan kekayaan, maka itu semua adalah titipan yang harus dikelola untuk kebaikan Tuhan, bukan keegoisan diri kita

Rendah hati adalah kunci untuk melawan kesombongan, kesombongan dapat datang kepada siapa saja, dan ketika kesombongan mulai memasuki hidup anak Tuhan, segera lawan dengan kerendahhatian. Jika kesombongan terus dibiarkan maka semakin lama mental, dan karakter akan semakin menurun sehingga akal sehat tidak dapat berpikir jernih. Tujuan hidup menjadi untuk kesenangan diri sendiri, dan akhirnya dari tinggi hati, akan menjadi iri hati, yang menyebabkan akar pahit dalam hidup manusia.

Karena itu sebagai anak Tuhan mari bersama-sama kita berlatih untuk selalu rendah hati, dimanapun dan kapanpun. Apa yang saat ini kita miliki adalah pemberian dari Tuhan, bukan murni milik kita sendiri. Ketika kita mendapat teguran dari senior, teman, atau keluarga, ketahuilah bahwa Tuhan sedang memakai mereka untuk membentuk karakter kita menjadi lebih baik, sehingga kita mencapai keserupaan dengan Kristus. Tuhan memberkati kita semua.

Oleh Agnes Riana.



Leave a Reply