Menjadi Hamba, Adakah yang Hina?
eBahana.com – Menjadi Kepala tak mau menjadi ekor, karena seolah olah menjadi ekor itu sangatlah hina dan rendahan.
Sering kita menjumpai pernyataan dari orang orang, bahwa kita adalah “kepala bukan ekor” karena mereka mengutip nats, di Ulangan 28:1-14, dan “kita naik tidak akan turun”.
Bahkan nats di atas, dihubungkan lagi dengan statement “kita ini, lebih daripada pemenang”.
“Firman-Nya”, tidak salah namun penerapannya yang kurang tepat.
Waktu kita menerapkan nats itu, dalam konteks masa sekarang, kita perlu perenungan terlebih dahulu, apalagi kita tidak mengerti situasi dan kondisi di saat itu.
Karena itulah, yang membuat hidup kita menjadi tidak relevan, kalau saat ini, kita menerapkannya. Untuk mengklaim atau menerapkan sesuatu ayat yang kita kutip, kita harus mengerti maksud dari ayat tersebut.
Karena konsep itu sudah tidak relevan kalau diterapkan saat ini, sebab Yesus mengajarkan konsep yang meningkat derajat levelnya yaitu kita mau menjadi pelayan bukan pemimpin.
Apalagi Yesus bukan hanya sekedar berkata saja, namun Ia telah memberikan teladan didalam hidupNya sebagai pelayan.
Bahkan Yesus, menjadi bukan yang terutama, Selalu Bapa, yang Dia tinggikan.
Namun banyak orang berlomba lomba ingin menjadi kepala, namun Yesus sebaliknya mengajari kita, untuk menjadi seorang hamba.
Banyak orang yang maunya naik, tidak mau turun. Namun Yesus memberikan teladan, Dia mau turun tinggalkan kemuliaan-Nya.
Menjadi yang terutama tidak harus menjadi kepala.
Menjadi terhormat tidak harus naik di posisi yang tertinggi.
Namun rela turun ke tempat tempat hina, itu juga bisa menjadikan kita terhormat.
Menjadi yang terhebat tidak harus dengan mengalahkan yang lainnya, namun bisa juga dengan cara mengalah, itulah baru, kita disebut hebat.
Pertanyaannya apakah salah kalau kita menjadi kepala?
Jawabannya tentu tidak salah.
Menjadi apapun, jadilah yang terbaik, walaupun kita menjadi ekor.
Karena, saat ini, kita sedang mengalami krisis pengikut yang submit dan penuh tanggung jawab, serta memiliki loyalitas.
Yang ada saat ini, banyak orang pada berebut menjadi kepala dengan segala cara.
Semuanya tidak mau dipimpin maunya memimpin.
Mari renungankan, nats berikut ini; Matius 20:26-28.
26 Tidaklah demikian di antara kamu.Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Jadi cara yang terbaik untuk menjadi besar adalah mau menjadi seorang pelayan.
Jadi cara yang terbaik untuk menjadi yang terutama adalah mau menjadi seorang hamba.
Sekarang, kita mau menjadi apa?
jadilah seseorang yang rendah hati dalam segala posisi apapun,
karena yang terpenting bukanlah posisi kita namun dari sikap hidup kitalah, yang akan menunjukan, siapa diri kita sesungguhnya.
Oleh YR.Suryanto.