Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kemuliaan di Akhir




eBahana.com – Semua orang tahu bahwa perlombaan itu memang sengsara di awal namun bahagia pada akhirnya kalau kita memenangkan suatu perlombaan tersebut. Di dalam kehidupan ini, seumpama perlombaan, memang sengsara pada awalnya namun kita tahu bahwa kalau kita berproses dengan benar maka hasilnya tak akan mengecewakan kita.

Ada suatu pembenaran yang banyak dipercayai oleh banyak orang, bahwa namanya orang yang dekat dengan Tuhan itu hidupnya berlimpah harta dan penuh dengan kekayaan.

Namun hal itu tak mutlak benar, karena Yesus mengajarkan kita tentang suatu perumpamaan dalam Lukas 16; 29-31. Ada orang kaya yang biasa berjubah ungu dan memakai kain halus, selalu bersukaria dalam kemewahannya. Kemungkinan besar cerita itu menunjuk kepada Herodes. Kehidupan orang kaya tersebut pastilah sangat mudah dalam segala aktivitasnya karena orang itu berlimpah dalam segala kekayaan, apapun bisa ia perbuat.

Tetapi berbanding terbalik, di tempat yang sama hiduplah Lazarus yang miskin penuh penyakit borok, Lazarus ini hampir sama dengan Ayub. Untuk menghidupi kebutuhan pokoknya saja Lazarus tak mampu, sehingga harus menunggu makanan sisa dari orang kaya tersebut. Kedua orang itu baik si kaya maupun Lazarus sama sama meninggal dunia. Namun Lazarus berada di pangkuan Abraham atau lebih sederhana Lazarus bahagia setelah mengalami kematian, namun si orang kaya menderita setelah melewati kematiannya.

Mengapa Lazarus menjadi bahagia ?

Memang semasa hidupnya Lazarus miskin susah dan berpenyakitan. Mungkin banyak orang mencibir Lazarus apa gunanya hidup saleh jujur dan takut akan Tuhan kalau kamu menjadi gembel, pengemis yang hina. Bisa saja Lazarus tak mampu mengangkat kepalanya karena memang dia hina, tak punya apapun. Walaupun demikian Lazarus punya iman, ia taat pada pada ajaran Musa dan para Nabi memang seolah nasib baik tak memihaknya namun tak membuat kehidupan imannya, tak lapuk oleh penderitaan dan tak lenyap oleh derasnya tekanan.

Karena Lazarus bertahan dalam iman walaupun hidup menderita ia memperoleh kebahagiaan pada akhirnya. Berbeda pada si kaya  yang hidup dalam segala kelimpahan karena tak memiliki iman, sehingga hatinya miskin dalam kasih, hatinya tumpul dalam kepedulian, sehingga ia menderita pada akhirnya. Oleh karena itu jika kita memiliki iman maka bertahanlah dalam segala hal, pastilah kita akan mendapatkan kebahagiaan pada akhirnya.

Dan jika kita memiliki kelebihan bahkan kelimpahan maka milikilah kasih dan kepedulian, maka kita pun layak mendapatkan kebahagiaan pada akhirnya. Selagi kita masih hidup percayalah kepada Kristus Yesus kalau setelah kematian tak ada lagi kesempatan untuk merubah hidup kita lagi, selain menerima kesengsaraan. YrSurya



Leave a Reply