Kabar Itu Seharusnya Sukacita
Bacaan: Lukas 7:18-23
Nats: Lukas 7:22
Dan Yesus menjawab mereka: “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
Akhir-akhir ini media massa di Indonesia digaduhkan dengan berita yang mengundang kontroversi masyarakat. Berita tersebut memuat kabar adanya penganiayaan terhadap sesosok perempuan. Tentu saja kabar tersebut dengan cepat tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Berita tersebut memang dibangun atas dasar kepentingan segelintir orang, namun hal itu tentu memicu rasa curiga publik terhadap pihak yang diberitakan. Kecurigaan tersebut merupakan benih dari ujaran kebencian, hujatan, cemoohan dan ejekan terhadap sosok yang membuat kabar yang tidak benar. Suasana tersebut tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan dalam benak masyarakat, oleh karena telah membangun opini yang buruk.
Di tengah suasana yang sedang memuncak ini, kita perlu sejenak untuk mawas diri; apakah kita sebagai pembawa warta sukacita atau justru sebaliknya? Suasana yang sedang diliputi rasa kebencian, perlu untuk diurai kembali sehingga menjadi harmoni. Untuk mengembalikan suasana harmoni inilah yang memerlukan tidak sedikit orang sebagai penabur warta sukacita. Kabar sukacita adalah hal yang sangat dinanti-nantikan oleh setiap manusia, oleh karena kabar tersebut selalu membawa kelegaan dalam hati. Oleh sebab itu, kabar itu seharusnya sukacita.
Menjadi pewarta sukacita tidaklah sulit, hanya saja yang dibutuhkan adalah keberanian untuk berlaku jujur. Ketika nilai-nilai penghargaan yang menghidupi kebersamaan dalam masyarakat tergoncang dengan kepentingan politik, maka harus dengan konsisten kita terus membangun kerjasama dalam masyarakat hingga damai sejahtera kembali dapat dirasakan bersama. Dari situlah benih warta sukacita itu tumbuh, berbuah dan memberikan manfaat bagi kehidupan.
Refleksi:
1.Tuliskan pengalaman-pengalaman saudara dalam membangun sukacita bersama.
2.Tuliskan kesejukan apa yang hendak saudara bagikan untuk dunia.
Doa:
Tuhan aku ingin menjadi garam dan terang dunia. Semoga aku mampu menghadirkan damai sejahtera dalam lingkungan sekitarku. Amin.
Perutusan:
Dalam Nama Yesus Kristus; Aku akan menghadirkan sukacita dan kedamaian dalam kehidupan bersama.
Vicky Tri Samekto, S.Th