Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Dikala Stagnan




eBahana.com – Setiap usaha ataupun perjuangan pastilah pernah mengalami titik stagnan, atau suatu peristiwa, di mana kita tak mengerti apa lagi yang harus kita kerjakan. Mari kita belajar  pada guru Agung, Yesus Tuhan kita. Di saat Yesus mendengar bahwa Yohanes telah ditangkap, maka Yesus tidak mau pelayanan-Nya atau pekerjaan-Nya terhenti karena peristiwa itu. Dalam kuasa Roh “ kembalilah” Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia “mengajar” di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang “memuji Dia”. Lukas 4:14-15.

Dari nats di atas ada 3 hal yang bisa kita lakukan di saat kita mengalami kebuntuan atau stagnan. Kita belajar dari Yesus Tuhan kita.

Pertama, mari kita kembali, jangan paksa tetap maju kalau di depan adalah jalan buntu. 

Kebiasaan dari kita kalau mengalami stagnan biasanya kita terus menerus berkutat kepada persoalan itu saja. Tanpa kita sadari energi kita habis hanya mengurusi permasalahan yang tak kunjung ada habisnya, sehingga kita tidak lagi melihat hal-hal yang lainnya. Oleh karena itu, tanpa kita berputus asa ataupun menyerah kita tinggalkan sejenak persoalan yang stagnan itu. Kita fokus kembali kepada hal hal yang dulu kita sudah kerjakan. Setelah kita selesaikan hal itu kita kembali mengatasi permasalahan yang stagnan tadi. Hal itu yang dilakukan oleh Yesus, disaat di daerah Yohanes pembaptis ada suatu permasalahan, Yesus tidak larut dalam permasalahan tersebut dan Ia tidak lari dari permasalahan itu, namun Dia mengerjakan hal-hal lainnya, supaya lebih efisien dan efektif. Begitu juga dengan kita, kalau ada sesuatu yang sudah tertutup janganlah kita menunggu di depan pintu yang tertutup itu terus menerus namun melangkahlah untuk melihat area lainnya, siapa tahu ada pintu lain yang masih terbuka. Mari lapangkan pandanganmu agar bisa melihat yang lebih luas lagi.

Kedua, mari saatnya gunakan Talenta kita ataupun karunia yang dari Tuhan.

Setelah kita kembali ke tempat yang semula, kita tidak bisa mengerjakan dengan cara yang sama lagi, walaupun itu merupakan tempat atau keahlian kita yang dulu kita kuasai, karena hasilnya bisa sama bahkan bisa menurun, kita harus mengerjakan dengan cara yang berbeda atau dengan potensi yang lebih baik lagi. Di saat Yesus kembali ke tempat asalnya, Dia mengunakan kemampuan dasarnya yaitu mengajar, namun mengajarnya Yesus sekarang sangatlah berbeda, sekarang Yesus mengajar kebenaran yang benar plus dengan ditambahi pengalaman-Nya selama Ia melakukan perjalanan-Nya keliling. Jadi kita boleh saja kembali mengerjakan hal hal yang dulu kita sudah kerjakan namun harus dipertajam dengan talenta ataupun karunia dari Tuhan. atau kita boleh saja mengerjakan hal baru namun juga harus dengan kemampuan yang  optimal.

Ketiga, mari kita lebih old out.

Setelah kita kembali dan plus, mengerjakan dengan kemampuan dan karunia dari Tuhan. Maka sebagai tolok ukur keberhasilan kita adalah kepuasan orang orang yang melihat pekerjaan  kita bukan kepuasan diri kita semata. Yesus mengajar dan semua orang menjadi kagum akan dia  dan membuat Yesus dipuji oleh banyak orang. Karena Yesus mengajarnya secara old outBegitu juga dengan kita, lakukan segala sesuatu dengan maksimal maka hasilnya tidak pernah berdusta kepada kita. Apabila kita mengalami jalan buntu atau tertutup oleh dinding kemustahilan, maka janganlah berputus asa, siapa tahu bahwa dinding itu mengajari kita untuk memanjat atau mendobraknya, hanya semangatlah yang bisa melakukannya.

Mari kembali melakukan yang dulu kita sudah lakukan namun dengan cara yang berbeda, dan disertai dengan talenta ataupun karunia yang dari Tuhan dan mengerjakan  dengan penuh keyakinan atau old out setiap apa yang kita kerjakan, maka lihatlah, kerja keras dan kerja cerdas kita ini, pasti akan menghasilkan hasil yang sebanding dengan kesungguhan hati kita.

Oleh Y. R. Suryanto.



Leave a Reply