Berbagi yang Tak Merugi
eBahana.com – Benarlah kata Amsal 11:24, ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.
Suatu pertanyaan bagaimana mungkin orang yang berbagi itu tidak rugi, bukankah orang yang suka berbagi orang itu kehilangan sesuatu bukan mendapatkan sesuatu. Jawabnya bisa ya, orang berbagi bisa rugi dan juga bisa tidak.
Mengapa orang berbagi tidak merugi, ada beberapa alasan, memang kita harus berbagi?
Pertama, supaya ada keseimbangan, 2 Korintus 8:13-14, rusaknya mata rantai ekosistem dimulai dari terputusnya mata rantai kehidupan. Kalau mata rantai ekosistem rusak maka timbullah bencana. Timbulnya kerusuhan disebabkan oleh kesenjangan ekonomi. Kesenjangan inilah penyebab berbagai bagai kerusuhan yang ada saat ini. Munculnya konflik dipicu adanya ketidak meratanya pembagian. Beda pendapat tidak masalah namun kalau beda pendapatan akan menimbulkan konflik antar sesama. Dari ketiga hal negatif itu kalau kita simpulkan disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan.
Kalau semuanya seimbang, maka mata rantai ekosistem tak terputus, kerusuhan tak terjadi dan konflik akan terhindari. Oleh karena itu Tuhan mengajarkan kita untuk berbagi supaya ada keseimbangan dan pemerataan. Seperti tertulis dalam 2 Kor. 8:13-14. Dengan jelas dalam nats itu dikatakan bahwa kita berbagi bukan karena membantu mereka namun untuk kita juga, supaya ada keseimbangan, kalau tidak ada ada keseimbangan maka muncullah tiga hal negatif di atas.
Kedua, berbagi. Supaya kita bisa menuai, 2 Korintus 9:6, 10. Istilah lain dari berbagi adalah menabur. Yang seharusnya kita tabur hari ini namun kita tidak menabur malahan memakannya supaya kita kenyang, maka bisa dipastikan bahwa kita akan lapar di kemudian hari. Namun kalau kita tabur satu biji jagung maka bisa menuai satu tongkol jagung yang berisi puluhan biji jagung. Jadi menabur atau berbagi itu menguntungkan diri sendiri di hari kemudian. Dalam 2 Kor. 9:6,10, Tuhan berkata siapa menabur banyak akan menuai banyak dan yang menarik bawah benih atau berkat itu dari Tuhan bukan dari kita, maka taburlah.
Ketiga, berbagi supaya kita berfungsi, Maleakhi 3:6, 10. Latar belakang ayat ini adalah: ada 12 suku Israel, yang 11 suku mendapatkan tanah atau wilayah sedangkan Suku Lewi tidak mendapatkan wilayah. Yang 11 suku bisa mengelola atau bekerja sedangkan Suku Lewi tidak bisa atau tidak boleh bekerja. Karena Tuhan sudah mengatur mekanisme atau fungsi masing masing, maka 11 suku berfungsi untuk menjaga kehidupan jasmani Suku Lewi, sedangkan Suku Lewi berfungsi untuk menjaga spirit kerohanian 11 suku yang lainnya. Itulah latar belakang istilah persepuluhan di Mal. 3:10
Kalau fungsi itu tidak dijalankan maka rusaklah sistem mekanisme yang sudah diatur oleh Tuhan, keberlangsungan hidup semua suku Israel akan kacau. Di era sekarang, para hamba Tuhan adalah aplikasi dari Suku Lewi, sedangkan jemaat atau umat adalah penerapan dari 11 suku yang lainnya. Jadi karena 11 suku mengembalikan hak dari Suku Lewi makanya Tuhan berkati 11 suku menjadi bangsa yang berbahagia, Mal.3:11-12, tetapi kenapa ada Hamba Tuhan yang bekerja seperti jemaatnya. Jawabnya, memang seharusnya Hamba Tuhan itu tidak bekerja secara fisiknya supaya maksimal cover spirit jemaatnya, 1 Kor. 9:4,11, namun karena jemaat belum mampu cover Hamba Tuhannya maka Hamba Tuhan itu bekerja, seperti Rasul Paulus jadi tukang tenda, untuk membiayai pelayanannya.
Jadi berbagi itu merupakan mekanisme dari kehidupan kita. Dengan berbagi akan ada keteraturan dalam hidup karena adanya keseimbangan dan supaya kita bisa menuai karena kita telah menabur, serta kita berfungsi dibagian yang Tuhan telah tentukan. Y. R. Suryanto
Note :
Dalam rangka sukacita natal, saya memberikan apresiasi berupa pulsa atau uang. Spesial untuk respon terbaik bagi para pembaca renungan ini.
Caranya: Buatlah komentar, dari pengalaman apa yang didapatkan setelah membaca renungan ini.
Kirim komentar Anda ke nomor WhatsApp +6285256706188.
Apresiasi 1. Rp 500.000,-
Apresiasi 2. Rp 300.000,-
Apresiasi 3. Rp 200.000,-
Apresiasi 4, buat 5 orang, masing masing Rp 100.000,-
Yang mendapatkan apresiasi akan diumumkan pada 25 Desember 2019, baik via WhatsApp ataupun renungan edisi 25 Desember 2019.