Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Berani Simpan Kemampuan!




eBahana.com – Kebiasaan orang yang bekerja menjelang akhir minggu ataupun akhir jam kerja, biasanya memiliki energi yang besar untuk segera menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik, karena segera istirahat, tetapi kalau orang itu berkemas sebelum jam kerja habis, maka celakalah jika ketahuan pimpinannya.
Bagaimana sikap kita dalam bekerja kalau bukan jam kerja sebagai patokannya melainkan memenuhi target sebagai goalnya. Karena upahnya berdasarkan poin yang kita sudah raih. Pasti kita akan giat setiap harinya.
Dalam Lukas 19:11-27, dimulai dengan suatu harapan bahwa Yesus akan menyatakan kuasa-Nya yaitu menjadi Mesias bagi bangsa Israel, namun Yesus memberikan perumpamaan tentang sikap yang baik menjelang waktu yang terakhir.

Perumpamaan Mina dalam kisah ini, menggambarkan potensi atau kemampuan yang diberikan kepada manusia oleh Allah, istilahnya adalah karunia. Tuhan tidak pernah, tidak memberikan potensi atau kemampuan kepada setiap individu manusia.

Satu mina memiliki nilai 100 Dinar untuk 100 hari kerja atau gaji selama tiga bulan. Dalam hal usaha satu mina bisa sebagai modal usaha yang cukup walaupun tidak besar. Artinya setiap manusia diberikan potensi dasar yang sama dari Tuhan yaitu masing masing satu mina atau satu potensi yang bisa berfungsi selama 100 hari saja. Jika dalam waktu seratus hari potensi itu tidak digunakan maka potensi itu akan mati dengan sendirinya namun kalau digunakan maka potensi itu akan berkembang sesuai dengan kemampuan kita dalam mengembangkannya

Inilah respon manusia saat diberikan potensi oleh Tuhan.

Pertama, menghargai dan mengerjakan, Luk. 29:13, 16-29.

Di saat kita ingin mengembangkan potensi yang diberikan Tuhan pada kita maka langkah yang harus kita lakukan adalah, dalam ayat 16, menghargai potensi itu. Orang itu berkata Tuan karena Mina yang dari tuanlah maka Mina itu bisa berkembang. Atau karena karunia dari Tuhanlah sehingga karunia itu bisa berkembang. Atau lainnya lagi, karena berkat dari Tuhanlah maka berkat itu bisa berkembang.
Jadi poinnya menghargai yang memberi.

Selanjutnya mengerjakan dengan tekun dari hal hal yang sederhana, mengerjakannya dengan kecintaan, ayat 17, setia dalam perkara kecil maka akan memperoleh hasil yang besar bahkan ditambahkan lagi berkat oleh Tuhan, ayat 24-25.

Walaupun terkadang hasilnya tidak maksimal namun yang terpenting kerjakanlah dengan baik, karena usaha yang baik akan sebanding dengan hasilnya, ayat 19.

Kedua, takut beresiko, Luk. 19:29-24.

Sangat kontradiksi dengan hal di atas. Dalam hal ini ada orang yang tak mau ambil resiko dengan mencari posisi aman. Orang yang suka mencari posisi aman memiliki ciri suka menyalahkan keadaan dan mengabaikan tanggung jawab. Oleh karena itu ia tak mau mengambil resiko. Di mata Tuhan orang seperti itu dianggap jahat, karena hidupnya tak memiliki makna sama sekali, ayat 22, 21. Orang benar akan memiliki keyakinan, bahwa karunia yang Tuhan berikan kepada kita, apabila digunakan pasti akan menghasilkan hal yang baik.

Namun kalau orang yang sudah diberikan kemampuan oleh Tuhan namun tidak menggunakannya, itu sama dengan tidak menghargai Tuhan dan orang itu, orang jahat di mata Tuhan. Camkanlah, Lukas 19:26, “…Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.” Artinya kalau kita memiliki kemampuan dari Allah dan kita gunakan maka potensi itu akan berkembang namun kalau kita tak mau gunakan, maka potensi kita akan hilang atau mati. YrSurya



Leave a Reply