Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Awas! Area Rawan Terjatuh!




eBahana.com – Kenalilah, area-area mana saja, yang membuat kita bisa terjatuh. Karena kalau kita bisa mengenalinya, maka kita bisa antisipasi.

Mari kita renungkan kisah Yesus yang dicobai oleh iblis, Lukas 4:13  Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.

Dari ayat di atas bisa kita dapatkan suatu ungkapan bahwa, iblis menunggu waktu yang baik atau tepat untuk mencobai lagi. Kita bisa mendapatkan kepastian bahwa semua mahluk bisa terjatuh didalam dosa, Malaikatpun bisa terjatuh, apalagi kita manusia. Oleh karena itu, hiduplah dengan waspada dan tetap berhati hati namun tanpa harus dengan rasa was was ataupun takut, itulah kuncinya.

Ada tiga hal yang harus kita waspadai, supaya kita tidak terjatuh.

Pertama, Di Saat Kerohanian kita Memuncak. Sering sekali kita, beranggapan bahwa di saat kita lagi on fire atau lagi khusyuk-khusyuknya dan dekat dengan Tuhan, di saat itulah kita tidak akan dicobai oleh Iblis, mari kita membaca, Lukas 4:1, Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di saat Yesus penuh dengan Roh kudus bahkan dijelaskan dalam lukas 3: 22,  Yesus menjadi diberkenan dan dikasihi oleh Bapa, namun dengan sengaja Roh Kudus membawanya ke Padang Gurun. Adapun maksud dari di bawahnya ke padang gurun dengan tujuan, Bapa mau menguji kapasitas kerohanian-Nya, namun  disisi lainnya iblis ingin mencoba juga dengan tujuan mau merontokkan kapasitas iman-Nya. Kalau Yesus saja, iblis tanpa ada rasa segan segan begitu beraninya ia mencobai-Nya, apalagi kita. Oleh karena itu “waspadalah” disaat kita merasa kerohanian kita maksimal, di saat itulah “ada dua hal terjadi”, ujian yang datang dari Tuhan yang bertujuan untuk meningkatkan level keimanan kita atau cobaan yang berasal dari iblis supaya kita mengalami penurunan iman.

Kedua, Di Saat Kelemahan kita Memuncak. Setelah pada sesi pertama Yesus lulus pada ujian kerohanian dan pencobaan iman maka, ada sesi selanjutnya, untuk kembali menguji dan mencobai Yesus maupun kita, Yaitu di saat kita berada pada posisi terlemah atau terendah. Lukas 4:2  Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Saat terbaik waktu kita terjatuh adalah di saat kita berada pada posisi rendah dan lemah, maka di saat itu kita perlu waspada. Di saat kita pada posisi lemah dan terendah, bukan hanya fisik kita yang lemah namun juga mental atau jiwa kita juga turut lemah, bahkan hal itu bisa berimbas ke roh kita dan roh kita pun turut menjadi  lemah. Oleh karena itu berhati hatilah di saat kita pada posisi lemah atau rendah karena di saat itulah cobaan mendekat.

Ketiga, Di Saat Kita Tidak Menguasai Firman. Masih dalam perikop waspada, di saat kita merasa rohani memuncak atau juga  pada saat kita rendah dan lemah, bahkan selanjutnya di saat kita tidak menguasai Alkitab, itu adalah posisi “rawan” untuk menjadi sasaran iblis untuk menjatuhkan kita. Ada banyak sekali orang salah mengerti akan pentingnya belajar Alkitab secara komprehensif, atau menyeluruh. Banyak dari kita menguasai Firman hanya sepenggal ayat sudah  dijadikan doktrin atau pegangan. Dalam Lukas 4:3-12, Iblis selalu mengutip ayat untuk memperkuat argumentasi agar Yesus terjatuh dalam jeratnya, namun Yesus menjawab dengan kutipan ayat juga. Dalam hal ini kita tahu bahwa si jahat pun mengunakan ayat sebagai alat serang, oleh karena itu kita juga harus paham Alkitab supaya tidak mendapatkan serangan oleh rupa-rupa angin pengajaran.

Jadi penyakit kita kalau kita sudah rohani, kita merasa yang lainnya berdosa dan kita tidak simpati atau berempati kepada orang yang berdosa, kita menjadi eksklusif. Di saat itulah kita sudah terjatuh karena kesombongan kerohanian kita.

Apa lagi di saat kita dalam posisi rendah dan lemah, cenderung kita menjadi sensitif dan mudah menyalahkan orang lain ataupun keadaan sekitar. Pada saat itulah kehidupan kita malah menjadi makin lemah dan rendah karena sikap kita yang salah itu. Dan hal yang tak kalah pentingnya bagi kita juga harus waspada di saat kita merasa menguasai Firman ataupun tak mau belajar Firman. Di saat itulah kita sudah terjatuh. Mari kita waspada tanpa was-was, siaga tanpa mengurangi sukacita kita, dengan mengenali diri kita sendiri, karena itulah hakekat dari hidup kita, tetap berjaga dengan gembira tanpa harus terintimidasi.

Oleh Y. R. Suryanto.



Leave a Reply