Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

ALLAH ADALAH AHLI DARI SEGALA AHLI




eBahana.com – PEMBENTUKAN TUHAN

Supaya  segala sesuatu bisa menjadi baik dalam pemandangan  manusia maka syaratnya harus diubah, begitu juga dengan perak, karena benda tersebut sehabis ditambang tidak langsung memacarkan sinar putih tetapi perlu dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa menarik dan bernilai. Dan ternyata tidak semua orang bisa membentuk perak menjadi suatu benda yang bernilai tinggi. Sebab untuk membentuk perak menjadi bsrang bagus dan bernilai memerlukan keahlian kusus dan itu harus belajar kepada ahlinya dan memang harus mempunyai talenta dibidangnya. Kalau Salomo raja Israel yang ketiga mengkususkan tentang bejana yang berasal dari perak, karena akan ia jadikan hiasan ditaruh di bait Allah dan di istananya.  Salomo untuk menghiasi bait Allah dan istananya disamping dengan  emas juga menghiasinya menggunakan perak. Kususnya perlengkapan peribadatan dan perlengkapan kerumah tanggaan istana Salomo. Seperti apa yang dikatakan ayat firman Tuhan di bawah ini

“Sisihkanlah sanga dari emas, maka keluarlah yang indah bagi pandai emas, sisihkanlah sanga dari perak maka keluarlah bejana yang indah bagi tukang perak.”

Ayat di atas menunjukan bagaimana proses menjadikan perak itu supaya mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan berestetika sehingga sangat menarik dalam pemandangan manusia. Demikian pula dengan manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah ia tidak lagi menarik dihadapan-Nya karena sudah  kehilangan estetika sebab gambar Allah dalam diri manusia sudah hilang. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana supaya gambar Allah dalam diri manusia bisa kelihatan lagi? Ya syaratnya harus bersedia dibentuk lagi atau dilebur lagi seperti perak. Siapa yang bisa membentuk? Karena manusia  yang menciptakan itu adalah  Allah maka yang sanggup membentuk lagi seperti semula hanya  Dia.  Untuk itu manusia harus hidup seturut dengan  kehendakNya dan menurut apa yang Dia mau terhadap diri kita. Sebab Ia lebih tau  dengan apa yang menjadi kebutuhan kita dibandingkan dengan diri kita sendiri.  Dengan demikian Allah akan lebih mudah di dalam melakukan pembentukan terhadap diri kita sehingga menjadi indah dalam pemandangan—Nya.

MEREVOLUSI DIRI

“Sebagai ganti tembaga  aku akan membawa emas, dan sebagai ganti besi aku akan membawa perak, sebagai ganti kayu, tembaga dan sebagai ganti batu besi; Aku akan memberikan   damai sejahtera.”

Pada dasarnya Allah ingin melihat diri kita sebagai umatNya itu agar  selalu lebih baik dan lebih baik lagi dari hari ke hari. Perubahan yang terjadi pada diri kita itu berdasarkan romantika dan dinamika kehidupan kita sendiri dan juga orang lain di sekitarnya. Dengan kata lain  perubahan pada diri kita seiring  dengan bertambahnya usia, dari bayi menjadi anak anak, dari anak anak menjadi remaja, dari remaja menjadi dewasa dan menjadi tua. Demikian pula dengan iman kita kepadaNya semakin hari harus semakin mengakar kuat dan semakin betumbuh serta menghasilkan buah yang banyak seiring bertambahnya usia kita. Tetapi pada kenyataanya bahwa yang bertumbuh dengan baik itu hanya usia jasmaninya saja tetapi hikmat dan kebijaksanaan serta imanya kepada Allah tidak bertumbuh, akan tetapi tetap  menjadi bayi rohani atau anak anak rohani.  Hal inilah yang sangat dibenci oleh Dia. Untuk bisa menjadi berubah sesuai yang Allah inginkan itu harus mempunyai komitmen yang kuat di dalam Tuhan sebab tanpa hal itu tidak akan mungkin  bisa  terjadi adanya perubahan . Oleh karena itu manusia harus berani keluar dari zona nyaman atau berani mencelen dirinya sendiri.

Kalau kita mencermati ayat firman Tuhan  di atas, kata: “Sebagai ganti” menjadi kata kunci atau kalimat yang sangat penting untuk memahami maksud dan tujuan kata tersebut. Ayat ini berisi tuntutan untuk terjadinya suatu perubahan tetapi bukan yang sejenis, yang dimaksudkan bukan sejenis adalah: Seharusnya dari tembaga yang lama diganti dengan tembaga yang baru, tetapi karena terjadi perubahan  bukan sejenis, dari seharusnya membawa tembaga tetapi membawa emas. Inilah yang disebut perubahan yang sejati, kalau Rasul Yohanes menyebutnya lahir baru tetapi kalau rasul Paulus menyebutnya hidup baru. Perubahan dari kehidupan lama yang penuh dengan dosa berubah menjadi hidup yang penuh dengan kebenaran dan kebaikan. Intinya  seharusnya membawa tembaga lalu membawa emas, seharusnya membawa besi  tetapi pada akirnya membawa perak, sebagai ganti kayu membawa tembaga dan seharusnya membawa batu menggantinya dengan besi, prinsipnya harus ada perubahan dan atau menjadi bentuk baru. Perubahan bentuk  yang demikian itulah yang menjadikan Tuhan Allah menurunkan damai sejahteraNya kepada kita. Dan damai sejahtera yang Dia berikan itu kekal, bukan jangka pendek atau sesaat saja,  tergantung kita mampu menjaganya atau tidak. Supaya damai sejahtera Allah terus ada dan menaungi kita maka perubahan itu terus menerus seiring dengan bertambahnya usia kita. Seperti juga berkat Tuhan kepada kita selalu baru setiap hari,  demikian juga dengan perubahan dalam diri kita harus demikian juga. Intinya antara damai sejahtera dan berkat itu selalu seiring sejalan.  oleh karena itu perubahan demi perubahan yang Dia mau juga harus terus menerus.   Kuasa Roh Kudus dan kuasa firman Tuhan yang akan memampukan kita.

 

Oleh Sulang Markus.



Leave a Reply