Chichie Salmon: IMAN TERBENTUK DARI PELAYANAN
Talentanya bernyanyi dimulai sejak kecil. Ia berpikir talenta itu miliknya untuk kebanggaan diri. Ia sempat sombong, tetapi akhirnya sadar bahwa talenta adalah anugerah dari Tuhan untuk memuliakan-Nya.
Semula, Chichie Salmon (35) merasa bernyanyi hanya bagian dari hobi bawaan anak-anak. Sejak kecil ia sering bernyanyi di lingkungan sekolah dan gereja. “Saya pikir menyanyi hanya hobi biasa. Belum menyadari bahwa suara saya dapat memberkati banyak orang,” tutur gadis asal Manado ini.
Pada 2005 ketika bergabung di pelayanan Natanael Ministri Jakarta, ia masih belum menyadari tujuan Tuhan dengan suaranya yang indah itu. Sering kali ia bernyanyi dengan motivasi tertentu. “Bahkan saya mempunyai motivasi hanya ingin didengar orang. Ingin nunjukin ke orang lain” maksud chicie adalah rasa sombong dengan suaranya. Sikap ini bertahan cukup lama. Bahkan dalam pelayanan penginjilan, masih saja tercetus kesombongan.
Seperti apa itu? Chichie bercerita, dalam pelayanan penginjilan, ia kerap pergi ke daerah-daerah untuk pelayanan. Jadwalnya cukup padat. Jika dihitung, dalam satu bulan ia berada di rumah hanya sekitar 10 hari. Selebihnya ia sibuk pelayanan. Pamer suara. “Ini motivasi salah yang pernah saya pegang. Waktu itu saya berprinsip, ini kan talenta saya, jadi saya harus show ke orang. Liatin ke orang, ini lho Chichie,” terangnya.
Kini ia telah menyadari bahwa talenta bukanlah untuk kesombongan. Proses menyadari arti pelayanan melalui bernyanyi cukup panjang. Suatu kali, dalam sebuah pelayanan, firman Tuhan menempelaknya. Firman Tuhan begitu kuat terasa mencukur kesombongannya. Bahwa kemuliaan hanya untuk Tuhan. Termasuk ketika bernyanyi. Penggemarnya boleh banyak, tetapi apa pun kondisinya, pujian dan kehormatan hanya milik Tuhan.
Chichie bersyukur lingkungan pelayanan telah menyadarkannya. Iman yang terbentuk dari pelayanannya ke mana-mana membuatnya sampai pada titik pengenalan yang sebenarnya. “Puji Tuhan akhirnya melalui proses ini saya makin menyadari arti dan tujuan talenta yang Tuhan berikan untuk saya. Intinya, talenta itu untuk kemuliaan Tuhan,” jelas Putri tunggal pasangan Pdt. Nus Stenly Salmon dan Nin Kantale ini.
Sekarang bagi Chichie, bernyanyi itu hanya untuk memuliakan Tuhan. Sebab itu, pelayanannya kini tidak lagi memilih-milih tempat, apalagi melihat jumlah pendengar. Pelayanan sekecil apa pun dan di mana pun dilakukan Chichie. Bahkan kini ia sering melayani di pelosok, hanya untuk memberkati banyak orang lewat suaranya. “Bagi saya di kota di desa sama saja. Pelayanan, ya, pelayanan. Tidak boleh membedakan. Saya harus menyanyi sebaik-baiknya,” imbuhnya.
Chichie pernah bergabung dalam Trio Narwastu. Ia pun bagian dari Gate of Prise (GOP), band anak muda yang sangat progresif dan kreatif. Teranyar, Chichie pernah menggarap album rohani, di antaranya Beautiful Grace, G4C,GOP, 180 Degree Worshippers, POW 20 (JP), POW miracles, TAKHTA SUCI (kompilasi). Ia berharap, dalam beberapa waktu lagi, album barunya akan rampung. Ia melibatkan beberapa rekannya dalam penginjilan. “Doakan saja, semoga memberkati banyak orang,” pinta gadis yang suka gaya rambut poni ini. Stev