Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

SOS Global Ministries Rayakan Natal Kristus




Jakarta, eBahana.com –  Sahabat Orang Sakit (SOS) Global ministries merayakan Natal secara virtual pada Minggu (12/12) kemarin. Natal yang dikemas oleh Tim SOS ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh jejaring SOS di beberapa negara dan daerah di Indonesia. Pantauan eBahana.com, saat acara natal itu, seorang ibu bernama Sisca Sansan yang tinggal di Perancis, menderita  kanker genetik sejak tahun 2017, dan dianggap orang sebagai penyakit kutukan. Namun bukan hanya sakit penyakit yang dideritanya. Hal yang lebih menyakitkan adalah ditinggal pergi ibu dan suami tercinta untuk selamanya.

Dalam kesaksian yang dipandu Ps.Thomson itu, Sisca mengungkap kalau ia divonis dokter, umurnya sudah tidak panjang lagi. Rupanya ia keracunan obat kanker yang mengubah darah menjadi kental. Ia pun sampai diminta harus segera mengucapkan selamat tinggal untuk keluarga. Saat itu Sisca ditidurkan dalam ruang untuk pasien status koma. Ruangan itu penuh karena menampung pasien covid. Di situ ia hanya berkata “Yesus disalib tidak pernah koma, mati atau hidup”. Ia pun minta untuk mau hidup untuk Tuhan atau mati karena keuntungan.

Setiap hari ia melihat satu demi satu pasien meninggal, dan dokter sendiri masih tidak tahu penyebab Sisca masih bertahan hidup. Namun Sisca pada akhirnya terkena covid. Saat diisolasi, ia sempat berkomunikasi dengan pasien yang terikat kuasa gelap. Dan saat itu untuk pertama kalinya, Tuhan menyuruh Sisca mau melayani. Bagi Sisca permintaan tuhan itu lebih dari hidup dan mati, ditambah penghiburan Tuhan di ruang isolasi.

Sisca bercerita, setiap pagi sewaktu berdoa, ada dua burung yang datang bersukacita. Kehadiran burung itu membuatnya ingat tentang firmanNya: kalau Tuhan berkata burung saja Tuhan pelihara apalagi kamu sisca. Namun pada akhirnya dokter menyatakan penyakit Sisca sudah tidak ada lagi.

Hal yang membuatnya bisa bertahan hidup dalam penderitaan adalah Hidup Bersama Firman, berkomunitas dengan  Sahabat Orang Sakit dan gereja di perancis, serta  berhubungan personal dengan Bapa di sorga. Seperti ada tertulis dalam Filipi 1:21 “karena bagiku hidup adalah untuk kristus dan mati adalah keuntungan. Jadi kalau hidup harus Tuhan yang diuntungkan. Sisca sangat yakin semua sakitnya akan hilang selamanya. Dan ia mau bersaksi dimanapun dan kapanpun demi melakukan semua hal yang menguntungkan Kerajaan Allah.

Diakonia Rumah Singgah Makassar

Sementara itu, dalam acara Diakonia untuk Rumah Singgah SOS Makasar, Ps Stefanus Wijaya mengarahkan semua persembahan Natal akan digunakan untuk Rumah Singgah SOS Makasar. Rumah singgah itu akan menampung orang-orang sakit yang direkomendasikan dari pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian timur agar bisa berobat secara gratis dan bisa memberikan makanan jasmani maupun rohani. Sehingga waktu sakit mereka akan terus berpengharapan kepada Kristus dan mendapatkan kekuatan di dalam Yesus. “Ada banyak Sisca lainnya yang dapat ditolong, dipulihkan, dikuatkan, dimuridkan, diutus menjadi berkat bagi banyak orang,’’ harapnya. Stefanus juga menjelaskan kalau ada salah satu rumah yang diberi ijin oleh pemiliknya akan dipakai gratis oleh SOS selama sepuluh  tahun, meski membutuhkan banyak renovasi. Sehingga saat ini SOS tengah berdiakonia untuk membantu renovasi Rumah Singgah yang dimaksud.

Harapan Tak Terbatas

Ps Debby Basjir dalam refleksi Natalnya yang dikutip media ini, mengangkat tema harapan yang tidak terbatas. Debby percaya Yesus datang ke dunia membawa pengharapan besar. Ia juga menyaksikan penyertaan Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya. Karena ia berasal dari keluarga yang tidak mengenal Yesus tapi bisa dipanggil dan dipilih Tuhan. “Saya dipanggil dan dipilih Tuhan. Ini membuat saya harus dibuang dari keluarga dan mau dibunuh oleh orang tua saya. Banyak pertanyaan sinis ditujukan kepada saya. Namun yang menjadi alasan untuk saya tetap kuat dan tidak melepaskan Kristus adalah pengharapan kepada Kristus: ada jaminan hidup yang kekal,’’ ungkapnya.

Dalam Roma 8: 24-25, lanjut Debby, ada sesuatu yang membuat manusia bergairah mengikut Tuhan. Itu adalah pengharapan di dalam kristus. Manusia diselamatkan dalam pengharapan dan hanya Yesus satu-satunya Tuhan yang datang membawa  pengharapan itu. Tidak ada satu tokoh agama manapun yang berani berkata “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”.

“Jika kita percaya kepada Yesus maka kita akan berada di tempatNya berada. Itu luar biasa bagi kita semua. Saya sangat diberkati dengan kesaksian Ibu Sisca. Saya yakin yang menggerakkan imannya untuk percaya sedemikian hebat itu adalah pengharapan dalam kristus. Itu benar-benar pengharapan yang menghidupkan. Kematian tidak akan sanggup memisahkan kita dengan Kristus,” tandasnya.

Lewat pelayanannya di sosial media, Debby menuturkan, bagaimana orang-orang menemukan pengharapan dalam Kristus. Banyak kesaksian orang-orang yang meninggalkan dunia tapi pulang dengan pengharapan dalam kristus. Hal itu sungguh luar biasa, kemenangan yang berani menghadapi kematian. Debby sempat menyaksikan seorang bapak yang bersaksi saat kena covid dan hampir meninggal. Ia bahkan berpesan kepada isterinya untuk tidak berhenti mengikuti mezbah doa dan terus cari Tuhan. Sekalipun akan mati tapi itu keuntungan dalam Kristus. Namun isterinya mengingatkan suaminya akan kesaksian Debby Basjir, di mana saat itu terkena covid, dan disembuhkan karena perjamuan kudus. Isterinya melakukan hal yang sama, kemudian suaminya muntah dan mengeluarkan lendir yang banyak, dan setelah itu mengalami kesembuhan.

Bagi Debby, sungguh luar biasa perbuatan yang Tuhan buat untuk setiap manusia. “Karena itu jangan pernah takut dan kecewa mengikut Tuhan. Kita diselamatkan dalam pengharapan maka kita harus hidup mengikut Tuhan dengan memakai iman yang luar biasa. Pengharapan hanya bisa terlihat dengan mata  iman. Mata jasmani tidak bisa melihat apa yang Tuhan sediakan di depan. Tapi mata iman bisa membuat kita melihat hal-hal yang tidak kita pikirkan dan bayangkan. Itulah yang Tuhan sediakan.”

‘’Saya tidak pernah berhenti untuk menyaksikan ini. Ketika memasuki pandemi awal hanya memiliki uang sepuluh juta di rekening, tidak tahu akan melanjutkan hidup seperti apa. Di tengah ketidakpastian ada begitu banyak alasan iblis yang membuat menyerah dan tidak percaya kepada Kristus. Tapi saya punya pengharapan yang tidak terlihat, bersyukur masih ada rumah yang dijual jika terjadi sesuatu. Saya tidak menyangka, di masa pandemi  Tuhan memberkati lewat youtube. Saya tidak jadi menjual rumah malah saya  membeli rumah,” ungkapnya.

Debby tidak membiarkan harapannya dibunuh oleh iblis dan keadaan, ia percaya Tuhan sanggup dan mampu sehingga Tuhan ijinkan membangun studio untuk pelayanan di Debby TV Jakarta. Karena anugerah Tuhan juga ia membantu pembangunan 15 Gereja di Desa. “Saya mau katakan, Tuhan sanggup menolong saya. Dengan apa yang saya punya, saya dapat membantu pembangunan gereja dan saat ini saya tergerak untuk membantu rumah singgah SOS di Makasar. Kita hidup untuk kepentingan Tuhan, suatu saat dipanggil Tuhan, itu adalah keuntungan. Selama masih ada pengharapan, maka selama itu juga kita masih bisa melihat mujizat Tuhan,’’ tegasnya.

Menutup refleksinya, Debby berharap biarlah Natal tahun ini bukan sekadar perayaan, pesta, baju baru, tapi kesungguhan hati untuk hidup dalam pengharapan kepada Kristus karena Tuhan sedang menggenapi rencanaNya yang besar untuk umat manusia. Acara Natal siang itu diisi juga dengan persembahan pujian dari SOS Medan dan SOS Makasar juga solois Holy Night dan prosesi penyalaan lilin natal oleh founder SOS Global Ministries, Ps. Stefanus Wijaya, Korwil  SOS Indonesia Barat, Ps Thomson,  orwil  SOS Indonesia bagian tengah, Ps Liana Marbun Perwakilan SOS Internasional, Ketua panitia  Ibu Ling-Ling, dan perwakilan SOS Bpk Petrus. Natal diakhiri dengan doa penutup dan berkat oleh Ps Hendra Gunawan.

(Joanny Pesulima)



Leave a Reply