Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Semarak Rakernas PGIW/SAG 2019 di Bali




Bali, eBahana.com – Dalam tuntunan pikiran pokok Sidang MPL PGI Januari 2019: Spiritualitas Keugaharian; Membangun Demokrasi yang Adil bagi Kesejahteraan Semua, telah berlangsung kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PGIW/SAG 2019 di Dhyana Pura City Hotel Jl. Raya Kapal, No. 20 Desa Kapal, Mangwi Badung-Bali, 11-13 Juli 2019.

Rakernas PGIW/SAG 2019 memiliki peranan strategis, baik untuk mengevaluasi kesepakatan-kesepakatan/rekomendasi sebelumnya maupun memikirkan dan membuat kesepakatan-kesepakatan/rekomendasi baru satu tahun pelayanan bersama ke depan. Juga diharapkan Rakernas kali ini dapat memberi masukan terhadap materi Sidang Raya XVII PGI yang akan datang.

Saat membuka Rakernas PGIW/SAG 2019, Kamis (11/7), dalam sambutannya Wakil Sekretaris Umum PGI Pdt. Krise Anki Rotti-Gosal mengungkapkan, sebagaimana Tata Dasar/Tata Rumah Tangga PGI menyebut bahwa PGIW/SAG adalah alat kelengkapan MPH-PGI, maka sesungguhnya PGIW/SAG yang adalah penampakan Oikoumenis pada tingkat lokal ini, memiliki peran yang sangat menentukan bagi kelancaran gerak bersama Gereja-gereja di Indonesia dalam merefleksikan kebaikan Tuhan di Indonesia, khususnya dalam menindaklanjuti berbagai keputusan bersama persidangan Majelis Pekerja Lengkap (MPL) ditengah konteks lokalnya masing-masing.

“Masih segar dalam ingatan kita bersama, bahwa 6 bulan lalu dalam Sidang MPL Januari 2019 di Cisarua-Bogor, kita telah menetapkan Tema Sidang Raya XVII PGI yang akan datang di Pulau Sumba: “Aku adalah yang Awal dan yang Akhir” (bdk. Wahyu 22:12-13), dan Sub Tema: “Bersama Seluruh Warga Bangsa, Gereja Memperkokoh NKRI yang Demokratis, Adil dan Sejahtera bagi Semua Ciptaan Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”, dan itulah juga Tema dan Sub Tema kita dalam Rakernas saat ini, yang akan menjiwai seluruh aktifitas rapat 2 hari ke depan ini,” katanya.

 

 

 

Sesungguhnya, lanjut Wasekum PGI, tema ini diangkat sebagai suatu “penguatan” bagi Gereja, bahwa ditengah berbagai krisis yang dihadapi bangsa kita, mulai dari krisis Kebangsaan sampai pada tantangan mengejutkan atas model bergereja di era digitalis bagi generasi Milenial, tetaplah Gereja berkeyakinan teguh bahwa Allah yang diperkenalkan dalam Tema tersebut adalah Allah atas Sejarah bangsa kita diwaktu lampau, Allah yang sedang menyertai bangsa kita menghadapi berbagai krisis multidimensi saat ini, dan yang juga mengarahkan hari esok perjalanan bangsa kita ke masa depan yang lebih demokratis, adil dan sejahtera.

“Kami menaruh harapan besar atas Rakernas ini, agar nantinya menghasilkan sumbangan pemikiran bagi perjalanan Gereja-gereja kedepan, sekaligus menjadi rekomendasi untuk agenda SR XVII PGI pada bulan November mendatang. Apalagi Rapat kita saat ini dilaksanakan di Pulau Dewata, Bali yang tetap memukau dunia, akan menambah semangat kita untuk menghasilkan pemikiran yang maksimal,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Pdt Krise Gosal, panggilan akrabnya, juga menyampaikan terimakasih kepada PGIW Bali yang dengan sukacita berkenan menjadi Tuan Rumah, padahal PGIW ini baru saja diaktifkan kembali 2 tahun lalu. “Kebetulan saya yang ditugaskan untuk melantik Pengurusnya periode sekarang ini, dalam Ibadah Pelantikan di Gedung GKPB Abian Base. Terimakasih yang sama juga kami sampaikan kepada Panitia Pelaksana dan kepada Pimpinan GKPB,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PGIW Bali Bishop Nengah Suama, M.Th dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada PGIW Bali sebagai tempat penyelenggaraan Rakornas PGIW/SAG 2019.

“Kami merasa sangat terhormat atas kepercayaan ini. Dihitung dari segi jumlah anggota gereja yang tergabung di PGIW Bali masih sangat kecil, hanya belasan jumlahnya. Kami baru saja terbentuk secara resmi, dan langsung dipercaya sebagai tuan dan nyonya rumah. Kepercayaan ini tentu sangat besar artinya bagi kami, untuk belajar, dan mengasah diri, siap dibentuk untuk menjadi pelayan yang berwawasan ekoumenis, rendah hati, berwawasan nasionalis, global dan memberi dampak yang postifi bagi kehidupan umat manusia di tengah-tengah dunia ini,” katanya.

Di hari pertama (11/7), usai ibadah dan seremoni pembukaan, Rakernas diawali dengan percakapan teologis dan dokrinal tentang tema Sidang Raya XVII PGI (2019): Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir (bdk. Wahyu 22:13). Percakapan sesi pertama ini difasilitasi oleh Ketua Majelis Pertimbangan PGI, Pdt. Dr. A.A. Yewangoe, dengan Moderator Pdt. Dr. Fritz Sihombing. Dalam terang tema ini, peserta memasuki percakapan-dialogis dengan kebijakan publik pemerintah dan sharing pengalaman pengelolaan kebersamaan umat beragama di Bali.

Percakapan sesi kedua akan difasilitasi oleh Kapolda Bali, Ketua DPRD Badung dan Ketua FKUB-Bali. Moderator sesi kedua ini Pdt. Adrie O. Massie. Dilanjutkan dengan sosialisasi program Forum Komunikasi Persekutuan Kaum Bapak (FK-PKB).

Memasuki hari kedua (12/7), berlangsung percakapan teologis-eklesiologis-misiologis-evaluatif, dan dalam bentuk sharing klaster terfokus. Mengawali sharing klaster terfokus, Sekretaris Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom membantu peserta membuat peta tantangan-tantangan pelayanan Gereja-gereja di Indonesia abad ke-21 ini (Sesi-3). Moderator sesi ini adalah Pdt. Dr. Analita Migang, M.Th.

Sharing klaster terfokus dibagi dalam beberapa kelompok yang menggumuli sejumlah isu seperti Krisis Kebangsaan, Krisis Keesaan, Krisis Ekologi, Tantangan Budaya Digital, Tantangan Pendidikan, serta Evaluasi dan Rekomendasi. Di hari terakhir, (13/7), Rakernas yang diikuti sekitar 100 orang peserta ini, melakukan kunjungan wisata ke beberapa tempat yang ada di Bali. MK.

(sumber: pgi.or.id)



Leave a Reply