Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

PGLII Kota Bandung Merajut Toleransi Gelar Dialog Kebangsaan




Bandung, eBahana.com – Masih dalam memperingati bulan Jibelium PGLII dan pengucapan Syukur HUT Indonesia yang ke-76 PGLII Kota Bandung menggelar Dialog Kebangsaan mengusung tema ”Membangun Kesadaraan Masyarakat sebagai Perekat dalam Bidang NKRI menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh” dengan menghadirkan narasumber Nurul Arifin.,M.Si selaku anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar dan Pakar Hukum Atiila Graziana Syafey, SH. MH. Acara yang diselenggarakan pada Jumat (17/09) digelar secara onsite dan online ini dihadiri selain tokoh masyarakat, tokoh agama, juga kaum milenial yang ada kota Bandung.

Dialog Kebangsaan dimulai dengan doa oleh Pdt.Ricardo RJ Palijama selaku Sekretaris Wilayah PGLII Jawa Barat yang dilanjutkan menyanyikan Indonesia Raya. Dalam Sambutan Ketua PGLII Kota Bandung Pdt Mulianto Halim, M.Th mengatakan bahwa kegiatan itu dihelat dalam rangka HUT Kemerdekaan RI yang ke-76 dan menuju kebangkitan Pemuda dalam hari Sumpah Pemuda yang nanti diperingati pada 28 Oktober 2021, sekaligus memperkenalkan kehadiran kepengurusan PGLII Kota Bandung yang baru saja dilantik dan ingin berkontribusi dalam semangat mendukung Program Pemerintah Daerah kota Bandung, sekaligus memperingati 50 Tahun kehadiran PGLII di Indonesia.

Lanjutnya, kehadiran kegiatan itu diharapkanberbuah kesadaran bersama pentingnya merawat dan menjaga keharmonisan di kota Bandung. “Harapan kami dengan adanya Dialog kebangsaan ini kita dapat membuat sebuah komitmen bersama untuk tetap merawat dan menjaga rasa solidaritas dan kesetiakawan sosial sesama anak bangsa. Terlebih di saat pandemi Covid-19 ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada narasumber Ibu Nurul Arifin sebagai Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar yang berkenan mensosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan dalam menjaga keharmonisan sesama anak bangsa dan Bapak Atilla Graziana Sjafey SH. MH.”

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PW PGLII Jawa Barat Pdt Benyamin Lumondo, STh turut menyampaikan apresiasinya kepada komitmen dan semangat seluruh pengurus PGLII Kota Bandung. Hal itu menandakan kepengurusan PGLII Kota Bandung berperan aktif dalam mendukung pemerintah daerah Kota Bandung untuk menjaga kerukunan serta keharmonisan antarumat beragama di kota Bandung melalui Dialog Kebangsaan itu.

Dalam paparannya, Attila Graziana Sjafey., S.H., M. H. mengatakan hal menarik terkait tema kebangsaan yang menurutnya sangat dalam maknanya. Inilah inti dari sebuah kebersamaan sebagai bangsa agar dapat memahami hidup berbangsa dan bernegara.

  1. Ada upaya membangun nilai dari arti kebangsaan.
  2. Ada kesadaran untuk mengajak sesama anak bangsa.
  3. Masyarakat sebagai perekat bangsa
  4. Dalam bingkai NKRI artinya berada dalam sebuah negara besar yang membanggakan
  5. Sehingga dapat membuat Indonesia tangguh dan Indonesia tumbuh

Tentu semuanya tetap berada dalam koridor dasar negara Pancasila dan UUD 45.  Untuk mewujudkan Ketuhanan yang Maha Esa, persatuan Indonesia yang dapat hidup bersama dalam musyawarah dan keadilan. Ada 3 hal utama sebagai kesimpulan dari pemaparan Attila Graziana Sjafey. S. H., M. H. yaitu:

  1. Kedaulatan rakyat adalah yang tertinggi tetapi tetap berada dalam suatu koridor hukum positif menurut UUD berdasarkan aturan hukum perundang-undangan, tentang warga negara dan penduduk
  2. Hak asasi, sebagai bangsa memiliki hak hidup berkebangsaan.
  3. Undang-undang telah mengatur khususnya dalam UUD tentang warga negara yang berhak untuk beragama sesuai dengan keyakinannya. Semuanya telah didasarkan pada UUD yang sudah diamandemenkan.

Sedang menurut Nurul Arifin Anggota DPRI dari Fraksi Partai Golkar mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan berbagai suku, etnis, budaya, agama dan lain sebagainya, yang harus dipertahankan dan dipersatukan dalam bingkai NKRI berdasarkan Ideologi Pancasila. Menurutnya, dalam situasi pandemi yang tidak biasa, masyarakat harus tetap berharap positif bahwa pendemi segera menjadi endemi sehingga manusia bisa hidup berdampingan dengan Covid-19, terutama menganggap Covid-19 tidak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan, namun harus tetap diperangi.

Pandemi sudah menyatukan masyarakat dalam semangat gotong royong, dengan membangun rasa empati sesama anak bangsa. Pada awal pandemi, banyak orang yang kaget yang akhirnya membuat kepanikan massal terjadi dan akhirnya saling memperkuat secara emosional dan batin, dengan memberikan bantuan kepada yang kurang beruntung,. Pandemi berhasil menciptakan welas asih mendalam dan semangat hidup saling bekerjasama melewati masa pendemi agar selamat.

Acara Dialog Kebangsaan ditutup secara simbolis dengan memberikan sertifikat kepada peserta yang hadir secara tatap muka. (Romo Kefas)



Leave a Reply