Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Penemuan Bukti Penyaliban Zaman Kekaisaran Romawi




Ilustrator Prancis abad kesembilan belas Victor Armand Poirson membayangkan penyaliban Spendius dan para letnannya di front pertempuran Tunis. (Foto: dok. Ist)

London, eBahana.com – Penggalian yang dilakukan oleh arkeolog Inggris menghasilkan penemuan baru yang dapat memberikan wawasan tentang pelaksanaan penyaliban sebagai hukuman mati oleh Kekaisaran Romawi. Temuan itu dipublikasikan di majalah British Archaeology pada hari Rabu. Tim, yang dipimpin oleh manajer proyek Albion Archaeology, David Ingham, menemukan kerangka di pemukiman Romawi di Fenstanton, Inggris yang berusia hampir 1.900 tahun, dengan paku menembus tulang tumit, menunjukkan bahwa pria itu disalibkan. Ini adalah bukti penyaliban terbaik oleh orang Romawi hingga saat ini, kata The Guardian.

Sementara para ahli sebelumnya memiliki beberapa pengetahuan tentang pelaksanaan penyaliban oleh peradaban kuno, ini adalah “bukti nyata pertama yang benar-benar melihat cara kerjanya,” kata laporan The Guardian mengutip Ingham. Satu lagi dari hanya tiga bukti penyaliban kuno yang diketahui adalah sisa-sisa seorang pria berusia 24-28 tahun yang ditemukan di Givat Hamivtar, di utara Yerusalem, yang saat ini dimiliki Museum Israel, menurut Majalah Smithsonian. Korban penyaliban yang ditemukan oleh tim Inggris berusia antara 25 dan 35 tahun ketika dia tewas. Ketipisan tulang kakinya menunjukkan dia “dirantai ke dinding” untuk waktu yang lama sebelum eksekusi, Ingham menambahkan, menurut Live Science.

Kerangka itu ditemukan di kuburan bersama 48 kuburan lainnya, bersama dengan bengkel terdekat tempat sumsum tulang hewan digunakan untuk membuat sabun. Jenazah itu menunjukkan bahwa almarhum telah terlibat dalam pekerjaan fisik yang berat, kata Live Science. Bangsa Romawi menggunakan penyaliban sebagai hukuman ekstrem, “metode eksekusi memalukan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang diperbudak, kepada Kristen, orang asing, aktivis politik, dan tentara yang dipermalukan,” kata Smithsonian, menambahkan bahwa penemuan terbaru akan diterbitkan tahun depan dalam jurnal akademis.

(AP)



Leave a Reply