Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Pemuda Remaja GPdI “Shekinah“ Adakan Doa & Ibadah Kebangsaan di Momen Kemerdekaan RI ke-75




Siak Provinsi Riau, eBahana.com – Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-75 pada tahun 2020 ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya tahun ini bersamaan dengan mewabahnya pandemi Covid-19 di dunia dan Indonesia khususnya.

Namun begitu upacara peringatan HUT RI tetap dilaksanakan di berbagai tempat dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan. Dalam rangka menyambut dan merayakan HUT RI ke-75 tahun, Pemuda Remaja Gereja  GPdI “Shekinah“ Desa Simpang Perak Jaya Kab. Siak mengambil momentum ini untuk mengadakan Doa dan Ibadah Kebangsaan dengan tema “Freedom in Jesus Christ” pada Senin (17/08/2020) pukul 10.00 WIB. Dengan arahan, persetujuan dan bimbingan gembala sidang, Pdt. M P Manullang S.Th ikut serta dalam Doa dan Ibadah Kebangsaan ini dengan menunjuk penulis untuk menyampaikan Firman Tuhan dalam kegiatan ini. Yedijah Nainggolan (Ketua Pemuda) dan Maikel Jekson Nababan (Koordinator Remaja ) dengan rekan-rekan pemuda dan remaja bekerja sama mempersiapkan kegiatan ini sebagai wujud Kecintaan akan NKRI, mendoakan bangsa, presiden dan jajarannya, seluruh Masyarakat Indonesia dan seluruh gereja-gereja di Indonesia, berdoa agar tetap dalam perhatian dan pertolongan Tuhan dan agar bangsa ini segera mengalami pemulihan dari Covid-19 ini. Selain sebagai bentuk kecintaan akan bangsa ini, momen ini juga menjadi wadah bagi Pemuda dan Remaja GPdI Shekinah untuk menjalin kesatuan, menciptakan komunitas, menjadi generasi yang berguna untuk melanjutkan cita-cita bangsa.

Dalam kesempatan ini penulis selaku pembicara menyampaikan Firman Tuhan dari Kitab Roma 6:17-18. Penulis menyampaikan bahwa kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada para tokoh-tokoh kemerdekaan RI yang berjuang 75 tahun yang lalu untuk kemerdekaan bangsa ini. Kemerdekaan bangsa Indonesia juga tidak luput dari campur tangan dari Tuhan yang tetap memberkati dan menolong bangsa ini sampai hari ini. Sebagai pemuda remaja Kristen kita harus cinta indonesia dan tentu kecintaan kita akan bangsa indonesia harus kita lengkapi dengan semangat perjuangan untuk melanjutkan cita-cita bangsa ini. Ada tanggung jawab yang harus kita pikul sebagai generasi penerus bangsa. Kemerdekaan tidak akan bisa di raih bila tidak disertai perjuangan. Perjuangan bukanlah perjuangan kalau tidak disertai dengan pengorbanan. Melanjutkan cita-cita bangsa sebagai penerus bangsa dan pilar-pilar gereja, pemuda remaja harus siap untuk berkorban. Berkorban yang dimaksud adalah komitmen dalam mempersiapkan hidup yang berguna, dengan karya-karya yang positif untuk gereja dan bangsa ini. Tanpa komitmen maka kemerdekaan tidak akan pernah tercapai. Komitmen untuk merdeka, komitmen untuk setia pada Kristus, komitmen untuk berkarya bagi Kristus. Tiga pesan penting yang penulis sampaikan dalam Doa dan Ibadah Kebangsaan ini.

  1. Merdeka dalam Kristus adalah Merdeka dari Rasa Takut

Masa muda adalah masa dimana seseorang butuh pengakuan. Pengakuan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Dalam kehidupan sosial, manusia secara naluriah selalu membutuhkan pengakuan sebagaimana termaksud dalam teori Hierarki Kebutuhan yang pernah disampaikan Mas Maslow. Kebutuhan akan pengakuan selalu dicari oleh setiap orang untuk mengaktualisasikan diri. Nah, dalam proses pencarian ini, tak jarang seseorang berani melakukan apa saja demi mendapatkan pengakuan atas dirinya. Ingin diakui cantik, ingin diakui tampan, ingin diakui keren, dsb. Media sosial tidak pernah lupa update sebagai sarana mencari pengakuan diri. “Jangan karena ingin diakui lalu melakukan hal-hal negatif, merusak diri dengan pergaulan dan melupakan ibadah karena TAKUT tidak diakui, itulah sebabnya adik-adik harus merdeka dari rasa takut ini, ciptakan komunitas doa, talenta, share untuk membuktikan diri kita pantas dengan tetap dalam identitas kita sebagai anak Tuhan,” ungkap penulis. Daud contoh real dalam Alkitab, masa mudanya diasingkan, tidak dianggap dan tidak diakui namun dalam kesendiriannya, ia tidak mencari pengakuan dari orang-orang berdosa di zaman dan usianya kala itu, justru dalam kesendiriannya Daud mengambil momen itu untuk menikmati waktu bersama Tuhan. Promosi dari Tuhan datang, bangsa Israel berada di ujung tanduk, Masa depan Israel sedang dipertaruhkan. Orang Filistin mengolok-olok bangsa Israel dan Daud tampil sebagai Pahlawan Tuhan, menyelamatkan bangsanya dari intimidasi Goliat. Jangan takut tidak diakui keren karena tidak merokok, narkoba, seks bebas. Bawa masa muda pada Tuhan kalian akan jadi hebat seperti Daud, generasi penyelamat bangsa dari ancaman Goliat di akhir zaman.

  1. Merdeka dalam Kristus adalah Merdeka dari Konflik dan Perkelahian

Dalam proses mencari pengakuan kalian akan terpancing untuk mengambil reaksi dan tindakan yang salah. Lihat dunia sekeliling kita. Bangsa kita sedang berjuang menghadapi wabah Covid 19, tetapi di satu sisi ada kelompok-kelompok yang ingin memecah belah bangsa ini. Menebar intimidasi, kecurigaan, konflik dan kesenjangan. Ini tugas kita, jadilah adik-adik agen perubahan, Agent pembawa berita damai. Dan itu dimulai dari keluarga, dilanjutkan dalam komunitas gereja, lingkungan. Kalau dalam hal ini kita bisa membawa damai maka jadilah kita pada akhirnya generasi pembawa damai. Ciptakan kesatuan, hindari omong kosong yang menyulut perkelahian, rangkul teman-teman yang hidup dalam konflik batin. Selamatkan generasimu dari roh perpecahan ini. 10 pengintai menjadi pelajaran bagi kita. Delapan orang ketakutan dan terintimidasi, menimbulkan keresahan tapi Yosua dan Kaleb punya pandangan berbeda. Kata-kata mereka penuh keyakinan akan pertolongan Tuhan. Maka jadilah adik-adik sebagai generasi seperti Yosua dan Kaleb. Ungkap penulis dalam poin kedua.

  1. Kemerdekaan di Dalam Kristus adalah Merdeka dari Merusakkan Diri Sendiri

Ingatlah satu hal kalian itu istimewa, kalian itu berharga diciptakan oleh Tuhan dengan cara yang dahsyat dan ajaib dalam kendungan ibu kita. Kalau kalian pahami ini maka mulai hari ini tinggalkan kebiasaan yang merusak diri sendiri. kita harus merdeka dari merusakkan diri sendiri. kita berharga dan istimewa maka jangan lakukan hal-hal yang murahan. Lakukan hal-hal yang berharga, mulai berkarya walaupun kecil tapi itu akan berdampak kalau rutin melakukannya. Jangan rusakkan dirimu oleh hal-hal yang tidak berguna. Alkitab memberikan kepada kita satu contoh dalam Markus 5:6-17, seorang di Gadara kerasukan setan dan dia memukul-mukul kepalanya dengan batu artinya merusakkan dirinya. Saat kalian merusakkan diri dengan rokok, narkoba, seks bebas, itu sama seperti orang di Gadara ini. Tapi kabar baiknya Yesus datang dan membebaskan orang ini. Saat ini saat tepat, di mana Yesus juga datang untuk membebaskan dirimu dari segala kerusakan-kerusakan dalam hidupmu.

Itulah pesan-pesan firman Tuhan yang penulis sampaikan dalam Ibadah dan Doa Kebangsaan tersebut. Akhir kata dalam kesimpulan firman Tuhan kalian harus menjadi generasi yang hebat, penerus cita-cita bangsa, pilar-pilar gereja. Seperti anak panah di tangan Tuhan. Diberkati untuk memberkati, dipulihkan untuk memulihkan, diubah untuk mengubah, dimerdekakan untuk memerdekakan. Bangsa ini butuh generasi muda. Ayo bergerak maju berkarya dan berdampak bagi indonesia, sampai Indonesia penuh kemuliaan Tuhan. Ibadah disertai Altar Call dan Tuhan bekerja dalam ibadah ini. Penulis percaya ini adalah langkah awal yang tepat untuk perubahan. Pemuda Kristen harus aktif dan hadir di semua lini kehidupan menjadi garam dan terang bagi orang lain dan dunia. Sebagai orang terpelajar, umat Tuhan harus berjuang, bekerja keras bagi Indonesia, bagi masyarakat dan bagi gereja, kita harus menjadi jembatan dan agen perubahan. Tuhan perlu kita untuk menjadi seperti tokoh-tokoh Alkitab seperti Yusuf, Daniel dan Nehemia, yang menjadi orang-orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa bagi zamannya.

Oleh Pdt. Wijaya Naibaho B.Th, Gembala GPdI Alhayat.



Leave a Reply