Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Mission Trip di Kutai Barat




Kutai Barat, eBahana

Bangun dari tidurnya, alih-alih segera mandi, Putri bertanya pada mamanya, “Ma, topi Tuhan punyaku ada di mana?”

“Topi Tuhan yang mana, ya?” tanya mamanya bingung.

“Topi yang aku bawa pulang  kemarin sore,” jawab Putri.Ternyata yang dimaksud Putri adalah mahkota kertas yang didapatkannya setelah mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani, 19 Juni 2019. Ada lebih dari 350 anak dari berbagai gereja dan denominasi mengikuti ibadah anak di Taman Budaya Sendawar, Kutai Barat, Kalimantan Barat. Bagi anak-anak di perkotaan mungkin sudah terbiasa mendapatkan mahkota kertas. Misalnya kita membeli burger di gerai waralaba. Namun bagi anak-anak di pedalaman Kalimantan, mendapatkan mahkota kertas membuat mereka girang. Sehari setelah KKR, anak-anak masih mengenakan mahkota itu seharian. KKR ini dilayani oleh tim Jesus Love Kids dari Jakarta dan tim Footprints dari Yogyakarta.Dalam KKR,  kak Agustina Wijayani mengajak anak untuk berubah. Yaitu berubah ke arah yang lebih baik dan meninggalkan kebiasaan buruk di masa lalu. Karena itu, kak Tina mengajak anak-anak menuliskan satu kebiasaan buruk yang akan ditinggalkannya lalu ditempelkan pada kertas berbentuk salib. Ini adalah simbol janji mereka untuk berubah. Di akhir ibadah, Tim Footprints membagikan mahkota bertuliskan, “Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.” (Wahyu 3:11)

Dua hari sebelumnya, tim yang sama menjadi pembicara pada seminar pelayanan anak di tempat yang sama. Seminar ini diikuti oleh 138 peserta, yang terdiri dari hamba Tuhan, guru sekolah minggu, guru sekolah, aktivis pelayan anak di kabupaten Kutai Barat.Pada sesi pertama, Tirsa dari Melbourne membekali dasar alkitabiah untuk pelayanan anak. Kemudian pdt. Pelangi Kurnia Putri semakin meneguhkannya dengan menyampaikan prinsip-prinsip dalam melayani anak. Di bagian akhir, Purnawan Kristanto memberikan bekal aplikatif yaitu cara bercerita yang kreatif. Berikutnya, Agustina Wijayani dan Tabita Lie mengajak peserta merancang acara khusus (special event) untuk sekolah minggu. Mereka bekerja secara berkelompok sesuai gereja dan lembaga masing-masing. Selanjutnya rancangan acara itu didoakan bersama-sama sehingga acara itu bukan sekadar dokumen kosong melainkan dapat terwujud sehingga dapat membuat sekolah minggu menjadi istimewa.Di akhir seminar, peserta diutus dengan pengolesan minyak urapan supaya mereka memiliki kekuatan ilahi dalam melayani anak-anak.

Seminar dan KKR anak ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan yang digelar oleh persekutuan doa (PD) “Cahaya Anugerah” di Sendawar, 17-19 Juni 2019. Persekutuan Doa merupakan perkumpulan hamba-hamba Tuhan di dari berbagai denominasi di Kutai Barat.  Mereka juga menggelar Youth Camp dan Seminar untuk Hamba Tuhan. Selain KKR untuk anak, PD ini juga mengadakan KKR untuk umum yang dilayani oleh pdt. Ps. Jonathan Pattiasina dari Samarinda. Bupati Kutai Barat, Yapan, S.H. menyempatkan diri hadir pada KKR ini. Dia menyambut baik rangkaian kegiatan ini karena mendukung program pemerintah kabupaten Kutai Barat di bidang pembinaan mental dan kerohanian masyarakat.

Robert Nego, ketua panitia, terkesan dengan kegiatan pelayanan anak. “Kalau Tuhan berkenan persekutuan doa “Cahaya Anugerah” akan mengadakan ini lagi pada 2 tahun yang akan datang,” katanya.

(Purnawan)



Leave a Reply