Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Menjadi Pelayan bagi Sesama




Yogyakarta, eBahana

Pada berita stasiun televisi nasional hari Senin 14 Oktober 2019, sedang viral seorang anak remaja usia 14 tahun dari Nusa Tenggara Timur ditemukan meninggal oleh tetangga dan diperkirakan sudah meninggal 2 hari sebelumnya dengan cara gantung diri. Remaja tersebut diketahui masih SMP, guru mengenal sikapnya disekolah wajar sesuai remaja pada umumnya dan pernah mendapat hadiah sepeda dari Presiden Jokowi saat berkunjung, karena mampu menjawab pertanyaan dan hafal Pancasila. Menurut keterangan dari berbagai saksi, baik teman sekolah, kerabat dan pihak kepolisian, remaja tersebut mengalami bullying oleh teman-temannya. Polisi menelusuri penyebab lain, dan ditemukan keterangan bahwa korban tinggal bersama paman bibinya. Ibu kandung siswa tersebut meninggal dengan cara tragis, dibunuh oleh ayah kandungnya. Serta saat ini ayah kandung siswa tersebut berada didalam penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dampak yang begitu luar biasa bagi seorang anak ketika orang tua yang disayangi pergi meninggalkan untuk selama-lamanya, apalagi secara tidak wajar. Siswa tersebut mengalami stres dan depresi setelah ibunya meninggal. Menurut keterangan pihak keluarga, memang remaja itu paling dekat dengan sosok ibunya. Teman sekelas korban juga menuturkan, jika korban mengalami putus asa, terpukul, kesepian serta berniat ingin membalas dendam kepada ayahnya.

Berbanding terbalik dengan hidup penulis, bersukacita tahun ini dapat menyelesaikan pendidikannya didampingi orang tua secara utuh,  juga didampingi kerabat dekat. Pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2019 mampu menyelesaikan dan mengikuti proses wisuda strata 1 Universitas Mercu Buana Yogyakarta di JEC dari pagi sampai siang hari. Pada wisuda kali ini, tema yang diangkat adalah “Angudi Mulyaning Bangsa”. Drs Alimatus selaku rektor universitas Mercu Buana Yogyakarta berharap dan menuturkan setelah lulus secara akademik, 600-an wisudawan wisudawati mampu bermanfaat bagi keluarga, almamater, bangsa negara, dan terutama bagi masyarakat dipedesaan demi mengembangkan ilmu pengetahuan serta memajukan sumber daya manusia.

Pada ibadah cabang GPdI Baturetno yang dihadiri beberapa jemaat hari Kamis tanggal 24 Oktober 2019 renungan yang disampaikan oleh gembala sidang Pdm Timotius Jawariyanto menjelaskan bahwa hakikat orang percaya adalah melayani sesama manusia, apapun jabatan, status sosial ekonomi dan latar belakang lainnya. Lebih lanjut Pdm Timotius memberi contoh, sekarang ini presiden memilih para menteri tidak sembarangan dan asal-asalan, demikian pula para calon menteri bukan orang biasa. Orang-orang yang dipilih oleh presiden memiliki kualitas, potensi dan jiwa yang melayani bagi semua orang dengan tulus hati.

Menyambung renungan, gembala sidang GPdI Baturetno mengingatkan bahwa orang percaya dan para pelayan Tuhan senantiasa meningkatkan potensi diri dan dengan penuh ketulusan hati melayani umat Tuhan, baik dalam keluarga, lingkungan sosial, masyarakat luas, bangsa negara terlebih bagi mereka yang merasa sendiri, terabaikan, mengalami luka hati maupun yang belum mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Sehingga dengan demikian orang yang telah dipilih dan dipercayakan dalam pelayanan mampu menjadi berkat, penggugah sesama dan terang bagi dunia. Sebagai penutup renungan, ayat firman Tuhan yang dikutip dari Matius 20:28 yang berbunyi “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Oleh: Aris Munandar.



Leave a Reply