Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Lawatan Tuhan Nyata di Momentum Doa 2440




eBahana.com – Demi menghentikan penyebaran wabah Covid-19, pemerintah memberlakukan kebijakan lockdown disusul dengan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di seluruh Indonesia. Sebagai dampaknya, banyak kegiatan yang melibatkan banyak orang dibatasi. Termasuk beribadah berjamaah di gereja. Untuk itu Jaringan Doa Nasional menggagas acara Momentum Doa “Takhta-Nya 24/40.” Suatu acara doa penyembahan 24 jam selama 40 hari (8 Juli–17 Agustus 2020) yang dilakukan secara online.

Pada 31 Juli 2020 kemarin panitia acara menggelar konferensi pers. Pdt. Dr. Tony Mulia mewakili panitia menyatakan bahwa acara berlangsung dengan lancar. Bahkan banyak peserta bersaksi mengalami jamahan Tuhan. Di antaranya ada istri Pdt. Henoch Kristiono (fasilitator JDS Raha) yang pinggangnya telah lama sakit karena tercebur ke laut mengalami mukjizat kesembuhan. Kemudian seorang ibu bernama Since yang bersaksi adik besannya sembuh dari Covid-19. Dari data yang didapat panitia, ada banyak kesaksian lain yang tidak mungkin diceritakan satu per satu.

Pdt. Stanley Saroinsong, Ketua Pemuda Jaringan Doa Nasional (JDN), menambahkan ada tiga poin penting harus dicermati dari acara ini.

“Pertama, ini kegerakkan Tuhan, bukan monopoli kelompok, gereja, atau denominasi tertentu. Sejak pertama kali kita share soal acara ini, banyak pihak langsung menyatakan kesiapannya berpartisipasi. Rekan-rekan pelayanan di seluruh Indonesia menyambut positif. Di sini kita melihat bagaimana semua elemen pelayanan kekristenan bersinergi bersama. Hasilnya? Luar biasa.

Kedua, ternyata acara Takhta-Nya peserta kaum muda mendominasi. Sebenarnya kita sudah membagi per kategori supaya semua terakomodir. Ada keluarga, pemuda, remaja, daerah, dan lain sebagainya. Namun di kategori non-umur (seperti daerah, komunitas, dsb) yang muncul ternyata mayoritas kaum muda. Saya melihat ini sebagai tanda yang jelas bahwasanya kaum muda di berbagai daerah mulai dibangkitkan Tuhan di tengah bangsa ini. Gereja harus peka dengan hal ini. Jangan ragu memberi mereka lebih banyak kesempatan terlibat dalam pelayanan.

Ketiga, ada hal-hal besar yang akan terjadi di tengah bangsa ini. Itu jelas dari poin pertama dan kedua. Kesatuan gereja merupakan keniscayaan, di sisi lain ada kegerakkan besar di kalangan kaum muda. Tuhan menyiapkan sesuatu yang besar, maka kita harus menyambut dengan mempersiapkan kapasitas (wadah) yang besar pula,” jelasnya.

Meski baru berjalan setengah dari keseluruhan jadwal, para fasilitator di berbagai daerah melaporkan adanya kegerakan rohani yang luar biasa di berbagai daerah. Pdt Andy Mulyadi (Fasilitatator Jaringan Doa Wilayah Sulawesi) menyampaikan banyak gereja mengusahakan sungguh-sungguh agar jemaatnya dapat terlibat maksimal di acara ini. Beberapa gereja yang memiliki media penyiaran membantu publikasi. Sementara jemaat dan berbagai komunitas pelayanan menggelar doa bersama.

Dari Kota Batam di Kepulauan Riau, Wiwik (Sekretaris MDK Batam Kings’Tower) mengatakan banyak aktivis pelayanan di sana mengalami “kesegaran rohani yang baru.” Para pendoa mengaku kini lebih bersemangat dalam melakukan pelayanannya. Dari kota Timika, Papua, Pdt. Victor Mamoto mengatakan bahwa orang-orang mengaku dapat mengikuti acara dengan baik meski di tengah keterbatasan sarana dan pra sarana jaringan internet. Sementara Ps. Yossy dari Bandung, Jawa Barat, memberi kesaksian bagaimana seorang pemusik yang sakit mengalami kesembuhan saat mengisi acara.

Di akhir konferensi pers, Pdt. Dr. Tony Mulia meminta dukungan dari semua pihak agar acara ini dapat berlangsung hingga akhir. Ia pun meyakini nanti akan ada lebih banyak kesaksian tentang pribadi, komunitas, dan pelayanan yang dipulihkan.

Bagi anda yang ingin mengikuti acara ini via Youtube, silahkan subscribe channel Youtube MDK Nasional. Robby Go



Leave a Reply