Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kardinal Suharyo Urai Cara Amalkan Pancasila




Jakarta, eBahana.com

Ignatius Kardinal Suharyo menjelaskan dalam sebuah webinar baru-baru ini perihal cara Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) yang dipimpinnya berusaha mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Upaya itu, kata dia, dilakukan setidaknya dalam program keuskupan selama 2016-2020, di mana dalam setiap tahun KAJ berusaha mendalami setiap sila, hal yang ia sebut sebagai hal konkret untuk mengajak umat merawat dan mengembangkan rasa cinta Tanah Air.

“Selama lima tahun di semua paroki di Keuskupan Agung Jakarta ada baliho besar di dalam gereja, (bertuliskan), ‘Amalkan Pancasila,” katanya saat berbicara dalam webinar “Langkah Nyata Merajut Kebhinekaan NKRI” pada Jumat malam (20/08). Suharyo mengatakan, KAJ menciptakan lagu khusus untuk “membatinkan nilai-nilai Pancasila.” Suharyo juga menjelaskan, kelima sila merupakan cakrawala yang sangat luas dan diterjemahkan menjadi gagasan-gagasan kecil.

“Gagasan-gagasan itu dilaksanakan di dalam tindakan konkret. Harapannya kalau tindakan itu berulang-ulang lalu dengan sendirinya akan menjadi habitus,” katanya dalam webinar yang diadakan oleh Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia itu.

Kardinal yang juga Ketua Konferensi Waligereja Indonesia ini menyatakan, dari kelima sila, yang paling menarik diamalkan adalah sila ketiga, yakni Persatuan Indonesia. Alasannya, kata dia, karena membutuhkan inisiatif dari setiap umat untuk mencari cara apapun yang kreatif sebagai wujud dari Persatuan Indonesia. Hal itu kemudian terwujud lewat beberapa gerakan pada tataran akar rumput.

Suharyo menuturkan, umat Katolik sangat senang berdoa rosario dengan tasbih. Oleh karena itu, untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air, tasbih dibuat warna merah putih. Sehingga ketika umat Katolik berdoa, tidak hanya untuk permohonan sendiri tapi juga untuk negara dan bangsa. “Konkret sekali, saya enggak tahu berapa banyak rosario merah putih dibuat oleh umat sendiri dan dibagikan ke mana-mana,” ujarnya.

Selain itu, hal lain menurutnya juga bisa dengan membuat Patung Bunda Maria Bunda Segala Suku dengan tampilan khas Indonesia. “Kalau melihat patung itu, orang-orang Eropa geleng-geleng kepala karena di mahkota Bunda Maria itu ada peta Indonesia dan di dadanya ada Garuda Pancasila. Sekali lagi cita-cita dan harapanya adalah untuk menanamkan, merawat, serta mengembangkan rasa cinta Tanah Air yang diwariskan para pendiri bangsa dan tentu di dalam konteks komunitas Katolik,” katanya.

(dbs/kay)



Leave a Reply