Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

JAPRI: KEBERLANJUTAN RADIO SEBAGAI MISI PEWARTAAN KABAR BAIK




Yogyakarta, Bahana

Pewartaan kabar baik merupakan nafas misi hidup kekristenan. Namun, era disrupsi media saat ini, industri radio turut mengalami tantangan yang besar untuk bisa bertahan dalam mengembangkan bisnis dan pelayanannya. Kemunculan new media yang berbasis digital, telah mengubah landscape model bisnis dalam semua industri, termasuk radio.

Kondisi tersebut membuat industri radio mengalami penurunan, terutama pada sisi bisnis. Demi menjaga keberlanjutan radio Kristen, digelar Deklarasi JAPRI (Jaringan Pelayanan Radio lndonesia), di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono, Gd. Hagios Lt. 3 UKDW Yogyakarta. Dalam deklarasi ini diikuti 20 stasiun radio dan masih ada 29 radio yang tidak hadir siap bergabung ke dalam JAPRI.

Dalam sambutannya, Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D., mengungkapkan bahwa deklarasi ini sebagai wujud komitmen bersama untuk bersinergi dalam melayani melalui radio. “Di era disrupsi hampir semua media mengalami guncangan. Namun, sebagai orang yang terlibat aktif di radio saya sangat meyakini bahwa sampai saat ini radio masih memiliki pendengar setia dan bahkan bisa dijangkau ke seluruh dunia, sehingga JAPRI mampu turut serta dalam membangun dan meningkatkan SDM, kualitas hidup serta kesejahteraan umat,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut Ketua Formatur JAPRI, Jimriance Efraim mengungkapkan bahwa untuk menghadapi kondisi tersebut, radio Kristen baik radio swasta maupun komunitas harus bersinergi dan berkolaborasi. “Melalui JAPRI, seluruh radio Kristen bisa saling bersinergi dan berkolaborasi menghadapi tantangan jaman bersama-sama, baik terkait teknologi maupun perizinan. Selain itu, hadirnya new media (digital) juga bukan sebagai lawan yang harus dijauhi, tetapi justru menjadi tools untuk menggenapi content-content radio agar bisa terdistribusi dengan jangkauan yang lebih luas, mudah diakses anytime, anywhere, any device,” ungkapnya.

Terkait konten siaran radio, J.H. Gondowijoyo mengungkapkan ada beberapa hal yang harus dikerjakan oleh radio sebagai pewarta kabar baik pada era percepatan dan pergerakan ini. “Pada era seperti  sekarang ini, ada tiga percepatan dan pergerakan yaitu, pergerakan doa, kesatuan tubuh Kristus, dan pergerakan misi. Konten radio harus dalam rangka misi dalam bidang, seperti pendidikan, kaum muda, politik, keluarga, guru, dan anak usia dini.”

Jimriance Efraim kembali menyinggung tentang keberlanjutan radio. Terkait hal tersebut, ia menegaskan bahwa excellent service harus menjadi denyut industri radio. “Pelayanan merupakan kunci untuk keberhasilan model bisnis apa pun. Tanpa pelayanan yang baik, kita kehilangan prospek bisnis. Relasi (networking) memegang peranan penting dalam bisnis di era digital.”

Dengan mengangkat tema “Bersama Menyiarkan Kabar Baik” harapannya JAPRI mampu menjadi perkumpulan lembaga media penyiaran radio yang terkemuka, mengembangkan mandat media Kristiani yang profesional dan beretika serta mampu berkompetisi di tingkat global.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa radio masih memiliki pendengar setia dan peran yang cukup sentral dalam mewartakan kabar baik, bahkan untuk mereka yang berada diluar. Selama ini gereja bisa dikatakan lebih banyak menjangkau ikan dalam aquarium (jemaat). Sementara, radio mampu mewartakan kabar baik untuk menjangkau ikan yang berada di lautan (orang yang belum mengenal kebenaran). Hal inilah yang harus disadari oleh gereja untuk turut serta mendukung keberadaan radio Kristiani agar tetap eksis.” Naf



Leave a Reply