Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Benny Susetyo: Pancasila Belum Terinternalisasi dalam Nilai Kehidupan




Yogyakarta, eBahana.com – Antonius Benny Susetyo menyatakan bahwa Pancasila belum terinternalisasi dalam nilai kehidupan. Pernyataan tersebut dilontakan oleh salah satu Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang akrab disapa Romo Benny dalam Diskusi Empat Pilar MPR RI pada Senin (20/9) dengan tema “Memperkokoh Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat.”

Romo Benny menyampaikan bahwa Pancasila baru sebatas perbincangan di masyarakat. “Pancasila masih sebatas bahan perbincangan, belum lebih lanjut diinternalisasi dalam nilai kehidupan dan dibuktikan dalam kinerja. Pancasila selama ini hanya menjadi logos belum menjadi pathos maupun ethos,” ujarnya.

Benny juga menyoroti persoalan yang terjadi saat ini bahwa pancasila belum menjadi living dan walking ideology. “Pancasila belum terwujud nyata, khususnya dalam bidang pendidikan, ekonomi dan politik. Secara praktikal, ini yang membuat permasalahan dan perbincangan tentang Pancasila tidak kunjung selesai. Saat ini, masyarakat Indonesia tanpa sadar telah menjadi alat dari gadget yang berhilir pada sangat masifnya narasi buruk dan berita hoax hingga menjadi industry. Hal ini terjadi, karena adanya kekosongan generasi, di mana Pancasila sejak 1998 tidak aktif lagi diajarkan dan dilaksanakan. Sekarang negara lebih banyak dijejali dengan nilai-nilai kapitalis dan post-truth yang merusak pelan-pelan generasi negara,” jelas Benny.

Menur Benny, Pancasila saat ini masih sebatas bahan perbincangan belum diinternalisasi dalam nilai kehidupan dan dibuktikan dalam kinerja. “Pancasila selama ini hanya sebagai logos belum menjadi pathos maupun ethos. Perlu disadari juga, saat ini, Indonesia juga tidak memiliki role model yang sungguh-sungguh mempercayai nilai-nilai Pancasila dan melaksanakannya dengan baik. Sehingga tidak ada contoh pelaku internalisasi nilai Pancasila yang mampu memberi pedoman dan standar pelaksanaan nilai pancasila,” terangnya.

Media sebagai sarana komunikasi dan pemersatu bangsa turut bertanggungjawab untuk membagi dan mensosialiasikan nilai-nilai Pancasila. Demikian halnya pejabat negara dan elit politik, seharusnya mampu menjaga, menunjukkan dan membumikan Pancasila sebagai garda terdepan aparatur negara dalam melaksanakan kebijaksanaan negara. Pejabat negara dan elit politik sebagai representasi wajah negara harus mampu menjaga kesadaran literasi dan menjaga keadaban politik sebagai standar berkehidupan berbangsa dan bernegara serta menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila.

“Dalam pembumian nilai-nilai Pancasila, negara dapat masuk dan mengembangkan ekonomi Pancasila yang mengakomodir kebutuhan industri industri kecil sehingga dapat bersaing dan menetralisir pemain pemain besar, sebagai wujud cinta tanah air sekaligus sekali lagi pembuktian dari pembumian nilai nilai pancasila yang sesungguhnya yaitu saling berguna dan saling membangun kebudayaan yang bangga bagi diri sendiri,” pungkasnya.

Terkait hal ini, pejabat negara dan elit politik dapat berperan aktif sebagai agen penggerak. Benny menjelaskan bahwa pejabat negara dan elit politik harus dapat menjadi teladan dan mengambil kesempatan dari momentum yang tepat, karena sistim-sistim lama yang mulai rontok dan jika kita dengan murni dan konsekuen melaksanakan Pancasila, kita akan bisa menunjukkan bahwa sistim Pancasila adalah jawaban dari kekosongan-kekosongan yang ditinggalkan sistim lama. Semoga nilai Pancasila menjadi nilai yang secara nyata kita amalkan bersama, lanjut Benny.

“Pancasilais sejati adalah mereka yang dapat memasukkan dan mempraktikkan nilai-nilai dan rasa kepancasilaan secara praktis dan nyata dalam kehidupan. Oleh karenanya, kita harus mulai lagi menggali nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan bapak-bapak bangsa. Pendahulu kita dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia, bukan hanya sebatas jargon dan slogan saja” Ujar Benny menutup penjelasannya.

Acara yang diselenggarakan oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal MPR RI ini juga menghadirkan Jazilul Fawaid sebagai Wakil Ketua MPR. Dalam paparannya, dijelaskan bahwa Pancasila merupakan harta karun yang ditemukan pendiri bangsa.

“Pancasila adalah cita-cita yang merupakan harta karun yang ditemukan pendiri bangsa. Namun, secara fakta banyak soal yang terjadi karena cita-cita tidak hanya harus dihayati dan dipahami, tetapi juga diamalkan. Pengamalan Pancasila dapat dimulai dengan pendidikan dan keteladanan, kemudian dilanjutkan dalam praktek. Selain itu, perlu ada pengamalan yang nyata dari nilai-nilai Pancasila hingga pada kenyataannya kriteria pancasilais dan tidak pancasilais berubah seiring dengan perubahan waktu, politik dan iklim pemerintahan. Hal inilah yang perlu mendapatkan penegasan dari para pihak terkait,” ujar Jazilul.

(APM)



Leave a Reply