Setia Dalam Perkara Kecil
“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:23).
Sudah pernah mengalami perkara besar dari TUHAN? Apa yang disebut perkara besar boleh jadi sebenarnya merupakan kumpulan perkara kecil yang dilakukan dengan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan yang besar. Seperti inspirasi yang saya peroleh dari hikayat berikut ini:
Alkisah, Daud remaja berlatih melempar ali-ali ke sasaran. Karena meleset terus, ia bosan dan mengeluh
kepada Nabi Samuel yang sedang mengisi minyak urapan ke tabung kecil, “Guru, untuk apa aku berlatih hal
kecil seperti ini? Bukankah sebagai raja yang diurapi TUHAN, seharusnya aku belajar sesuatu yang besar?”
Mendengar keluhan Daud, Nabi Samuel menantang, “Jikalau engkau bisa mengisi tabung kecil ini dengan
minyak urapan tanpa tumpah setetes pun lebih cepat daripadaku, niscaya engkau akan menjadi raja secepat itu.” Daud memandang ringan dan menyetujuinya.
Namun berkali-kali mencoba, Daud tidak bisa mengalahkan Nabi Samuel. Kalau dituang terlalu cepat, minyak urapan itu tumpah. Kalau dituang terlalu lambat, tabung itu lama penuhnya. Lalu Daud pun menyerah dan berkata, “Ternyata ini tidak semudah kelihatannya. Bagaimana Guru bisa melakukannya dengan cepat tanpa tumpah sama sekali?”
Nabi Samuel menjawab, “Jawabannya sama dengan pertanyaan mengapa engkau perlu berlatih perkara kecil terus menerus. Yaitu supaya pada saat perkara besar itu datang, engkau sudah bisa menanggungnya.” Daud pun semangat berlatih, sampai kelak ia berhasil mengalahkan raksasa Goliat dengan ali-alinya.
Kaulah yang selidiki jauh sampai lubuk hati. Kau paling memahami seberapa batas kekuatanku.
Persoalan bisa saja dilihat sebagai bukti bahwa TUHAN tidak baik. Atau, sebagai tanda bahwa TUHAN sedang memberi kesempatan kepada kita untuk melatih diri menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Cara pandangnya ada di mata kita sendiri.
Di saat ku diuji, jalan keluar Kau beri. Hingga ku cakap menanggung perkara dengan kuat kuasa-Mu.
Ujian kehidupan bisa merupakan cara TUHAN membuat kita tahu seberapa besar kekuatan kita. Sehingga kita menyadari betapa perlunya bersandar pada hikmat, kekuatan, kasih setia, dan anugerah-Nya setiap hari.
Ku bertekad tetap setia. Walau dalam perkara kecil juga. Sampai Kau percayakan tanggung jawab yang besar.
Orang gagal dan orang sukses sebetulnya sama-sama setia. Bedanya, orang gagal setia melakukan perkara-perkara remeh, yang tidak penting bagi siapapun, selain memuaskan dirinya sendiri. Sebaliknya, orang sukses setia melakukan perkara kecil yang bernilai manfaat sebesar mungkin bagi sesama.
Rohku tetap ‘kan menyala melayani-Mu di mana ku ada. Sampai Kau mengundangku masuk kemuliaan-Mu s’panjang masa.
Pada akhirnya TUHAN tidak bertanya seberapa banyak harta, tahta, dan talenta yang berhasil kita peroleh. Yang TUHAN tanyakan adalah apa yang kita perbuat dengan harta, tahta, dan talenta yang IA titipkan kepada kita. Ladang pelayanan bukan hanya di gereja. Tetapi di manapun kita melakukan sesuatu untuk memuliakan
TUHAN, itulah pelayanan kita. Di manapun kita melakukan sesuatu untuk memberkati sesama, maka di situlah ladang pelayanan kita.
Tetap bertumbuh menjadi orang yang penting, yang akan diberi tanggung jawab melakukan hal-hal besar, yang telah TUHAN rancangkan bagi kita semua. Tetap menyembah dan salam inspirasi dari worship partner Anda.
Oleh Jonathan Prawira, Pencipta lagu & penyanyi (Power of Worship)