Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Misi Rasul Thomas




Rasul Tomas datang ke India ketika banyak orang di banyak negara Eropa belum menjadi Kristen. Kemudian, mereka, yang mengikuti jejak kekristenannya, mempunyai sejarah yang panjang dan generasi terdahulu daripada orang Kristen di banyak negara Eropa

Dr. Rajendra Prasad, 18 Desember 1955  saat perayaan hari raya Rasul Tomas

Utusan Kristus sudah tiba di Indonesia pada periode para bapa gereja. Sebelum diuraikan, tampaknya, akar kekristenan itu bermula dari kedatangan Thomas ke India. Rasul Thomas, satu dari duabelas rasul Kristus, datang ke India pada 52 M,  mendarat di  Kodungallur, pantai Malabar (sekarang Kerala). Di sana,  ia mendirikan  tujuh gereja  seperti Kodungallur, Kottakkavu, Palayur, Kollam, Kokkamangalam, Niranam and Chayil. Selama di sana, ia sering ke bukit Malayattoor untuk berdoa. Kemudian, gerak misinya mencapai pantai timur India. Akhirnya, pada 72 M ia menjadi martir,  tubuhnya dibawa dan dikubur di Mylapore (dekat Madras). Makamnya dihormati sampai hari ini.

MISI KE INDIA

Catatan Kitab Kanonik. India secara eksplisit pernah disebut dalam Alkitab. Pada zaman Ahasyweros—dialah Ahasyweros yang merajai seratus dua puluh tujuh daerah mulai dari India sampai ke Etiopia—(Est. 1:1). Pada waktu itu dipanggillah para panitera raja, dalam bulan yang ketiga—yakni bulan Siwan—pada tanggal dua puluh tiga dan sesuai dengan segala yang diperintahkan Mordekhai ditulislah surat kepada orang Yahudi, dan kepada para wakil pemerintah, para bupati dan para pembesar daerah, dari India sampai ke Etiopia, seratus dua puluh tujuh daerah, kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, dan juga kepada orang Yahudi menurut tulisan dan bahasanya (Est. 8:9). Meski eksplisit pula, tetapi dari Vulgata (Terjemahan Alkitab dalam bahasa Latin), dalam Ayub 28:16 tertulis “non conferetur tinctis Indiae”  (ia tidak dapat dinilai dengan emas India). Menurut LAI-TB, ayat itu tertulis “Ia tidak dapat dinilai dengan emas Ofir” Negeri ini ditulis di dua kitab dengan tiga ayat berbeda meskipun catatan tersebut harus diperhatikan dengan saksama. Jika disimpulkan, dalam Alkitab India disebut dua kali, yaitu dalam Kitab Ayub dan Kitab Ester.

Catatan Kitab Apokrif. Jika dikaitkan dengan India, kisah Thomas termuat dalam kitab apokrif. Dalam Kitab Kisah Rasul Tomas, setelah kenaikan Yesus, para murid membuang undi untuk menentukan wilayah penginjilan. Thomas mendapat India. Ia tidak mau ke sama karena tidak bisa berbahasa India dan tubuhnya sudah lemah. Meski Yesus menampakkan diri dan menyuruhnya, ia menolak. Sementara itu, Gundaphoros, raja India mengutus Abbanes ke Yerusalem supaya mencari ahli bangunan untuk mendirikan istana semegah istana Salomo. Ketika Thomas diberi uang pembangunan, justru uang itu dibagikan kepada orang miskin, yatim-piatu, dan janda. Kemudian, raja menanyai Thomas supaya bisa melihat istana yang dibangunnya. Jawabannya membuat raja marah. Ia dapat melihat istana jika sudah meninggal. Akibatnya, Thomas dan Abbanes dipenjara. Gad, kakak Gundaphoros, sakit dan meninggal. Dalam kematiannya, Gad dibawa Kristus ke surga untuk melihat istana yang dibangun Thomas. Ketika hendak dikubur, Gad bangkit. Kemudian, pengalamannya diceritakan kepada Gundaphoros. Akhirnya, raja menyembah Allah Tomas. Thomas pun terus menginjil.

Supaya tidak berprasangka buruk tentang kitab apokrif ini, pada 1834, ada penggalian arkeologis, yang dipimpin Charles Masson, di lembah Kabul, Afganistan, tepatnya di Bactria hingga Punjab. Dalam penemuan itu mereka menemukan kepingan kuno, yang ditulisi nama raja India itu. Kemudian, di reruntuhan kota Buddhis, dekat Peshawar ditemukan loh batu, yang juga ditulisi nama itu. Dalam inskripsi itu, kecuali nama itu, tahun kedatangan Rasul Thomas ke India juga ditulis secara rinci.

 MISI KE INDONESIA

Menurut buku The Revival in Indonesia, Kurt Koch menyatakan bahwa pernah ada lawatan dari utusan Kristus  pada masa para bapa gereja awal. Tidak dapat disangkal lagi, Rasul Thomas yang pernah menginjil ke India, pernah menyeberangi lautan ke Indonesia. Tampaknya, jika ia menyeberang ke Indonesia, ini tidak lepas dari  misi Thomas pindah ke pantai timur India. Dari beberapa kasus,  diketahui bahwa banyak misionaris dari gereja Thomas melanjutkan misi mereka di Indonesia.

Menurut buku The Chuches and Monasteries of Egypt and Some Neighbouring Countries, Syeikh Abu Salih al-Armini telah mendaftar 707 gereja Kristen dan 181 pertapaan di Mesir Nubia, Abbesinia, Afrika Barat, Spanyol, Arabia, India. Dalam buku itu, oleh Abu Salih, Indonesia masih dimasukkan dalam wilayah India (al-Hindah). Sebagai contoh, jika kita baca buku Abu Shalih, di Fansur, ada beberapa gereja dan orang Kristen dan mereka adalah orang Kristen dari Nestorian [Suriah Timur] dan ini adalah kondisi gereja-gereja. Di kota itu didirikan gereja dengan nama: Sayidatina Siti Maryam al-Adzra (Bunda Maria, Perawan Maria yang Suci).

Menurut buku Church History in Indonesia, Muller Kruger menyatakan menurut sumber-sumber Arab kuno, pada pertengahan abad ke-7 ada umat Kristen, yang membangun gereja, di Fansur (sekarang wilayah Deli Serdang), dekat Barus (60 km sebelah utara Sibolga, pantai barat Sumatra Utara).

Berbeda dengan buku-buku tersebut, ketika Marco Polo, pengembara dari Itali, sedang melawati China, dalam perjalanan pulang ia sempat singgah di Barus. Di sana ia melihat komunitas Kristen keturunan pedagang dari Arab dan Persia yang merayakan ibadah Minggu. Jika komunitas itu muncul, melalui penginjilan dan perdagangan, sekitar 645 M di sana, mereka mendirikan gereja, yang dinamai Bunda Maria, Perawan Maria yang Suci. Melalui jalur perdagangan, ada lalu-lintas kapal-kapal yang intensif ke pelabuhan Barus, tempat ditemukan kapur Barus. Masih dari laporan Marco Polo ini, ketika para utusan Paus Innocentius III (1198-1216) singgah di Barus, pimpinan utusan menawarkan pelayanan Perjamuan Kudus kepada mereka sehingga pada awal abad ke-13 diperhitungkan sebagai masuknya agama Katholik di Indonesia.

Seperti paparan di atas, jika penginjilan bisa mereka lakukan melalui perdagangan, perlu diketahui bahwa sejak awal abad ke-1 Masehi, Barus yang terletak di Pantai barat Sumatera Utara diyakini menempati posisi penting dalam sejarah perdagangan internasional. Karena itu tidak heran, jika Barus dicatat dalam buku Geographike Hyphegesis, tulisan Claudius Ptolomaeus, geograf Yunani, terbitan abad ke-2 Masehi. Dalam buku itu tertulis negeri Barousai di Chryse Chora (Pulau Emas). Oleh van der Meulen, disimpulkan Sumatra. (ryp)



Leave a Reply