Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Tampil sebagai Anak yang Diurapi




eBahana.com – “Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.” (Mazmur 2:7)

Setiap orang yang haus akan jabatan dan kekuasaan selalu ingin diistimewakan, ingin diagung-agungkan, dan
pasti berusaha mempertahankan kedudukan atau kekuasaannya itu. Jika mendengar isu akan diberhentikan atau digulingkan, ia akan mengupayakan segala cara untuk bertahan. Hal ini tertulis dalam Mazmur 2:1–12, yang dikenal dengan “Mazmur Mesianis”. Menceritakan Raja yang diurapi oleh Tuhan itu dibenci, dimusuhi oleh raja-raja dan penguasa dunia. Mengapa mereka membenci? Alasannya, karena mereka takut kehilangan jabatan, takut kehilangan pengaruh yang selama ini diagung-agungkan oleh pengikutnya.

Siapakah “Raja yang diurapi oleh Tuhan” itu? Pada ayat 7 dijelaskan dengan kalimat, “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan hari ini”, hal ini mengarah kepada Yesus Kristus, Sang Mesias. Pada Kitab
Kisah Para Rasul 4:27 hal itu pun digenapi, “Raja yang diurapi oleh Tuhan” itu adalah Yesus Kristus yang mengalami banyak penolakan. Namun, Tuhan tidak tinggal diam. Mazmur 2:7 menggambarkan, Dia tertawa melihat cara-cara pembesar dunia ingin melawan “Raja yang diurapi oleh Tuhan”.

Salah satu bukti perlawanan penguasa dunia kepada Raja yang Diurapi, terjadi pada kisah kelahiran Yesus Sang Mesias yang telah lama dinanti, dan tentunya membuat Raja Herodes merasa tersaingi dan terancam
kekuasaannya. Herodes pun memerintahkan penangkapan, serta menghukum keluarga yang tidak menyerahkan anak mereka. Karena niatnya membunuh Yesus tak tersampaikan, Herodes pun dengan sadis membunuh semua anak berusia di bawah dua tahun di Betlehem.

Bukti lainnya, ketika Yesus memulai pelayanannya dan mendapat godaan dari Iblis yang menawarkan kekuasaaan di seluruh dunia bila Yesus mau menyembahnya. Iblis membuat dirinya serasa penguasa tertinggi yang bisa memberikan kekuasaan kepada Yesus.

Kemudian, ketika Yesus mengajar dan melakukan mukjizat, hal itu membuat pemimpin Yahudi dan ahli Taurat marah. Mereka marah karena mereka takut kehilangan wibawa dan kekuasaan. Oleh karena itu, mereka merancang jebakan dan fitnah agar Yesus ditangkap, dan dibunuh.Bahkan, sejarah gereja mula-mula mencatat para hamba Tuhan dianiaya dan mati sebagai martir saat menyebarkan ajaran Kristus. Ironisnya, masalah penolakan tersebut masih terjadi saat ini.

Meskipun semua fakta di atas mengenaskan, janganlah membuat kita gentar, karena Yesus sendiri sudah mengingatkan kita tentang penderitaan bagi pengikut-Nya. Jangan pula kita berpikir bahwa pemberontakan kepada Raja yang Diurapi sudah selesai. Dalam Matius 10:22 dikatakan, “Maka kamu akan dibenci oleh sekalian orang sebab nama-Ku, tetapi orang yang bertekun sampai ke akhir, ialah akan diselamatkan”.
Kemudian, pada Matius 24:9 tertulis, “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku”.

Bila kita mengikut Yesus sebagai “Anak yang Diurapi,” bukan berarti kehidupan kita akan selalu bahagia. Perintah Yesus bagi pengikut-Nya adalah agar rela memikul salib, tetapi Tuhan tidak akan membiarkan penderitaan itu terus-menerus menimpa kita. Jika setia memikul salib, kita akan memperoleh mahkota keselamatan, sukacita dari Allah. Melewati penderitaan tidaklah sia-sia, jika kita sadar kelemahan-kelemahan
kita. Bahkan, ketika putus asa, itulah saatnya kita mendekatkan diri kepada Tuhan, berserah dan memohon penyertaan-Nya. Di balik penderitaan, ada kebahagiaan dan kemenangan. Maniar N.

Pdt. Rahmat Lumban Tobing S.Th., HKBP Serpong, Tangerang.



Leave a Reply