Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Supaya Semua Orang Tahu Bahwa Kamu adalah Murid-Ku




eBahana.com – Suatu kali saya diundang memimpin KKR di Sulawesi Utara. Setibanya di bandar udara setelah menunggu sekian lama, tak seorang pun datang menjemput. Tatkala ruang tunggu hampir kosong, saya melihat seorang bapak ditemani beberapa wanita sedang menoleh ke kiri dan ke kanan. Saya mendekati mereka dan bertanya, ”Apakah Saudara datang menjemput Pdt. Bob?” Bapak tersebut langsung menyahut, ”Iya, tetapi sampai sekarang Pak Pendeta belum muncul!” Sambil menunjuk diri, saya katakan, ”Sayalah Pdt. Bob.” Dengan terperangah mereka yang belum mengenal saya tersebut memandang saya dari ujung rambut sampai ke ujung sepatu, seolah-olah tidak percaya bahwa inilah pendeta yang diundang untuk mengadakan KKR.

Rupanya mereka mempunyai konsep tertentu tentang penampilan seorang pendeta. Menurut mereka kalau naik pesawat, pendeta harus berpakaian jas lengkap sambil membawa tas Alkitab. Itulah sebabnya mereka
tidak mengenal saya sebab yang di hadapan mereka sekarang adalah seorang pria mengenakan celana jeans serta kaos T-shirt dan jaket sambil memegang majalah Tempo jelas tidak menunjukkan penampilan seorang pendeta yang dibayangkan.

Konsep Dunia

Dunia ini punya konsep tertentu mengenai penampilan dan karakteristik khusus orang Kristen. Sebutlah misalnya, berpakaian selalu rapi, murah senyum, suka menolong, dan rajin ke gereja. Namun, apabila kita memerhatikan perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya pada malam sebelum disalibkan, kita menemukan bahwa Yesus mempunyai konsep yang berbeda mengenai karakteristik pengikut-Nya. ”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yohanes 13:35).

Karakteristik atau atribut yang dipaparkan Yesus sangat berbeda dengan konsep dunia. Yesus tidak berkata semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku jikalau kamu memegang ajaran Calvinis atau Armenian; penganut Reformed atau Karismatik; dibaptis selam atau percik, berbahasa Roh atau tidak, percaya kesembuhan ilahi atau tidak, percaya Injil kemakmuran atau Amanat Budaya, dan sebagainya, Hal itu sering ditonjolkan oleh banyak pemimpin Kristen bahkan sampai menyebabkan perpecahan dalam Tubuh Kristus.

Yesus berkata, ”Semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, jikalau kamu saling mengasihi.” Bagaimanakah Yesus mengasihi murid-murid-Nya? Sebelum menyimaknya lebih lanjut terlebih dahulu kita menelaah bagaimana keberadaan murid-murid yang dikasihi-Nya. Jika mau jujur, kita akan menemukan para murid yang sudah sekitar tiga tahun lebih mengikut Yesus dan setiap hari mendengar,
pengajaran Yesus, menyaksikan perbuatan ajaib, serta mukjizat yang dilakukan-Nya, masih juga tidak banyak berubah watak serta karakter mereka, seperti kebanyakan anggota jemaat masa kini. Pada malam Yesus akan
disalibkan, mereka masih jatuh bangun dalam dosa. Ada yang suka bertengkar dan sombong bahkan ada yang mengkhianati, menyangkal, dan meninggalkan-Nya. Namun, Yesus tetap mengasihi mereka tanpa syarat, tanpa menuntut, tanpa mementingkan diri sendiri, tanpa berubah bahkan penuh pengorbanan. Pada malam
itu dengan penuh kasih Yesus melayani mereka dengan mencuci kaki mereka satu per satu. Ini pelayanan yang dilakukan hamba. Itulah perwujudan kasih agape.

Rekan saya, Gembala Sidang Gereja Injili Agape (GRIA) Sahabat Bekasi, Pdt. Petrus Zalukhu menulis, “Dalam nats firman Tuhan ini disebutkan satu ciri pengikut Kristus. Ciri tersebut adalah saling mengasihi. Setiap orang Kristen akan dikenal dari perbuatan kasihnya. Memang kekristenan perlu mendemonstrasikan kuasa Allah melalui mukjizat, ajaran-ajaran, doktrin yang baik dan Alkitabiah. Namun, yang menjadi ciri utama orang percaya adalah kasih. Jika dalam gereja dan rumah tangga Kristen ditemukan kasih, orang lain akan tahu bahwa kita adalah pengikut Kristus.”

Marilah belajar menunjukkan kasih dalam keluarga dan gereja kita. Saling mengasihi harus kita tunjukkan kepada dunia luar sehingga mereka dapat mengenal kita sebagai murid Tuhan. Tuhan Yesus sendiri telah memberi teladan kasih tersebut.

Oleh Rev. Dr. Bob Jokiman, Gembala Jemaat Agape Evangelical Church (AEC) Arcadia, California, USA.



Leave a Reply