Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Pertolongan dalam Berdoa




eBahana.com – RANCANGAN BESAR ALLAH DALAM KELAHIRAN YESUS KRISTUS (NATALIS)
diolah dari sumber rubrikkristen.com

Kelahiran Yesus ke dunia adalah rancangan besar Allah untuk menyelamatkan manusia ciptaan-Nya yang terbelenggu oleh dosa.

Tidak lama setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan telah menubuatkan dalam Perjanjian Lama bahwa suatu saat nanti Ia akan menghancurkan dosa dan Iblis, sumber dosa, melalui salah seorang keturunan manusia bernama Hawa.

Nubuat Perjanjian Lama yang digenapi saat kematian Yesus, adalah tentang penghancuran kuasa iblis melalui kematian Yesus.

Ditulis dalam Kejadian 3:15, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Dalam ayat ini, yang dikenal sebagai protoevangelum atau Injil yang pertama (benih Injil), Allah menubuatkan bahwa keturunan perempuan Hawa, yakni Yesus Kristus, akan meremukkan Iblis.

Ayat ini digenapi saat kematian Yesus, seperti nyata dari ayat di bawah ini.

“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut.” (Ibrani 2:14).

Tentu iblis belum sepenuhnya hancur sejak kematian Yesus, kuasanya masih ada.

Namun kuasanya terbatas, dan kelak ia akan dikalahkan sepenuhnya pada akhir zaman.

Hal ini dipertegas-Nya melalui Abraham, orang yang dipilih- Nya sebagai penyalur keselamatan itu ke seluruh bumi. “Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Kejadian 12:1-3). Abraham menyelamatkan seluruh bumi melalui keturunannya, yakni Yesus Kristus (Galatia 3:16).

Lalu lewat nabi-nabi-Nya di Perjanjian Lama – orang-orang pilihan-Nya dari antara bangsa Israel, umat pilihan-Nya, yakni keturunan Abraham yang dipilih-Nya.

Nabi-nabi Perjanjian Lama ini dalam rentang ribuan tahun, dalam berbagai cara dan kesempatan, telah bernubuat tentang kedatangan, penderitaan, bahkan kematian Sang Juru Selamat dunia yang disebut Mesias dalam Perjanjian Lama.

Musa adalah nabi pertama secara normatif. Memang Abraham adalah nabi pertama yang disebut di Alkitab (Kejadian 20:7).

Tetapi Abraham bukanlah nabi dalam pengertian umum, Abraham tidak menyampaikan firman Tuhan kepada orang lain atau bernubuat kepada mereka. Musalah nabi pertama yang bertindak demikian.

Kebesaran Musa sebagai nabi tak perlu diragukan lagi. Dia lebih besar dari semua nabi di Perjanjian Lama, bahkan boleh dikatakan Musa-lah tokoh terbesar di Perjanjian Lama. Istilah “Hukum Musa” sering kali identik dengan seluruh Perjanjian Lama.

Tuhan sendiri mengakui keunggulan Musa di antara para nabi Israel. Caranya berhadapan dengan Musa berbeda dengan cara-Nya berhadapan dengan semua nabi lain.

Jika dengan para nabi Tuhan berbicara melalui mimpi dan penglihatan, maka dengan Musa Ia berbicara langsung, muka dengan muka (Bilangan 12:6-8).

Nubuat Musa yang terkenal adalah tentang kedatangan seorang nabi seperti dia (Ulangan 18:15, 18-19), yang digenapi dalam diri Tuhan Yesus (Kisah Para Rasul 3:22-23).

Nubuat Perjanjian Lama yang digenapi saat kelahiran Yesus, yang kedua adalah nubuat tentang kedatangan Mesias dari keturunan Daud.

Selain sebagai penggenapan janji-Nya kepada Abraham, kedatangan Yesus ke dunia juga merupakan penggenapan nubuat-Nya kepada Daud, raja terbesar Israel, yang juga keturunan Abraham.

Seperti Abraham, Daud adalah orang pilihan Tuhan. Kepadanya Tuhan telah berfirman bahwa takhtanya akan dibangun turun-temurun.

Melalui salah satu keturunannya, yakni Mesias atau Yesus Kristus, Daud memerintah terus-menerus. “Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Mu itu, seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus.” (Lukas 1:68-72).

Pemerintahan Daud tidak akan berakhir.

“Engkau telah berkata: Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun” (Mazmur 89:4-5).

Mesias adalah salah satu gelar Tuhan Yesus ketika Ia hidup dan melayani di dunia. Namun Alkitab lebih banyak mencatat gelar-gelar Yesus lainnya, seperti Anak Manusia atau Anak Allah.

Mesias dalam bahasa Ibrani Masyiakh artinya adalah “yang diurapi.” (Mazmur 2:2).

Meski Mesias adalah keturunan Daud, sebenarnya Ia juga bersifat ilahi. Mesias memang datang ke dunia dalam wujud manusia. Namun pada dasarnya Mesias itu seorang yang ilahi. Artinya, Ia adalah Tuhan yang datang ke bumi dalam wujud manusia. Jadi Ia bukanlah manusia biasa.

Nabi Mikha berkata bahwa permulaan Mesias sudah sejak zaman purbakala (Mikha 5:1). Hal ini dapat diartikan bahwa Mesias itu pada dasarnya sudah ada sejak kekekalan. Dengan kata lain, Mesias itu tidak berawal, sebagaimana halnya dengan Allah. Dan istilah Anak Allah menjadi identik dengan Mesias (Matius 16:16).

“….sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus…Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki- laki…menamakan Dia Imanuel – yang berarti: Allah menyertai kita” (Matius 1:20-23).

Ada banyak nubuat tentang Yesus di Perjanjian Lama, yakni kedatangan-Nya ke dunia sebagai manusia, kelahiran-Nya, penderitaan dan penyaliban-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya, bahkan kedatangan-Nya kedua kalinya. Hari ini kita merayakan kelahiran Yesus, namun bagi orang percaya lebih penting lagi kedatangan-Nya kedua kali.

Daniel bernubuat tentang kedatangan Yesus pada akhir zaman.

“Aku terus melihat dalam pengelihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.

Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.

Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah yang tidak akan musnah.” (Daniel 7:13-14).

Anak Manusia yang dimaksud nabi Daniel dalam ayat di atas adalah Tuhan Yesus, sementara Yang Lanjut Usianya adalah Allah Bapa.

Jadi Allah Bapa memberikan pemerintahan kepada putra- Nya, Yesus Kristus.

Inilah yang disebut dengan Kerajaan Seribu Tahun.

Kerajaan seribu tahun atau kerajaan milenium adalah masa pemerintahan Tuhan Yesus bersama umat-Nya di bumi yang terjadi selama seribu tahun – secara harfiah.

Istilah kerajaan seribu tahun memang hanya disebut dalam kitab Wahyu pasal 20, tetapi jelas konsep ini di dukung oleh bagian-bagian lain di Alkitab dengan istilah-istilah yang berbeda.

Kerajaan Seribu Tahun adalah masa keemasan pemerintahan Mesias di masa depan, masa pemerintahan yang adil dan damai (Yesaya 9:6-7; Yeremia 23:5-6).

Menurut 1 Korintus 15:24-25, setelah segala sesuatu ditaklukkan di bawah kaki Kristus, Ia akan menaklukkan diri- Nya sendiri kepada Bapa-Nya.

Artinya Dia menyerahkan kerajaan-Nya itu kembali kepada Bapa, sekalipun kerajaan seribu tahun juga adalah kerajaan Allah Bapa.

Yesus Kristus Tuhan kita sekarang sudah dimuliakan dan duduk disebelah kanan Bapa di surga dan akan datang kedua kalinya untuk memimpin kerajaan Seribu Tahun. Selamat Natal…

 

OLEH LOKA MANYA PRAWIRO.



Leave a Reply