Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Peneguhan Supernatural




eBahana.com – Kita akan mempelajari satu hasil penting yang dihasilkan oleh baptisan dalam Roh Kudus dalam pelayanan pengkotbah. “bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya” (Ibrani 2:3-4).

Penulis Ibrani disini menyatakan tiga alasan kenapa pesan injil perlu mendapat perhatian hati-hati sekali dari semua orang yang mendengarnya: pertama, karena diberitakan pada mulanya oleh Tuhan Yesus Sendiri; kedua, karena pesannya dikirim dan dicatat oleh orang-orang yang mendengarkan dan melihat sendiri semua yang terjadi; ketiga, karena pesan ini, begitu dikirim, secara supernatural diteguhkan oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang menyertai pesannya.

Dari sini kita melihat bahwa pelayanan utama Roh Kudus, sehubungan dengan pemberitaan injil, adalah untuk memberikan kesaksian supernatural, melalui tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, dan kebenaran pesan yang diberitakan.

Ini sejalan dengan amanat yang Yesus berikan kepada murid-murid- Nya di akhir pelayanan-Nya di bumi. “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.

Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:15).

“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh” (Markus 16:17-18).

Dalam ayat-ayat ini Yesus membuat spesifikasi lima tanda supernatural yang ditahbiskan oleh Allah untuk menyertai pemberitaan pesan injil dan untuk memberikan kesaksian ilahi serta kebenarannya.

Pertama, kemampuan mengusir setan-setan; kedua, manifestasi berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru; ketiga, imunitas terhadap bahaya ular; keempat imunitas terhadap racun dalam makanan atau minuman; kelima, kemampuan melayani kesembuhan atas orang sakit dengan meletakkan tangan atas mereka dalam nama Yesus.

Frasa pengantar yang digunakan oleh Yesus, “dalam nama-Ku,” berlaku untuk setiap lima tanda yang di spesifikasi. Setiap dari lima tanda efektif hanya melalui “iman dalam nama Yesus.”

Perlu dijelaskan bahwa lima tanda supernatural ini tidak dibatasi hanya untuk kelas atau katagori orang-orang khusus atau tertentu. Yesus tidak berkata, “tanda-tanda ini akan mengikuti rasul-rasul,” “Tanda-tanda ini akan mengikuti pengkotbah-pengkotbah (pendeta- pendeta),” atau “Tanda-tanda ini akan mengikuti gereja mula-mula.” Ia berkata, “Tanda-tanda ini akan mengikuti mereka yang percaya.” Semua orang percaya sejati memiliki hak untuk berharap tanda- tanda supernatural ini akan menyertai dan mengkonfirmasi kesaksian mereka sementara, dalam ketaatan pada perintah Kristus, mereka memproklamirkan kabar baik injil kepada semua orang.

Ini historisnya bagaimana murid-murid pertama menginterpretasi dan mengaplikasikan amanat Yesus. “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk disebelah kanan Allah.

Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda- tanda yang menyertainya” (Markus 16:19-20).

Kesaksian supernatural yang menyertai kotbah murid-murid ini hanya sepenuhnya efektif setelah Tuhan Yesus naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Bapa. Sesudah itu Tuhan Yesus bekerja dengan murid-murid-Nya dan melakukan konfirmasi kesaksian mereka tanpa kehadiran-Nya secara jasmani di bumi, melainkan melalui kehadiran dan kuasa Roh Kudus yang dicurahkan ke atas mereka pada Hari Pentakosta. Maka sebenarnya Roh Kudus-lah yang bertanggung jawab melakukan konfirmasi supernatural kesaksian murid-murid. Peran khusus-Nya memberi kesaksian supernatural pada kebenaran pesan Allah.

Kita menemukan ini di ilustrasikan dalam pelayanan Yesus dan murid-murid. Sampai saat baptisan-Nya oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, tidak ada catatan Yesus pernah berkotbah atau melakukan mujizat. Pada waktu baptisan-Nya, Roh Kudus turun ke atas-Nya dari surga dalam bentuk seperti burung merpati, dan Ia dipimpin ke padang belantara untuk dicobai selama empat puluh hari oleh Satan (Iblis). Pada akhir masa pencobaan ini, Yesus langsung masuk kedalam pelayanan kotbah-Nya. Tiga setengah tahun berikutnya pesan dan pelayanan-Nya terus menerus diteguhkan dengan berbagai mujizat, tanda-tanda, dan karunia- karunia supernatural.

Dengan mengutip nubuat Yesaya, Yesus didepan umum mendeklarasikan kesaksian supernatural pada pelayanan-Nya sebagai pekerjaan Roh Kudus. “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang- orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4:18-19).

Disini Yesus dengan sangat jelas mengatakan urapan Roh Kudus atas-Nya, dalam kotbah dan mujizat-mujizat kasih karunia dan kelepasan yang menyertainya-Nya. “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Matius 12:28).

Disini Yesus secara langsung menghubungkan dengan Roh Kudus kuasa yang Ia miliki mengusir setan-setan.

Bahwa urapan Roh Kudus yang bertanggung jawab membuat konfirmasi supernatural pelayanan Kristus dinyatakan juga oleh Petrus dalam Kitab Kisah Para Rasul. Ia berbicara kepada orang- orang Yahudi mengenai Yesus dengan term-term berikut: “Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat- mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia (Yesus) di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu” (Kisah Para Rasul 2:22).

Petrus mengindikasikan bahwa satu tujuan mujizat-mujizat, dan tanda-tanda dalam pelayanan Yesus adalah untuk meneguhkan sumber ilahi dan otoritas pelayanan-Nya, dan bahwa Allah Sendiri yang memberi kesaksian ini dalam pelayanan Yesus. Berbicara kepada orang-orang bukan Yahudi di rumah tangga Kornelius, Petrus menggambarkan pelayanan Yesus dengan term-term berikut: “Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Satan (Iblis), sebab Allah menyertai Dia” (Kisah Para Rasul 10:38).

Disini Petrus secara spesifik mengatribusi pelayanan supernatural dan kuasa kesembuhan Yesus pada urapan Roh Kudus atas-Nya.

Seperti dalam pelayanan Yesus, begitu pula dalam pelayanan murid- murid-Nya. Sebelum Hari Pentakosta ada urapan supernatural terbatas dalam pelayanan mereka. Dua belas murid yang Yesus utus keluar digambarkan dengan cara: “Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka” (Markus 6:12-13).

Pelayanan tujuh puluh murid yang Yesus utus keluar sesudah itu digambarkan serupa. “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu” (Lukas 10:17).

Kita melihat karenanya, bahkan sepanjang pelayanan Yesus dibumi, murid-murid-Nya mendapat urapan terbatas dalam aspek supernatural pelayanan itu atas orang sakit dan kerasukan setan. Ini dalam skala terbatas dan hanya perpanjangan pelayanan Yesus di bumi melalui kehadiran-Nya dengan mereka.

Namun, sesudah Hari Pentakosta murid-murid langsung masuk kedalam pelayanan supernatural penuh mereka sendiri, dimana mereka tidak lagi bergantung pada kehadiran Yesus dengan mereka di bumi.

Hasil dari turunnya Roh Kudus, satu dari lima tanda supernatural yang dijanjikan oleh Yesus dalam Markus 16 langsung dimanifestasi: “Mereka…semua…mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain” (Kisah Para Rasul 2:4). Pasal Kisah Para Rasul berikutnya mencatat mujizat kesembuhan orang lumpuh di Gerbang Indah dekat bait Allah.

Isi sisa Kitab Kisah Para Rasul adalah catatan kesaksian supernatural oleh Allah selanjutnya, melalui Roh Kudus, pada pesan dan pelayanan murid-murid. Kesaksian supernatural pada pelayanan mereka ini disimpulkan dalam ayat yang kita sudah pelajari dalam Ibrani 2:4. “Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.”

Dari lima tanda supernatural yang Yesus janjikan dalam Markus 16, empat dicatat terjadi dalam Kitab Kisah Para Rasul. Berbicara dengan bahasa-bahasa lidah (baru) yang dimanifestasikan pada Hari Pentakosta dan berbagai peristiwa setelah itu. Penyembuhan orang sakit dan mengusir setan-setan yang dimanifestasikan dalam pelayanan Filipus, Paulus, dan semua rasul lainnya. Imunitas pada gigitan ular berbisa dimanifestasikan dalam pengalaman Paulus di pulau Malta (Kisah Para Rasul 28:3-6). “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa ‘percaya’ kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan- pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa” (Yohanes 14:12).

Perhatikan bagian sentral dari janji ini: “Barangsiapa ‘percaya’ kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan.” Frasa “ia yang percaya kepada-Ku” terjadi berulangkali dalam Perjanjian Baru. Sangat umum aplikasinya. Berarti siapa pun orang percaya sejati, dimana saja. Tidak dibatasi pada umur tertentu atau tempat atau kelompok atau tingkat sosial.

Bagaimana dimungkinkan setiap orang percaya bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Yesus Sendiri lakukan? Jawabannya diberikan dalam bagian akhir Yohanes 14:12, dimana Yesus berkata, “Sebab Aku pergi kepada Bapa.” Sedikit lebih jauh Yesus berkata lagi: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran – Roh Kudus” (Yohanes14:16- 17).

Penyataan ini memberi jawaban pada janji ayat 12. Hadirat kekal Roh Kudus, di utus turun ke atas orang percaya dari hadirat Bapa, yang memampukannya melakukan pekerjaan yang Yesus lakukan.

Urapan Roh Kudus yang sama, tinggal di atas orang percaya seperti pertama kali tinggal di atas Yesus, memimpin orang percaya kedalam pelayanan supernatural yang sama seperti yang Yesus masuki setelah Roh Kudus turun atas-Nya. Pelayanan supernatural ini bukan karena kuasa alamiah atau kemampuan orang percaya, melainkan karena urapan Roh Kudus atasnya.

Jika kita pelajari seluruh catatan Kitab Suci secara cermat, kita menemukan kesaksian supernatural pada kebenaran injil sejalan dengan cara Allah berurusan dengan umat percaya-Nya sepanjang masa. Kapanpun Allah sudah menyatakan kebenaran yang dikomitmenkan-Nya pada manusia melalui pewahyuan ilahi dan manusia bersedia mentaati kebenaran itu, Allah selalu bersedia memberi kesaksian supernatural pada kebenaran yang Ia ungkapkan atau wahyukan.

Kita menemukan ini pada awal sejarah manusia dalam peristiwa korban persembahan yang dibawa kepada Allah oleh Kain dan Habel (Kejadian 4:3-8). Dua bentuk korban persembahan ini adalah dua pola agama sepanjang sejarah manusia dari awal sampai sekarang.

Kain membawa buah dari tanah – namun tanah yang sudah berada dibawah kutukan Allah (Kejadian 3:17). Korban persembahan Kain hasil dari akalnya dan usaha atau perbuatannya sendiri. Tidak ada pewahyuan Allah; tidak ada pengakuan dosa, serta kutuknya; tidak ada pengakuan akan kebutuhan korban untuk membuat perdamaian bagi dosa.

Habel membawa hasil pertama dari kawanan ternaknya, yang ia persembahkan sebagai korban. Dengan tindakkan ini ia mengakui adanya dosa dan kebutuhan untuk korban perdamaian dengan mencurahkan darah. Ini datang padanya tidak melalui akalnya sendiri namun melalui pewahyuan ilahi. Agamanya tidak berdasarkan perbuatannya namun berdasarkan imannya kepada Allah. “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu” (Ibrani 11:4).

Seperti sudah dijelaskan “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). Yaitu, berdasarkan pada pewahyuan Allah melalui Firman-Nya.

Karena Habel menerima dan mentaati pewahyuan itu, Allah berkenan memberi kesaksian supernatural pada korban persembahannya. Sebagian besar komentator percaya api supernatural Allah dari surga turun atas korban persembahan Habel dan membakarnya.
Dilain pihak, Allah menolak memberi persetujuan-Nya pada korban persembahan Kain. “TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.” (Kejadian 4:4-5).

Dengan cara serupa, sejak itu, Allah selalu berkenan memberi kesaksian supernatural didepan umum pada kebenaran yang Ia wahyukan kepada manusia. Dalam Keluaran 4 kita membaca ketika Allah mengamanatkan Musa untuk membawa pesan kebebasan-Nya kepada anak-anak Israel di Mesir, Allah memberinya tiga tanda supernatural yang menyertainya dan meneguhkan pesannya.

Kemudian, ketika Musa dan Harun selesai mempersembahkan korban kepada Allah di Tabernakel: “Dan keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan korban bakaran dan segala lemak di atas mezbah. Tatkala seluruh bangsa itu melihatnya, bersorak- soraklah mereka, lalu sujud menyembah” (Imamat 9:24).

Ketika Salomo mengakhiri doanya ketika mendedikasikan bait suci: “api pun turun dari langit memakan habis korban bakaran dan korban-korban sembelihan itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi rumah itu” (2 Tawarikh 7:1).

Begitu pula Tuhan mengkonfirmasi pesan dan kesaksian Elia dalam pertandingannya melawan nabi-nabi Baal. “Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.

Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!” (1 Raja-Raja 18:38-39).

Kesaksian supernatural Allah pada pesan nabi-nabi tidak berakhir dengan Elia namun berlanjut sepanjang pelayanan-pelayanan Elisa, Yesaya, Yehezkiel, Daniel, dan banyak lainnya.

Dalam Perjanjian Baru, dengan kedatangan injil, kesaksian supernatural Allah pada kebenaran Firman-Nya tidak berkurang atau ditarik. Sebaliknya, meningkat dan meluas banyak, dalam pelayanan Yesus Sendiri dan dalam pelayanan seluruh gereja mula- mula sesudah itu.

Sepanjang zaman peran khusus Roh Kudus memberi kesaksian supernatural pada kebenaran Allah yang diwahyukan untuk mengkonfirmasi kata-kata pemberita-pemberita injil Allah. Lebih melimpah Roh Kudus dicurahkan ke atas umat Allah, lebih kuat dan meningkat kesaksian supernatural.

Ada anggapan tingginya tingkat pengetahuan dan pendidikan pelayan-pelayan Allah bisa menambah kesaksian supernatural Roh Kudus. Meski demikian, contoh luar biasa rasul Paulus mendemonstrasikan bahwa ini tidak betul. Pengetahuan intelektual, walaupun berguna, tidak bisa menjadi pengganti kuasa dan pelayanan supernatural Roh Kudus.

Paulus seseorang dengan karunia-karunia intelektual tinggi dan pengetahuan luas, dalam bidang agama dan filsafat. Namun, dalam presentasi injil-nya, ia dengan sengaja menolak daya tarik pengetahuannya atau penggunaan akal dan argumentasi manusia. “Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu.

Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.

Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gemetar.

Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (1 Korintus 2:1-5).

Dalam mempresentasikan pesan injil, Paulus dengan sengaja menolak apa yang ia sebut “dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat,” dan lagi, “dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan.”

Ia lebih memilih bukti kebenaran yang berbeda sama sekali dari pesannya. Bukti lain ini Paulus gambarkan sebagai “keyakinan akan kekuatan Roh – yaitu, Roh Kudus.”

Perhatikan kata “keyakinan.” Ini mengimplikasikan sesuatu yang terbuka, dan bisa dilihat pancaindera. Roh Kudus tidak bekerja melalui rasul Paulus hanya sebagai satu pengaruh yang tidak kelihatan dan tidak jelas. Hadirat dan kuasa Roh Kudus didemonstrasikan secara terbuka dalam pelayanannya.

Kenapa Allah menunjuk, dan Paulus menyetujui, kesaksian supernatural pada kebenaran pesan injil ini? Paulus mengatakan pada kita jawabannya: “supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (1 Korintus 2:5).

Bukan tujuan Allah iman umat-Nya didasari pada argumentasi dan bukti pengertian manusia. Fondasi satu-satunya bagi iman setiap orang percaya adalah pengalaman pribadi kuasa Roh Kudus dalam hati dan kehidupannya. “Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh” (Roma 15:18-19).

Disini Paulus menolak mendasari otoritas pesan injil, yang dikomitkan oleh Allah, pada kualitas-kualitas pribadinya – seperti talenta atau pengetahuan. Ia menyatakan dengan jelas bahwa ketaatan pada injil tidak dihasilkan oleh kualitas-kualitas seperti itu, namun oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh.” Dan ini, ia katakan, adalah pekerjaan Roh Allah – Roh Kudus.

Maka disini, adalah satu peran berdaulat Roh Kudus yang tidak berubah: untuk memberi kesaksian pada kebenaran yang diungkapkan melalui demonstrasi kuasa supernatural terbuka.

Kesaksian supernatural Roh Kudus ini dimulai dengan Habel, orang percaya pertama dan juga martir pertama yang dicatat dalam sejarah manusia setelah kejatuhan dalam dosa. Roh Kudus tidak akan pernah menarik kesaksian supernatural-Nya selama Allah memiliki umat di bumi yang percaya dan mentaati kebenaran yang diwahyukan Firman-Nya.

 

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply