Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kebangkitan Dinubuatkan dalam Perjanjian Lama




eBahana.com – Kita akan menunjukkan bahwa janji ilahi mengenai kebangkitan bersambung seperti satu benang sepanjang seluruh Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Dalam 1 Korintus 15:4 Paulus membuat pernyataan mengenai penguburan dan kebangkitan Kristus. “Bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.”

Camkan di pikiran bahwa sepanjang periode Paulus menulis kata- kata ini satu-satunya pengakuan Kitab Suci adalah Perjanjian Lama. Akibatnya, ketika Paulus berkata bahwa Kristus bangkit kembali pada hari ketiga “sesuai Kitab Suci,” yang ia maksudkan adalah kebangkitan Kristus sebagai penggenapan Kitab Suci Perjanjian Lama.

Paulus mengacu pada Kitab Suci Perjanjian Lama sebagai otoritas dan dasar “doktrin kebangkitan.” Ia menyebut bukti orang-orang yang masih hidup pada waktu itu sebagai saksi mata Yesus dibangkitkan. Namun, dalam presentasi Paulus mengenai doktrin ini, bukti para saksi mata pada zaman itu sekunder dibanding Kitab Suci Perjanjian Lama.

Kita juga menunjukkan ada janji mengenai penguburan dan kebangkitan Kristus dalam Mazmur 16:8-11. Kita menunjukkan, meski ayat-ayat ini diucapkan dalam pribadi pertama oleh Daud, namun tidak diaplikasikan pada Daud sendiri, melainkan pada Kristus.

Dalam Mazmur 71:20-21 nas serupa menubuatkan kebangkitan Kristus. Daud disini berbicara langsung kepada Allah, dan ia berkata: “Engkau yang telah membuat aku mengalami banyak kesusahan dan malapetaka, Engkau akan menghidupkan aku kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali.

Engkau akan menambah kebesaranku dan akan berpaling menghibur aku.”

Nas ini contoh lain nubuat mesianik. Yaitu, kata-kata yang di ucapkan dalam pribadi pertama Daud, tidak diaplikasikan pada Daud sendiri namun pada janji benih Daud, Mesias, Yesus.

Dimengerti dengan cara ini, nas ini secara nubuatan menjelaskan lima tahap yang Kristus akan lewati dalam melakukan penebusan dosa manusia. Diringkas sebagai berikut. Pertama, banyak masalah dan malapetaka – penolakkan, kesengsaraan, dan penyaliban Kristus. Kedua, Kristus turun ke bumi paling bawah – kedalam Sheol atau Hades, tempat roh-roh meninggal. Ketiga, Kristus dihidupkan kembali. Keempat, Kristus naik ke atas dari Sheol – kebangkitan Kristus. Kelima, setelah kebangkitan Kristus, Ia bertambah dalam kebesaran dan penghiburan – direstorasi sekali lagi pada tempat- Nya dalam persekutuan dan otoritas tertinggi disebelah kanan Allah Bapa-Nya.

Waktu dan ruang tidak cukup mengutip banyaknya nas-nas dalam Perjanjian Baru yang mengkonfirmasi bahwa nubuat ini sepenuhnya digenapi dalam kehidupan Kristus.

Namun, dua nas Perjanjian Lama yang kita baca, Mazmur 16 dan Mazmur 71, mengacu pada kebangkitan Kristus Sendiri sebagai Mesias. Sekarang mari kita pelajari nas-nas lain Perjanjian Lama yang menubuatkan kebangkitan orang-orang benar selain Kristus Sendiri.

Kita mulai dengan membahas satu dari janji-janji Allah yang dibuat pada Abraham. “Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya” (Kejadian 17:8).

Ada dua poin penting untuk diperhatikan dalam janji ini. Pertama, urutan kepemilikan penting. Allah berkata, “….kepadamu dan kepada keturunanmu.” Abraham dulu memiliki negeri, dan setelah itu baru keturunannya.

Kedua, luas dan durasi kepemilikan penting. Allah berkata, “….seluruh tanah Kanaan, menjadi milikmu selama-lamanya.” Janji ini tidak bisa digenapi melalui pendudukan negeri yang parsial atau sementara. Penggenapannya menuntut kepemilikan lengkap dan permanen seluruh negeri.

Jelas, karenanya, sampai sekarang janji Allah pada Abraham belum digenapi. Bagian satu-satunya negeri yang Abraham sendiri hingga kini terima untuk dimiliki secara permanen hanya ruang dimana ia dikubur – kuburan di gua Makhpela di ladang Eferon orang Heti, dekat Hebron.

Sementara bagi benih Abraham, negara Israel, mereka sampai sekarang hanya menikmati sebagian kecil pendudukan negeri, mereka belum mendapatkan kepemilikan lengkap dan permanen sesuai yang dijanjikan Allah. Saat ini negara Israel bertahan, di hadapan banyak oposisi, dengan luas pecahan kecil dibanding total kepemilikan yang dijanjikan Allah.

Bahkan jika pada tahun-tahun yang akan datang Israel terus memperbesar daerah pendudukannya sampai memperoleh kontrol seluruh negeri perjanjian, ini masih belum menggenapi janji lengkap awal Allah pada Abraham, “Kepadamu dan pada keturunanmu.” Abraham sendiri harus lebih dulu menerima kepemilikan seluruh negeri, dan setelah itu baru keturunannya.

Maka, janji Allah ini tidak bisa digenapi selain melalui “kebangkitan.” Kuburan Gua Makhpela harus terlebih dulu menyerahkan orang matinya. Abraham sendiri harus “dibangkitkan.” Hanya dengan cara ini ia bisa masuk kedalam kepenuhan kepemilikan janji negeri dimana ia dikubur. Jika tidak ada kebangkitan, maka janji Allah pada Abraham tidak pernah bisa digenapi. Janji Allah dibuat pada Abraham tergantung pada kebangkitan.

Kita menemukan karenanya bahwa janji pada Abraham mengenai kepemilikan tanah Kanaan selama-lamanya termasuk didalamnya janji kebangkitan Abraham sendiri dari kubur. Dengan cara ini kebenaran “kebangkitan” sudah diungkapkan dalam Kejadian, kitab pertama Perjanjian Lama.

Mari kita baca kitab lain Perjanjian Lama – Kitab Ayub. Ditengah begitu banyak kesedihan dan penderitaan, ketika masa depannya di bumi tidak menunjukkan harapan, Ayub memberi ucapan mengagumkan pada pengakuan iman mengenai tujuan kekal jiwanya dan kebangkitan tubuhnya. “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.

Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain” (Ayub 19:25-27).

Ayub mengetahui bahwa tubuh fisikalnya akan menderita proses dekomposisi. Namun, ia melihat kedepan pada satu periode di akhir zaman ketika ia akan dibungkus lagi dengan tubuh daging dan tampak dalam tubuh itu berada dihadapan Allah. Jaminan bagi Ayub ini berdasarkan pada kehidupan seorang yang ia sebut “Penebusku.”

Jadi seluruh nas berbicara mengenai kebangkitan tubuh Ayub, yang dimungkinan melalui kebangkitan Juruselamat, Yesus Kristus.

Kita bisa melihat nabi Yesaya, yang hidup sekitar tujuh ratus tahun sebelum Kristus. Yesaya membuat pengakuan iman dalam kebangkitan, serupa dengan Ayub. “Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali” (Yesaya 26:19).

Yesaya berbicara mengenai tubuhnya sendiri yang mati bangkit dari debu, dan ia mengasosiasikan satu kelompok orang yang ia sebut, pada awal ayat, “orang-orang-Mu yang mati,” dan lagi pada akhir ayat, “orang-orang yang sudah dikubur.” Yesaya berkontemplasi mengenai kebangkitan orang-orang banyak, atau semua orang mati.

Satu sukacita bagi mereka,Yesaya berkata, “Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai!.” Pesan Yesaya ini ditujukan untuk orang benar, yang melalui kebangkitan, akan diantar kedalam kehidupan kekal, terakhir mereka.

Kita melihat Yesaya memandang kebangkitan pada bagian material manusia – tubuhnya. Ia berbicara mengenai mereka yang “dikubur dalam tanah.” Gambaran yang ia presentasikan adalah tubuh orang- orang mati bangkit dari tidur mereka dalam debu.

Yesaya juga menggambarkan kuasa supernatural yang akan mempengaruhi kebangkitan sebagai “embun.” “Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali”(Yesaya 26:19).

Dalam banyak nas Kitab Suci, embun – seperti hujan – kerja pribadi Roh Kudus. Yesaya menubuatkan kebangkitan tubuh mati orang- orang percaya melalui kuasa Roh Kudus.

Ini dikonfirmasi oleh Paulus. “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh- Nya, yang diam di dalam kamu” (Roma 8:11).

Paulus menyatakan bahwa kuasa Roh Kudus yang sama yang membangkitkan tubuh Kristus yang mati dari kubur akan juga membangkitkan tubuh mati mereka yang percaya dalam Yesus dan yang didiami Roh Kudus.

Nubuat besar kebangkitan Perjanjian Lama berikutnya ditemukan dalam Daniel 12:1-3. Ayat-ayat ini bagian dari pewahyuan nubuatan panjang mengenai akhir zaman, yang diberikan pada Daniel oleh malaikat Gibrail, yang diutus kepadanya oleh Allah untuk tujuan khusus itu. Bagian dari pewahyuan ini, yang berhubungan secara spesifik dengan kebangkitan, ditulis sebagai berikut. “Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.

Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.

Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.”

Bagian pertama dari pewahyuan ini mengacu secara spesifik pada bangsa Daniel sendiri, Israel, dan berbicara mengenai waktu kesusahan bahkan lebih besar daripada yang Israel pernah alami hingga masa itu. Ini tidak diragukan lagi masa kesusahan sama yang ditulis dalam Yeremia. “Hai, alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia akan diselamatkan dari padanya” (Yeremia 30:7).

Yeremia mengindikasikan bahwa meski waktu kesusahan ini akan lebih besar daripada yang Israel alami sebelumnya, Israel akan diselamatkan dan tidak dihancurkan. Ini sesuai dengan pernyataan dalam Daniel 12:1. “Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.”

Dalam masa kesengsaraan besar ini Allah Sendiri akhirnya ikut campur dan menyelamatkan sisa bangsa pilihan Israel yang dalam kasih karunia-Nya Ia sudah kenal dan sudah ditahbiskan sebelumnya untuk diselamatkan.

Tidak diragukan masa kesusahan Israel ini adalah satu fase dari seluruh periode kesengsaraan yang ditakdirkan akan terjadi atas seluruh dunia, disebut dalam Perjanjian Baru “masa kesengsaraan besar.”

Berhubungan dengan periode akhir kesengsaraan ini adalah nubuat “kebangkitan,” karena Gabriel berkata dalam Daniel 12:2 “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.”

Bahasa yang digunakan dalam Daniel paralel dengan Yesaya. Keduanya berbicara mengenai mereka yang “tidur di dalam debu”; keduanya berbicara mengenai kebangkitan sebagai “bangun” dari debu. Namun, pewahyuan Daniel lebih jauh dari Yesaya, karena mengindikasikan bahwa akan ada dua fase kebangkitan – satu untuk orang benar, yang akan di antar kedalam kehidupan kekal, dan satu untuk orang jahat dan fasik, yang akan mengalami kehinaan dan kengerian kekal.

Upah kebenaran saat kebangkitan akan berdasarkan pada kesetiaan mereka dalam melayani Allah dan memberitakan kebenaran-Nya ketika di bumi. “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.” (Daniel 12:3).

Disini ada perbedaan antara mereka yang bijaksana akan keselamatan jiwa mereka sendiri dan mereka yang menuntun orang banyak lainnya kepada kebenaran. Keduanya sama akan masuk kedalam kemuliaan, namun kemuliaan yang kedua akan lebih besar daripada kemuliaan yang pertama.

Dari nas-nas yang kita sudah pelajari, kita melihat bahwa tema kebangkitan bersambung seperti benang sepanjang seluruh Perjanjian Lama. Detail dari pewahyuan ini menjadi lebih jelas secara progresif sampai Kitab Daniel dimana dikatakan kebangkitan akan berhubungan erat dengan “masa kesengsaraan besar” dan akan terjadi dalam dua fase: satu untuk orang benar dan satu untuk orang jahat dan fasik.

Sebelum kita menutup pembelajaran nubuat-nubuat “kebangkitan Perjanjian Lama” ini, ada satu poin menarik dan penting yang perlu dibahas.

Dalam nas yang sudah dikutip dari 1 Korintus 15:4, Paulus berkata bahwa Kristus “telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.” Bukan hanya kebangkitan Kristus dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, namun dinubuatkan bahwa Kristus akan bangkit dari mati “pada hari ketiga.” Kita bisa bertanya, dimana dalam Perjanjian Lama kita bisa menemukan nubuat spesifik ini bahwa Kristus akan dibangkitkan pada hari ketiga? Hosea memberi jawabannya. “Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.

Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup dihadapan-Nya.

Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi” (Hosea 6:1-3).

Nubuat ini mulai dengan janji pengampunan dan kesembuhan bagi mereka yang kembali pada Tuhan dalam pertobatan dan iman. Lalu, pada ayat kedua, ditulis mengenai kebangkitan pada hari ketiga: “pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup dihadapan-Nya” (Hosea 6:2). Janji ini diberikan dalam bentuk jamak, bukan tunggal: “Ia akan membangkitkan ‘kita’….’kita’ akan hidup dihadapan-Nya.” Jadi janji bukan hanya mengenai kebangkitan Kristus sendiri, namun juga semua mereka yang mentaati peringatan untuk kembali pada Allah dalam pertobatan dan iman.

Untuk mengerti implikasi penuh dari nubuat ini, kita harus kembali pada pewahyuan lengkap injil seperti diberikan oleh Allah kepada gereja melalui Paulus dalam Perjanjian Baru.

Dalam Roma 6:6 Paulus berkata: “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan (yaitu, dengan Kristus).” Lagi, dalam Galatia 2:19 ia berkata: “Aku telah disalibkan dengan Kristus.”

Ini dan nas-nas serupa lainnya mengungkapkan bahwa dalam melakukan penebusan dosa manusia, Kristus dengan sengaja membuat diri-Nya satu dengan orang berdosa: Ia mengambil alih kesalahan orang berdosa. Ia membuat diri-Nya satu dengan kodrat korup dan kejatuhan orang berdosa. Ia mati dalam kematian orang berdosa. Ia membayar hukuman orang berdosa.

Setelah itu, tergantung pada kita sebagai orang-orang berdosa untuk menerima dengan iman identifikasi kita dengan Kristus. Ketika kita melakukan ini, kita menemukan kita diidentifikasi dengan-Nya bukan hanya dalam kematian dan penguburan-Nya, namun juga dalam kebangkitan-Nya dari mati dan dalam kebangkitan kehidupan kekal baru yang Ia sekarang nikmati. “Allah…telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus (dari mati), dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga” (Efesus 2:4-6).

Ketika kita bersedia, dengan iman, menerima identifikasi kita dengan Kristus dalam kematian-Nya untuk dosa-dosa kita, kita menemukan bahwa kita juga di identifikasi dengan Kristus dalam kebangkitan-Nya dan dalam kemenangan kehidupan-Nya atas takhta Allah. Melalui kematian-Nya, kita menjadi bagian juga dari kebangkitan-Nya.

Dengan kata-kata penuh kuasa, Yesus menyampaikan kebenaran yang sama pada murid-murid-Nya. “sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup” (Yohanes 14:19).

Ini kenapa pewahyuan nubuatan menyatakan dalam Hosea 6:2: “pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.”

Nubuat ini mengungkapkan bukan hanya Kristus dibangkitkan pada hari ketiga, namun sesuai tujuan kekal Allah dalam injil, semua mereka yang percaya dalam Kristus di indentifikasi dengan-Nya dalam kebangkitan-Nya. Dalam hal ini, nubuat Hosea tidak hanya memprediksi peristiwa yang akan terjadi, namun juga mengungkapkan signifikansi spiritual sejati dari peristiwa itu dan hubungannya dengan seluruh tujuan Allah dalam injil.

Meski demikian, Hosea juga memperingatkan rahasia tujuan Allah ini dalam kebangkitan Kristus akan diungkapkan hanya bagi mereka yang bersedia mencari kebenaran dengan iman dan ketekunan, karena ia berkata dalam ayat berikutnya: “Marilah kita mengenal dan sungguh-sungguh mengenal TUHAN” (Hosea 6:3).

Pewahyuan ini hanya bagi mereka yang “sungguh-sungguh mengenal TUHAN.”

Bagi mereka yang sungguh-sungguh, Hosea melanjutkan: “Ia pasti muncul seperti fajar” (Hosea 6:3). Kebangkitan Kristus dari kubur pasti dan dalam tujuan Allah seperti matahari terbit setelah kegelapan malam. Ini paralel dengan nubuat kebangkitan Kristus dalam Maleakhi. “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya” (Maleakhi 4:2).

Perhatikan pewahyuan kebangkitan Kristus ini akan diberikan: bukan untuk semua orang, melainkan “kamu yang takut akan nama- Ku.”

Terakhir, Hosea menubuatkan bahwa kebangkitan Kristus akan diikuti dengan pencurahan Roh Kudus, karena ia berkata: “Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi” (Hosea 6:3).

Hujan disini adalah pencurahan Roh Kudus, dibagi jadi dua lawatan – yang pertama dan seterusnya setelah itu.

Dalam penggenapan nubuat ini, Perjanjian Baru mencatat bahwa pada Hari Pentakosta, lima puluh hari setelah kebangkitan Kristus, hujan Roh Kudus dicurahkan ke atas murid-murid-Nya yang menunggu – mereka yang mengejar pengenalan akan Tuhan.

Sementara kita melihat kembali pada nubuat-nubuat Perjanjian Lama mengenai kebangkitan orang benar, satu ciri umum muncul bagi mereka semua: orang-orang kudus Perjanjian Lama.

Kita melihat, sebagai contoh, bahwa janji Allah mengenai Kanaan sebagai kepemilikan selama-lamanya diberikan kepada Abraham terlebih dulu, setelah itu baru kepada keturunannya. Paulus berkata kepada orang-orang Kristen: “kamu juga adalah keturunan Abraham” (Galatia 3:29). Kebangkitan keturunan Abraham Perjanjian Baru ini tidak akan mendahului Abraham pribadi.

Ayub berkata, mengenai dirinya: “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup…tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah” (Ayub 19:25- 26). Melalui iman dalam Penebusnya ia menantikan kebangkitan orang benar.

Begitupula, Yesaya berbicara mengenai sukacita kebangkitan orang mati dimana ia menjadi bagian. “Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak- sorai!” (Yesaya 26:19).

Gabriel mengatakan pada Daniel bahwa ada dua kebangkitan orang benar dan orang fasik (Daniel 12:2-3). Lalu malaikat itu berkata kepada Daniel secara pribadi: “engkau akan beristirahat, dan akan bangkit (dibangkitkan) untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman” (Daniel 12:13).

Secara jelas, Daniel termasuk dalam kebangkitan orang benar. Dalam nubuat kebangkitan Hosea ia berkata: “pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya” (Hosea 6:2).

Hosea mengikutsertakan dirinya dalam nubuat kebangkitan. Untuk konfirmasi dari Perjanjian Baru, kita bisa kembali pada kata-kata Yesus. “Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga” (Matius 8:11).

Yesus berbicara mengenai orang-orang percaya datang dari banyak negara dan latar belakang berbeda saat kebangkitan dengan tiga patriark Perjanjian Lama: Abraham, Ishak, dan Yakub. Ini mengindikasikan orang-orang percaya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru akan berpartisipasi dalam kebangkitan orang benar.

Semua yang akan berpartisipasi dalam kebangkitan ini memiliki satu kualifikasi yang sama: iman dalam pengorbanan penebusan Kristus. Ada perbedaan orang-orang kudus Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dibawah perjanjian lama orang-orang percaya menantikan – melalui berbagai pewahyuan nubuatan – pada pengorbanan yang belum pernah dipersembahkan. Dibawah perjanjian baru orang- orang percaya melihat kebelakang pada fakta-fakta historikal kematian dan kebangkitan Kristus.

Kita akan melihat kebangkitan orang benar termasuk orang-orang percaya atau kudus perjanjian lama dan perjanjian baru.

 

 

OLEH LOKA MANYA PRAWIRO.



Leave a Reply