Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Jangan Lemah & Putus Asa!




eBahana.com – Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa…..(Ibrani 12 :3)

Manusia tidak bisa menghalau kesedihan atau pun kesusahan, akibatnya tidak jarang pula hidup itu dipenuhi dengan keraguan. Meski tidak semua hidup seperti itu, realitasnya manusia pernah berada pada ketidakmampuan mengatasi permasalahan hidupnya. Tuhan Yesus pun pernah mengalami keadaan demikian, ketika diceritakan pergumulan-Nya di Taman Getsemani. Dia bahkan sempat berada dalam ketakutan dan kegentaran yang amat sangat, yang secara manusiawi inilah penderitaan manusia yang terdalam, bahkan sempat berpeluhkan tetesan darah (Matius 26:36-46).

Pergumulan Tuhan Yesus adalah antara memenuhi keinginan Bapa-Nya dan kehendak diri-Nya sebagai manusia. Dia menanggung bantahan yang hebat, yakni tidak ada pembelaan manusia kepada-Nya.

Akan tetapi, karena ketekunan-Nya atas panggilan dan pengutusan sebagai hamba Tuhan, Dia rela menundukkan kehendak diri dan mengarahkan pada kehendak Bapa-Nya. Dia mengalami kelemahan fisik namun tidak lemah iman- Nya serta sekali-kali tidak putus asa.

Situasi kehidupan manusia sering berada pada pilihan antara mencari jaminan kemudahan tetapi tidak pasti
dan mencari kepastian namun dipenuhi ketidaknyamanan. Keragu-raguan menjadi tanda ia dalam kelemahan dan tidak jarang menjadi putus asa. Seolah, tidak ada kuasa tangan Tuhan yang mampu menolongnya. Tidak pernah telinga Tuhan mendengar.

Padahal Dia selalu mengajak umat-Nya untuk selalu menatap dan menghadapi pergumulan hidup dengan mata yang tertuju kepada-Nya yang memimpin dalam iman (Ibrani 12:2). Pembelajaran firman Tuhan bahwa setiap kesusahan merupakan kesempatan untuk umat membuktikan kemurnian imannya (I Petrus 1:7).

Yang harus dihindari dalam hidup ini adalah jangan sampai menjadi lemah dan apalagi berputus asa. Ketika hidup didera oleh rupa-rupa masalah dan tekanan, maka janganlah mengandalkan kekuatan dan akal sendiri (Yesaya 55:8,9), janganlah meninggalkan ketekunan, ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan (Kejadian 39:23), janganlah mudah menyerah dan tunduk kepada kepahitan hidup (1 Petrus 2:20), janganlah mudah hilang kesabaran menunggu respons Tuhan (Mazmur 37:5-9 & 1 Petrus 5:6), dan janganlah berhenti berharap jika yakin akan penyertaan dan keberpihakan Tuhan (Kejadian 41:39).

Marilah kita menapaki masa depan dengan membiasakan iman yang selalu bangun, iman yang selalu terbuka dan siap diperhadapkan dengan berbagai kesusahan bahkan musibah sekalipun, sehingga meski masalah maksimal tetapi keraguan minimal. Paling tidak, mari penuhi hidup dengan ketekunan dan keteguhan menanggung berbagai persoalan hidup. Jangan sampai hidup ini menyusahkan orang lain ketika kesusahan itu sebenarnya bisa diatasi sendiri. Janganlah membuat masalah pada apa yang bukan masalah, dan jangan menambah masalah pada apa yang sudah menjadi masalah.

Contoh: kini tidak sedikit orang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Dalam 1 Raja-raja 19, ada cerita tentang nabi Elia yang mengalami stres dan putus asa. Ia pun menginginkan kematian. Ketika itu Tuhan mendekatinya, dan menghendaki Elia bangun, makan dan mengerjakan tugasnya. Di sini, peran untuk menengadah ke atas, mengisi kekosongan pandangan hidup dengan mencari, mendengar, dan memahami suara Tuhan, serta meyakini Dia adalah sumber hidup dan damai sejahtera yang tidak berubah, dulu, kini dan nanti. Soli Deo Gloria!

Oleh Pdt. Manuel E. Raintung adalah pendeta GPIB dan Sekretaris Umum PGIW DKI Jakarta.



Leave a Reply