Epifania
Dalam ritus Gereja Timur, Epifania (kedatangan orang Majus bertemu Yesus; Mat. 2:1-12) merupakan puncak perayaan kehadiran Yesus ke dunia, yang dirayakan pada 25 Desember—5 Januari. Epifania, yang jarang diketahui orang Kristen, jatuh pada 6 Januari. Jadi, hari ini, Kamis, 6 Januari, kita memperingati perayaan Epifania.
Makna di Balik Bintang
Secara arkeologis, pada 1925, ditemukan lempengan di menara kuno, di bekas sekolah astrologi di Zippar, di tepi sungai Efrat, Babilonia, yang ditulis dalam bahasa Babel kuno, yaitu MULLU-BABA U KAIWANU INA ZIPPATI (konjungsi Jupiter dan Saturnus dalam konstelasi Pisces). Secara astronomis, konjungsi (pertemuan semu dua benda angkasa atau lebih dalam derajat rasi yang sama; KBBI) ini terjadi pada Desember 7 sM. Secara antropologis, menurut Risto Santala, “The Messiah in the New Testament in the Light of Rabbinical Writings”, dari naskah kuno agama Babel, Pisces melambangkan zaman akhir, Jupiter melambangkan penguasa (raja), Saturnus melambangkan Palestina. Artinya, raja telah datang pada zaman akhir di Palestina. Secara profetis, bintang Betlehem merupakan manifestasi nubuat Bileam “bintang terbit dari Yakub” (Bil. 24:17) yang merujuk kedatangan Kristus (PL: Kej 49:10; Mzm, 45:7. PB: Mat 2:2; Wah. 2:28; 19:15; 22:16). Jika “Kami telah melihat bintang-Nya di Timur” (Mat 2:2) dibandingkan dengan makna MULLU-BABA U KAIWANU INA ZIPPATI, nubuat Nabi Bileam digenapi saat mereka mencari raja. Jadi, bintang Natal itu merupakan perpaduan profetis, kultur setempat, astronomis dan arkeologis
Nama-nama Orang Majus
Tentang siapa mereka, orang Majus dikenal sebagai astronom. Pertama, menurut manuskrip Yunani di Alexandria, yang kemudian diterjemahkan ke dalam Excerpta Latina Barbari, sejak abad ke-8, Gereja Barat menetapkan bahwa nama-nama mereka adalah Melkhior, Balthasar, Gaspar. Kedua , menurut tradisi Gereja Syria Timur di Irak jumlah mereka 12 bukan 3. Mereka terbagi dalam 3 kelompok berdasarkan persembahan yang mereka bawa. Emas dibawa Arvandid bin Artiban, Hormsad bin Satros, Gusnasab bin Gunafar, Arshak bin Markus. Mur dibawa Zarandar bin Warzud, Akreho bin Kesro, Arbachas bin Kolite, Ashtankakodon bin Shesran. Kemenyan dibawa Mahros bin Kohram, Aksherosh bin Kashan, Sadlak bin Baldan, Marodak bin Bildad.
Orang Majus dari Timur
Untuk mengetahuii asal-usul orang Majus perhatikanlah ini. CATATAN ALKITABIAH—dari timur ke barat—Pertama, Abraham berasal dari Ur, di Babilonia (nama kekaisaran yang berasal dari Mesopotamia [mesos; [tengah], potamos [sungai]; sungai Tigris—sungai Efrat; di Irak), kemudian menetap di Haran (Kej. 11:31; BIS).—dari barat ke timur—Kedua, Abraham menyuruh hambanya ke negeri asalnya, Aram-Mesopotamia, untuk mencari istri bagi Ishak, (Kej. 24:1-66). Ketiga, setelah memperdaya Ishak supaya diberkati, Yakub lari ke Mesopotamia (Kej. 28:7; BIS).
CATATAN HISTORIS. Pertama, menurut Yustinus Martir, dalam buku Diaoque with Thrypo, orang Majus berasal dari Arab. Barangkali, maksud Arab adalah orang Babilonia yang tinggal di padang gurun antara Arab utara dan Teluk Persia (nama kuno untuk Iran barat laut). Kedua, menurut Herodotus, The History (1:101), mereka berasal dari salah satu suku Midian (Persia). Ketiga, menurut tradisi, mereka berasal dari Persia. Keempat, menurut Ramona Shashaani, dari artikel Borrowed Ideas; Persian Roots of Christian Traditions, mereka berasal dari Qum, Iran. Kelima, menurut buku The Travels of Marco Polo (1298), salah satu tempat, yang disinggahi Marco Polo adalah kota Saba (Savah atau Saveh), yang terletak kurang dari 200 km arah Barat Daya dari Teheran, Iran. Marco Polo menemukan bangunan makam megah, yang saat itu dirawat penduduk setempat walaupun mereka tidak mengetahui sejarahnya. Penduduk Saveh hanya mengatakan bahwa itu adalah makam kuno tiga orang Majus. Dalam makam, Marco Polo menemukan tiga jazad yang masih lengkap dengan rambut dan janggutnya.
Kesimpulannya, kalau Abraham menyuruh anak-anaknya dari Ketura supaya pergi ke Tanah Timur (Kej. 25:1-6; qedem; Ibr, timur atau purbakala), seperti wawasan geografis yang nenek moyang mereka pahami saat lampau, mereka pergi (dari barat) ke Mesopotamia (ke timur). Kemudian, orang Majus adalah keturunan Midian, anak Abraham dari Ketura, yang bermigrasi ke Mesopotamia dan tinggal di Qum, Persia (Iran barat laut) dan dimakamkan di Saba (Barat Daya Teheran, Iran). Jadi, pada perayaan Epifania 6 Januari, Bintang Natal telah mempertemukan 2 keturunan saudara tiri. Orang Majus, keturunan Midian, anak Abraham dari Ketura bertemu Yusup, ayah Yesus, keturunan Ishak, anak Abraham dari Sara (Mat. 1:2).
Jarak dan Waktu Tempuh
Google Map dipakai untuk menghitung jarak tempuh orang Majus. Saat mereka di istana Herodes, jarak Qum—Yerusalem 1.860 km. Jika Qum—Church of Nativity (Betlehem, tempat Kristus lahir), jaraknya 1.867 km. Ada selisih 7 km. Namun, karena dari Yerusalem dulu, sementara jarak Yerusalem—Church of Nativity 10,2 km, jadi, Jaraknya adalah 1.870,2 km (1.860+10,2). Ada selisih 3,2 km jika Qum—Church of Nativity.
Dengan jarak semacam itu, apalagi melintasi padang belantara, yang belum pernah dilintasi dan hanya mengandalkan tuntunan bintang, sepertinya catatan menurut tradisi Gereja Syria Timur di Irak bahwa jumlah orang Majus, yang 12 orang, sangat logis jika dibandingkan hanya 3 orang.
Saat masuk rumah, mereka melihat Anak (παιδιον; paidion, sekitar 2 minggu—2 tahun) itu. Dari kata “paidion”, dengan jarak tempuh 1.860/1.867 km, saat itu, mustahil sekitar 2 minggu mereka berhasil menemui-Nya. Kemudian, dengan keterangan waktu anak-anak yang berumur “dua tahun ke bawah., a) sesuai dengan keterangan dari para peramal bintang itu” (TSI), Itu cocok dengan keterangan yang didapatnya dari ahli-ahli bintang itu b) tentang saatnya bintang itu kelihatan (BIS) (Mat. 2:16). Sekitar 2 tahun mereka berhasil menemui-Nya. Jika merujuk pada konjungsi Jupiter dan Saturnus dalam konstelasi Pisces, yang terjadi pada Desember 7 sM, Yesus dillahirkan sekitar tahun 5 sM. Jadi, jika merujuk pada tulisan sebelumnya, ebahana.com/serba-serbi/artikel/natal-peristiwa-yang-selalu-diperdebatkan, Yesus dilahirkan pada 25 Desember 5 sM.
Mustahil Bertemu
Dalam kisah kelahiran Kristus, Injil mengisahkan kunjungan orang Majus dari Timur setelah melihat bintang (Mat. 2:1-12) sebagaimana nubuat Bileam (Bil. 24:17) dan para gembala setelah dikabari malaikat (Luk. 2:8-20). Ketika orang Majus hendak menemui Yesus, “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia”. Ketika gembala-gembala hendak menemui Yesus, “mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring “di dalam palungan” (bak tempat makanan dan minuman ternak (kuda, kerbau, burung, dsb); KBBI). Menurut catatan Full Life, Kristus lahir di kandang, tempat ternak dipelihara. Kandang itu barangkali merupakan goa dan palungan itu suatu tempat makanan bagi ternak itu. Jika merujuk pada perbedaan tempat “ke dalam rumah itu” dan “di dalam palungan” serta kata “paidion” dan jarak tempuh yang 1.860/1.867 km bagi orang Majus, bisa dipastikan karena perbedaan tempat dan waktu tersebut, orang Majus dan para gembala tidak pernah bertemu. Jadi, jika ada gambar yang menggambarkan bahwa mereka saling bertemu, sungguh sangat tidak tepat jika merujuk pada catatan kedua Injil dan catatan-catatan tersebut. (ryp/dbs)