Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Seks Kudus Terkebiri!




eBahana.com – Seks merupakan karya Tuhan yang dianugerahkan kepada setiap umat manusia. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk seksual sehingga dengan dorongan dan kebutuhan seksual tersebut suami istri mampu menemukan hasrat dan kepuasan seksual yang hakiki dalam hubungan yang saling mengasihi. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana Adam menikmati hidup berhubungan seks sepenuhnya dengan perempuan yang diberikan Tuhan kepadanya. Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Di mana di tengah kehidupan pernikahan tersebut, seks dapat dihayati dengan leluasa, kreatif, dan penuh sukacita.

Dalam kitab Perjanjian Baru hal ini kembali ditegaskan bahwa laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Di sini sangat jelas, sesungguhnya Tuhan menghendaki setiap umat manusia memiliki relasi seks yang sehat dan kudus sehingga dapat menjadi sarana dalam pemenuhan mandat dan pekerjaan Tuhan atas manusia untuk beranak cucu, bertambah banyak, memenuhi bumi, dan menguasainya.

Akan tetapi, realitas yang terjadi, seks yang semula dirancang untuk tujuan mulia dan kudus, kini semakin tidak ada nilai dan artinya lagi. Kemajuan teknologi pada era modernisasi ini ikut berperan membawa umat manusia semakin meninggalkan nilai-nilai yang semestinya tetap mereka hidupi. Tim Clinton & Mark Laaser dalam bukunya yang berjudul Sex and Relationship menyebutkan bahwa dalam budaya masa kini, seks dapat menghasilkan uang. “Papan reklame, iklan, program TV, film layar lebar, internet, hingga majalah dan surat kabar yang dibanjiri gambar berbau seks. Akhirnya, genaplah apa yang Tuhan sabdakan bahwa pada hari-hari terakhir sejarah dunia akan ditandai dengan semakin dinginnya kasih hingga kejahatan pun kian merajalela.

Dengan demikian, nilai-nilai kekudusan dan kesakralan seksual pun turut tergerus hingga kejahatan seks
semakin merebak di sekitar kita. Contohnya, kasus Yuyun, siswi Sekolah Menengah Pertama 5 Satu Atap Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, yang menjadi korban pemerkosaan danpembunuhan oleh 14 remaja. Atau, Enno Farihah (18) yang diperkosa dan dibunuh oleh pacarnya sendiri
RA (15) yang masih duduk di bangku SMP. Bahkan sebelum mengembuskan napas, kemaluan Enno sempat
dimasuki gagang cangkul berdiameter 3 cm dengan panjang 65 cm dan sudah 90% masuk hanya tersisa 15 cm. Bahkan data Komisi Nasional Perempuan, pada 2015 Indonesia mencatat lebih dari 6.000 kasus kekerasan seksual (dw.com).

Melalui kasus pelecehan dan kekerasan seksual tersebut Presiden Jokowi telah mengesahkan draf Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) tentang pemberatan hukuman kebiri untuk pelaku kejahatan seksual. Namun, sejauh mana hukuman kebiri efektif mencegah terjadinya kejahatan seksual? Mengingat seks
yang sejatinya menjadi kenikmatan kudus dari Tuhan pun harus terkebiri.

Kekudusan seks sangat dipengaruhi oleh bagaimana keluarga, gereja, dan bangsa dalam memegang nilai-nilai kesakralan seks. Hal yang tidak kalah penting dari itu adalah memberikan pemahaman kepada pembaca, baik keluarga, dan gereja agar lebih peduli dan turut memberikan dan menanamkan nilai-nilai tersebut melalui pendidikan seks sejak usia dini. Naf



Leave a Reply