Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Saviour Our Soul (Bagian 4)




Uraian ini hendak memaparkan hal ikhwal kurban penebusan, yang merujuk dalam diri Yesus dan ucapan Yesus saat Dia disalib.

 Kurban Domba

Setelah makan buah “pengetahuan baik dan jahat”, mata dan pikiran mereka terbuka sehingga mereka menyadari ketelanjangan mereka. Setelah itu, daun pohon ara mereka semat untuk membuat pakaian (Kej. 3:7; BIS). Namun, Allah membuat pakaian dari kulit binatang supaya mereka pakai (21). Sebelum kejatuhan mereka, dalam catatan kitab Kejadian, tidak ada satu binatang pun yang disembelih. Menurut Anda binatang apakah itu? Binatang itu adalah domba jantan. Mengapa bisa? Ketika Abraham hendak menyembelih Ishak dengan pisau, Malaikat TUHAN mencegahnya. Setelah menoleh ke belakang, ia melihat domba itu (Kej. 22:10-14). Dengan demikian, kedatangan hewan itu seiring dengan seruan Malaikat TUHAN yang tiba-tiba. Andaikan kedatangannya sebelum Ishak disembelih, tentunya, Abraham lebih memilih binatang itu untuk disembelih daripada anaknya.

Secara implisit, binatang yang diambil kulitnya untuk dijadikan pakaian tidak diungkap secara tegas. Berbeda dengan binatang, yang disediakan Allah kepada Abaraham untuk dikurbankan, diungkap secara eksplisit. Jika ditilik dari dua kejadian berbeda itu, kedatangan binatang itu atas inisiatif Allah. Semua itu merupakan gambaran Kristus, Anak Domba Allah yang menghapus  dosa dunia (Yoh. 1: 29, 36). Kedatangan-Nya pun atas inisiatif Allah sendiri (Yoh. 3:16). Jadi, dari gambaran samar-samar sejak kejatuhan manusia sampai kedatangan Kristus dan inisiatif Allah sendiri, binatang yang diambil kulitnya itu adalah domba jantan.

Sebelumnya, Allah melarang mereka makan buah itu. Namun, Iblis memperdaya mereka sehingga perintah-Nya mereka langgar. Akibatnya mereka telanjang (Kej. 2:17; 3:1-10). Di sini “telanjang” jangan dipahami tanpa busana tetapi dosa. Karena perintah-Nya dilanggar, mereka berdosa. Sebelum berdosa, mereka berpakaian kain lenan halus. Maksudnya, perbuatan benar dari orang kudus (Wah. 19:8). Mereka juga memperhatikan pakaian itu sehingga tidak telanjang dan tidak kelihatan kemaluannya (dosa; Wah. 16:15). Jadi sebelum berdosa, perbuatan mereka benar dan hidup kudus.

Setelah telanjang, daun ara mereka semat untuk dijadikan pakaian. Upaya ini merupakan usaha manusia untuk mengatasi dosa mereka. Jika Allah tidak segera mengganti pakaian itu dari kulit binatang, kelak manusia akan berpikir bahwa dosa dapat diatasi dari usaha dan perbuatan baik. Allah tidak berkenan dengan tindakan ini karena  di hadapan Tuhan manusia bisa bermegah dan tidak membutuhkan Dia lagi untuk mengatasi dosa. Untuk itulah, Kristus mati di kayu salib untuk menghapus dosa.

Mengapa Ditinggalkan?

Pada pukul 15:00 ucapan Kristus keempat adalah “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?”,  “Eli, Eli lama sabakhtani?” (Mat. 27:46).  Ucapan  itu merupakan mazmur ratapan yang biasa diucapkan orang Israel saat meng-alami kesesakan dan penderitaan (Mzm 22:2a). Sesak dan derita telah menguasainya seolah-olah Allah tidak menolong atau jauh dari dirinya. Ia berharap Allah segera melepaskannya. Mazmur itu menjadi harapan.

Karena berdosa, manusia dihukum, dikutuk (Gal. 3:13), ditimpa penyakit (1 Pet. 2:24), dikuasai maut (Rm. 6:23) sehingga mendatangkan sesak, derita, dan salib. Namun bukan manusia yang disalib melainkan digantikan Yesus untuk  menanggung dan melepaskan semua itu. Kematian-Nya mendatangkan kelegaan dan kehidupan kekal bagi manusia.

Dia mati pada sisi kemanusiaan-Nya (1 Pet. 3:18). Sisi ini Dia peroleh dari Maria. Karena penggantian dan ketika menghadapi maut, ucapan keempat itu Dia serukan dalam kemanusiaan-Nya. Ucapan itu menggambarkan kesesakan, penderitaan, dan hukuman yang ditanggung manusia. Seharusnya, manusia yang mengucapkan ucapan itu. Setelah itu, pada hari ketiga Dia bangkit. Kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa firman tak tersentuh atau terkuasai kematian karena sifat firman kekal. (ryp)



Leave a Reply