

eBahana.com – Dalam kehidupan, manusia mengenal kebutuhan primer dan sekunder. Apa itu kebutuhan primer? Menurut İnternational Labour Organization (ILO) kebutuhan primer adalah segala sesuatu yang menyangkut kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan ini di antaranya sandang, papan, dan pangan. Tetapi dari ketiga kebutuhan pokok tersebut, pangan merupakan yang paling krusial karena bisa tidak bisa harus ada. Sebab tanpa pangan, manusia bisa mati. Tetapi tanpa sandang dan papan manusia masih tetap hidup. Namun setiap daerah dan negara tentu mempunya bahan baku untuk membuat pangan berbeda-beda. Ada beras, gandum, jagung, dan umbi-umbian.
Roti sendiri berbahan baku gandum. Di timur tengah, khususnya di Israel, gandum dibudidayakan. Sehingga bagi masyarakat timur tengah, gandum termasuk kategori makanan pokok. Karena itu merupakan keharusan untuk mengusahakanya dan tidak bisa ditunda dalam pemenuhanya. Namun yang perlu disadari, manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. Dan mereka masing-masing mempunyai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi secara seimbang. Maka dari itu kita sebagai manusia harus tahu mana yang menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
Rohani juga mempunyai kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi. Kebutuhan rohani pribadi yang harus memenuhi adalah kita sendiri. Sebab yang mengetahui kebutuhanya juga diri sendiri. Dan ternyata kebutuhan pokok jasmani dan rohani adalah sama-sama roti, hanya bahan bakunya dalam membuat roti yang berbeda. Roti yang dimakan oleh tubuh bahan bakunya dari gandum. Sedangkan roti untuk makanan rohani adalah tubuh Kristus. Seperti yang disebutkan pada firman-Nya di bawah ini:
“Akulah roti hidup”
Disebut roti hidup karena ada benang merahnya dengan penyataan Tuhan:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan firman itu adalah Allah”
Hal itu sama dengan kalimat Akulah roti hidup. Karena roti hidup adalah Kristus dan firman itu berasal dari Allah, sebab Dia adalah Allah. Dengan kata lain, antara roti hidup dan Firman itu sama, yaitu sama-sama berasal dari Allah. Oleh karena berasal dari sumber yang sama, maka Dia mampu memberi hidup bagi manusia yang percaya kepada-Nya. Oleh karena roti hidup adalah Kristus dan Dia berasal dari Allah maka Dia adalah kekal. Berbeda dengan roti yang berbahan baku gandum yang hanya bisa dimakan di dunia saja.
Dalam sejarah bangsa Israel, mereka ketika melakukan perjalanan dari Mesir menuju tanah Kanaan diberi roti langsung dari sorga yang bernama roti manna. Mengapa Allah memberikan roti tersebut? Hal ini adalah situasional. Mereka tidak mungkin bisa mencukupi kebutuhan makanan selama di dalam perjalanan. Oleh karena itu Dia yang mengkaver kebutuhan makan mereka. Sekalipun berasal dari sorga, roti manna bersifat tidak kekal dan hanya terjadi di padang gurun saja. Hal itu tertuang dalam Firman Tuhan di bawah ini:
Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
Penyataan Kristus “nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun” menunjukkan pemberian makanan dari sorga yang berupa roti manna yang hanya ada ketika mereka di padang gurun. Terlebih manakala dilanjutkan dengan penyataan selanjutnya, “dan mereka telah mati.” Hal itu mempertegas roti manna memang untuk menunjukan kepedulian-Nya sebagai Allah kepada umat-Nya. Roti manna yang dimakan tidak bisa menyelamatkan mereka dari kematian daging. Bahkan lebih celaka jika mereka tidak percaya dengan janji Allah tentang kedatangan Mesias yang ada di dalam Perjanjian Lama mereka akan mengalami kematian kekal. Tetapi sebaliknya apabila mereka makan roti hidup seperti yang tertulis di bawah ini mereka akan merasakan hidup kekal.
Inilah roti yang turun dari sorga; barang siapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
Penyataan Firman Tuhan di atas semakin menegaskan bahwa kehidupan manusia sangat bergantung dengan roti hidup yang berasal dari sorga, yaitu Kristus. Sekarang bagaimana dengan kita manusia, ada dua pilihan yang harus kita pilih. Apakah kita memilih roti yang bahan bakunya dari gandum saja tetapi hanya untuk hidup di dunia saja atau mau memilih roti hidup yaitu tubuh Kristus, yang dapat menghidupi kita sampai kekal. Kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman yang meneguhkan kita.
(Markus Sulag)