Pikiran Rohani dan Jasmani (Pikiran Surgawi dan Duniawi)
eBahana.com – Para murid Yesus, perempuan Yerusalem dan pengikut-Nya yang lain, karena ketakutan yang mendalam melihat Yesus ditangkap, diadili dengan hukuman salib dan mati, menjadikan mereka kehilangan pengharapan, seolah-olah sebagian dari hidup mereka ada yang hilang. Akibatnya semuanya menyembunyikan diri di suatu tempat di Yerusalem. Pada saat Yesus bangkit pada hari yang ketiga, bukan semakin meyakinkan mereka atas apa yang Dia sampaikan ketika Ia masih bersama. Namun mereka menganggap mayat-Nya Yesus hilang dicuri orang, padahal Malaikat Gabriel telah memberitahukan kepada Maria Magdalena dan Maria yang lainnya serta perempuan yang lainnya ketika pagi-pagi buta ia pergi ke goa di mana Yesus dikuburkan, tetapi mayat-Nya tidak ada.
Malaikat tersebut menjelaskan bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati seperti yang telah Yesus sampaikan semasa hidup, ketika masih di Galilea. Setelah Maria Magdalena dan pertempuan yang lainnya selesai mendengarkan keterangan Malaikat bahwa Yesus telah bangkit, lalu ia kembali ke tempat para murid dan kepada perempuan yang lain dan menceritakan apa yang telah dia lihat dan menceritakan apa yang ia dengarkan dari Malaikat. Tetapi mereka kurang percaya dengan berbagai macam reaksi, salah satunya Petrus, mereka ingin membuktikan dengan cara mendatangi goa secara langsung. Dan ternyata memang mayat-Nya tidak ada dan kubur kosong. Dan Malaikat pun memberitahukan hal yang sama seperti Maria Magdalena supaya memberitakan kebangkitan Dia kepada yang lain.
Bagaimana reaksi para murid dan yang lain melihat kebangkitan Dia? Reaksi dari mereka sangat beragam terhadap kebangkitan Yesus. Hal itu ditunjukkan dari rasa berduka yang mendalam yang masih mereka rasakan. Apabila paradigma tentang siapa Yesus tentu optimisme dan semangat hidup bertambah besar dan mereka keluar dari rumah yang selama ini mereka tinggali. Tetapi yang terjadi sebaliknya mereka telah melihat kubur yang kosong dan dikuatkan oleh Malaikat yang menyatakan bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati namun mereka masih ragu ragu, seperti pernyataan Tomas salah satu murid Yesus: “Sebelum aku melihat tanda paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku dan mencucukkan tanganku ke dalam bekas lambung sekali-kali aku tidak percaya.” Padahal yang memberi tahu kalau Dia telah bangkit bukan satu dua orang murid tetapi sepuluh murid kecuali Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus dan perempuan Yerusalem serta yang lainnya.
Apa yang telah dipaparkan di atas itu adalah contoh dari murid-murid Yesus ketika menggunakan paradigma atau pemikiran manusiawi atau akal sehat manusia ketika menghadapi kematian dan kebangkitan Dia dari antara orang mati? Pikiran manusianya mengatakan bahwa manusia yang sudah mati tidak akan bisa bangkit lagi sehingga berita kebangkitan-Nya direspon dengan pikiran manusiawi. Terkadang hidup kita juga tidak jauh berbeda dengan para murid, sering menggunakan akal sehat kita (subyektifitas) kita saja untuk merespon segala sesuatu sehingga menyesatkan diri sendiri dan juga orang lain. Sebagai pengikut Kristus seyogyanya tidak begitu tetapi harus menggunakan pikiran dan penalaran Surgawi juga sehingga segala sesuatu yang kita pikirkan, yang kita katakan dan yang kita lakukan bisa obyektif dan membawa orang ke dalam kebenaran iman yang sejati. Kematian dan kebangkitan-Nya harus membangkitkan energi iman yang besar dan kuat sehingga tertransfer kepada orang juga demikian adanya, apa lagi kita sedang menghadapi situasi di titik terendah karena Covid-19, energi positif yang berasal dari Roh Kudus harus kita dengungkan supaya optimisme memancar dalam diri kita dan kita tularkan kepada banyak orang sehingga perlawanan terhadap virus Corona mampu kita menangkan.
Oleh Markus S.