Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Orientasi yang Benar dan Salah (3)




eBahana.com – Dosa yang berada dalam diri manusia menyebabkan berbagai hal buruk yang akan menimpa kehidupanya. Salah satunya adalah kehilangan orientasi dan komitmen hidup, yakni kehidupan yang kudus di hadapan Tuhan (hidup yang baik dan benar). Karena dikuasai iblis maka manusia bisa kehilangan orientasi dan komitmen tersebut. Itulah yang terjadi dengan Ananias dan Safira, seperti yang diterangkan firman-Nya:

Tetapi Petrus berkata: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?”

Menahan sebagian dari penjualan tanah, dan sebagian lagi diserahkan di kaki rasul, merupakan bentuk dari tindakan dusta yang dilakukan suami istri itu. Ditengarai mereka mengatakan kepada para rasul bahwa tanah itu laku dijual sesuai dengan uang yang diserahkan di kaki para rasul. Hal yang dilakukan oleh Ananias dan Safira itu disebut dusta. Mereka tidak sadar bahwa dengan mendustai para rasul dan pengikut-Nya yang lain, otomatis juga mendustai Roh Kudus. Ayat di atas menekankan tentang Ananias dan Safira dikuasai iblis sehingga mengakibatkan mereka menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu. Hal yang dikuasai oleh iblis adalah hati dan pikiran sehingga menyebabkan mereka berkata dusta dan menahan sebagian dari penjualan tanah mereka.

Bukan rahasia umum lagi bahwa bapa segala dusta (sang raja dusta) adalah iblis. Karena Ananias dan Safira sudah dikuasai iblis maka mereka juga pandai berdusta di hadapan para rasul. Pihak yang dirugikan karena dusta Ananias dan Safira, terutama adalah Allah dan yang kedua adalah para rasul, dan selanjutnya jemaat. Mengapa demikian? Karena uang tersebut merupakan persembahan kepada Tuhan untuk menunjang pekerjaan-Nya. Dengan jumlah uang yang berkurang maka pekerjaan Dia juga terhambat.

Tetapi yang perlu kita telaah lebih lanjut, kalimat yang mengatakan bahwa menahan sebagian uang penjualan tanah tersebut dianggap mendustai Roh Kudus. Sebab peristiwa itu terjadi sesudah Yesus disalibkan, mati, dibangkitkan, dan bahkan Dia sudah naik ke sorga menjadi satu dengan Allah Bapa. Dan terjadi sesudah hari Pentakosta (pencurahan Roh Kudus). Oleh karena itu yang bekerja di dalam kehidupan orang percaya adalah Allah Roh Kudus. Maka dari itu ketika Ananias dan Safira menahan sebagian hasil dari penjualan tanahnya, yang mereka dustai adalah Allah Roh Kudus.

Memang sangat berat apabila seseorang sudah dikuasai oleh iblis, karena manusia menjadi terkontaminasi oleh cara berpikir, cara bekomunikasi dan cara berprilakunya iblis. Salah satunya prilaku berdusta. Apa yang dilakukan oleh Ananias dan Safira adalah seperti yang disampaikan oleh rasul Paulus:

Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik .

Hal yang dilakukan Ananias dan Safira termasuk bagian dari kasih yang pura-pura itu. Jika mereka memang melakukan kasih dengan baik dan benar tentu mereka tidak akan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu untuk keperluan mereka sendiri. Tetapi sesuai dengan komitmen sejak awal, menyerahkan hasil penjualan tanah di hadapan para rasul. Bentuk implementasi kasih adalah melakukan tindakan yang baik dan benar, bukannya melakukan dusta.

Di zaman ini banyak manusia yang melakukan kasih pura-pura dan itu sangat mengecewakan bagi Allah Roh Kudus dan sesamanya juga. Sebagai pengikut Kristus, jangan sampai mengikuti jejak Ananias dan Safira dengan tidak mempunyai komitmen yang baik dan benar kepada Kristus. Hanya dengan kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman-Nya, kita dimampukan untuk menjaga orientasi dan komitmen yang baik dan benar kepada Allah.

(Markus Sulag)



Leave a Reply