Orangtua Suka Bertengkar, Anak Harus Bagaimana?
eBahana.com – Belajar untuk memahami keunikan setiap pribadi berdasarkan temperamen dasar (Sanguinis, Plegmatik, Melankolik & Kolerik), foto karakter dan DISC-Dominan, Intim, Stabil, dan Cermat (kecenderungan perilaku) sehingga Anda akan memahami dengan baik, mudah menerima apa adanya. Anda bisa googling lebih detail keunikan, kelebihan, dan kelemahan setiap jenisnya.
Peran dan tugas ayah maupun ibu dibagi berdasarkan keunikan tersebut sehingga masing-masing akan
melakukannya dengan mudah, senang, dan pada akhirnya saling melengkapi. Jadi, sebagai anak, Anda tidak perlu menegur orangtua, cukup memahami dan menghormati peran mereka sebagaimana keunikan mereka.
Sebagai seorang ibu, baiknya tegas, bertanggung jawab, bisa mendisiplinkan anak, menentukan arah yang jelas, berani dan mudah mengambil keputusan, dan bisa memimpin dengan baik. Sebagai anak, jika Anda membutuhkan keputusan tentang apa yang boleh dan tidak, datanglah pada ibu Anda.
Sebagai ayah, jangan suka ribut, suka mengalah, emosi stabil, pembawa damai, baik hati, logika lebih kuat dari
perasaan, dan praktis. Ia memang peragu, tidak kreatif, tidak romantis, tetapi setia dan tidak emosional. Sebagai anak, Anda mungkin merasa tidak terlindungi karena ia tidak dominan dan tidak memimpin, tetapi Anda bisa belajar moral, etika, penguasaan diri, dan cara berpikir jernih pada ayah Anda. Jika ayah Anda ikut dominan, mungkin mereka sudah bercerai sejak Anda kecil.
Buat suami istri, peran suami dan istri bisa dibuat berdasarkan kesepakatan. Jika sulit mencapai kesepakatan, mulai saja secara sepihak memahami pasangan, menerima pasangan apa adanya dan melengkapi kekurangannya. Hal yang paling penting, Anda sendiri tidak perlu menyesali kepribadian Anda, bersyukurlah dengan diri Anda, dan jalankan peran tersebut dengan gembira.
Sebagai suami, anda harus bisa mengalah tanpa merasa kalah, sebaliknya mengalah dengan merasa berjiwa besar dan merasa sebagai orang sabar. Istri perlu belajar untuk menyerahkan keputusan-keputusan penting kepada suami sebagai kepala keluarga, seperti keputusan bergereja di mana, anak sekolah di mana, hidup di kota mana. Hal-hal praktis sehari-hari boleh Anda putuskan karena Anda mudah dan bahagia melakukan hal itu.
Jika konflik ayah ibu terlalu sering, belikan saja mereka tiket berdua untuk berlibur dan berbulan madu kembali tanpa anak-anak. Bisa ke Bali, Hongkong, atau destinasi lainnya supaya ada waktu untuk berduaan kembali. Lebih baik lagi jika memang couples tour. Seminar atau camp pasutri akan membuat mereka yang berbeda saling menerima dan menyesuaikan diri dan bahagia dengan perbedaan yang ada.
Oleh Ir. Jarot Wijanarko.