Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

MIMPI YANG HANCUR




eBahana.com – Alkisah ada seorang anak gadis yang bermimpi ingin menjadi seorang dokter. Ia lahir di keluarga yang harmonis, dan memiliki perekonomian yang stabil, sehingga kedua orang tuanya sanggup membiayainya untuk bersekolah di tempat yang terbaik. Menjelang masuk SMA orang tuanya mengalami kebangkrutan, dan ia terpaksa pindah ke sekolah yang lebih terjangkau dengan perekonomian kedua orang tuanya.

Hari-hari berlalu, dan tanpa terasa gadis tersebut sudah waktunya masuk ke perguruan tinggi. Gadis remaja tersebut, tetap bermimpi untuk menjadi seorang dokter, ia bertujuan menjadi dokter untuk membantu orang-orang yang membutukan. Sungguh mulia gadis tersebut. Di sekolahnya, ia termasuk anak yang pintar sehingga ia dapat masuk jurusan IPA, sangat cocok dengan keinginannya.

Menjelang kelulusan, gadis tersebut mengumpulkan berbagai brosur, universitas, agar ia dapat meneruskan pendidikannya. Tetapi keadaan berkata lain, uang yang dimiliki kedua orang tuanya hanya cukup untuk dipakai hingga ia lulus, dan keperluan sekolah adiknya. Mimpi untuk masuk universitas kedokteran hancur sudah.

Dengan setengah hati, gadis tersebut bekerja dan tidak melanjutkan pendidikannya, tetapi karena ia hanya lulusan SMA maka pekerjaan yang didapatnya hanya sebagai staff, semakin lama ia bekerja, justru semakin membuatnya tertekan, ketika ia mendapat perlakuan tidak adil dari pimpinan, dan umur yang semakin bertambah mimpinya sebagai dokter sudah tidak mungkin terwujud lagi.

Jika kita adalah gadis tersebut, apakah yang dapat dilakukan? Manusia hanya bisa berencana, tetapi Tuhan yang menentukan segalanya. Saat kenyataan berkata tidak, dan membakar seluruh imipan, harapan, dan cita-cita, apakah yang dapat dilakukan oleh anak Tuhan?

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Jer 29:11 ITB)

Saat impian dan harapan hancur, apakah iman kita masih tetap berpegang kepada Tuhan bahwa segala yang Tuhan perbuat adalah untuk kebaikan kita? Mimpi yang hancur, dan harapan yang terasa palsu, semuanya begitu menyakitkan dan mmebuat seseorang ingin bertanya, “Mengapa Tuhan ijinkan ini semua terjadi kepadaku?”
Dari keadaan yang Tuhan ijinkan terjadi kepada kita, tetap masih ada beberapa hal kebaikan yang dapat dipelajari.

Pertama, apakah mimpi kita selaras dengan keinginan Tuhan? Manusia terkadang lupa, bahwa apa yang mereka inginkan dan harapan sering berfokus pada kebaikan diri mereka dan bukan kebaikan bagi Tuhan ataupun orang lain? Bersyukur jika apa yang kita impikan sesuai dengan keinginan Tuhan, tetapi jika tidak sesuai, apakah yang harus dilakukan? Di sinilah perenungan diperlukan? Apa yang Tuhan inginkan dalam hidupku. Tuhan telah menetapkan rancangan yang baik bagi kita, dan untuk kebaikan kita di masa depan.

Sikap pertama jangan kecewa, keinginan yang tidak selaras dengan Tuhan selalu akan mendatangkan keburukan dalam hidup kita di masa depan. Bersyukur karena Tuhan membelokkan langkah kita, sehingga kita tidak menuju sesuatu yang buruk di masa depan.

Kedua, Jangan berkubang dalam mimpi. Ketika mimpi tidak tercapai, maka tidak ada yang perlu disesali. Saat usaha yang dikeluarkan sudah maksimal, tetapi tidak diijinkan Tuhan terjadi, maka jangan salahkan siapa-siapa. Mimpi yang salah hanya karena kita salah menempatkan fokus dan tujuan hidup kita. Perenungan kepada Firman Tuhan dan belajar memahami kehendak Tuhan adalah yang terbaik.

Hentikan segala aktivitas dan rutinitas yang membuat kita sibuk dan lupa kepada Tuhan. Ambil waktu sejenak untuk berdiam diri kepada Tuhan. Berfokus pada mimpi yang hancur hanya membuat anak Tuhan tidak bisa move on dan terjebak pada masa lalu. Sudah saatnya belenggu masa lalu dilepaskan, dan mulai sesuatu yang baru.

Jika pada masa ini virus menyebar dan aktivitas pekerjaan, pelayanan berhenti, maka inilah waktunya kita berdiam diri, duduk di dalam hadirat Tuhan, dan merenungkan kebaikan Tuhan. Tanya kepada Tuhan, apa tujuan Ia menciptakan kita, jangan terburu-buru untuk mendapat jawaban dari Tuhan, nikmati hadirat-Nya setiap hari, bahkan setiap saat, maka semakin lama anak-anak Tuhan akan semakin peka mengenal kehendak-Nya.

Oleh Agnes Riana.



Leave a Reply