Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Menegasi Daripada Negasi




Yogyakarta, eBahana.com

“Ketahuilah pada hari ini Aku telah mengangkat engkau atas bangsa bangsa, atas kerajaan kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.”

Israel sebagai sebuah bangsa benar benar sangat diperlengkapi dengan berbagai hal. Bukan hanya berkat secara jasmani dan rohani tetapi lebih dari pada itu. Sebab sebagai sebuah bangsa mereka memerlukan identitas dan eksistensi. Di samping itu Israel sebagai sebuah bangsa harus memiliki kedaulatan, yaitu berdaulat di dalam bidang politik (politik kenegaraan kebangsaan, kerajaan dan atau kekaisaran). Berdaulat di dalam bidang ekonomi, berdaulat di dalam bidang sosial dan berdaulat di bidang kebudayaan dan yang lain sebagainya. Seperti firman Tuhan  yang tertulis di atas:

Ketahuilah pada hari ini Aku telah mengangkat engkau atas bangsa bangsa, kerajaan kerajaan.”

Kata Aku telah mengangkat engkau,  menjadi satu hal  yang mempertegas bahwa keberadaan mereka di Israel itu bukan karena usaha mereka sendiri tetapi hanya karena kasih karunia pemberian Allah semata. Kata mengangkat engkau atas bangsa bangsa dan atas kerajaan kerajaan itu ada benang merahnya dengan kepemimpinan sebagai sebuah bangsa atau politik bernegara. Sebagai sebuah bangsa atau  kerajaan, Israel sudah memenuhi syarat terbentuknya sebuah bangsa atau kerajaan. Israel sudah memenuhi syarat  karena mempunyai empat hal, yaitu: Rakyat, wilayah administrasi, Undang Undang atau aturan mainnya (kitab Taurat dan kitab para nabi) dan yang terakhir adalah seorang raja atau seorang pemimpin.

Kata Aku telah mengangkat engkau atas bangsa bangsa dan atas kerajaan kerajaan ada hubungan erat bagaimana  Allah menghendaki  Israel sebagai sebuah bangsa itu harus sanggup menjadi kepala bukan ekor, artinya mereka itu harus menjadi pemimpin  atas bangsa bangsa atau kerajaan  kerajaan yang ada di di sekitarnya. Untuk sanggup menjadi pemimpin bangsa yang memimpin  suatu bangsa dan kerajaan kerajaan di sebuah kawasan harus bisa menjadi bangsa yang kuat. Menurut penilaian dan pengetahuan duniawi sebuah bangsa yang kuat itu harus memiliki wilayah yang  luas, rakyat yang banyak, seorang pemimpin yang hebat, peraturan (Undang Undang), tentara yang kuat, dan penjara.

Tetapi bagi Tuhan Allah, Dia mempunyai pandangan-Nya sendiri  yang baik dan benar serta berbeda mengenai bangsa yang kuat dan besar. Sebagai Allah Yang Maha Kuasa dan Perkasa tentunya Dia sanggup melakukan segala perkasa termasuk mengalahkan semua musuh-Nya. Bahkan Dia dengan kemahakuasaan-Nya juga sanggup mengalahkan lawan-Nya dengan media dan sarana apa pun baik dengan benda yang bergerak (benda hidup dan benda yang mati). Banyak sekali contoh bagaimana Allah Allah melawan musuh tidak dengan bala tentara yang banyak  dan kuat tetapi sanggup mengalahkan musuh-Nya. Hal di atas banyak sekali kita jumpai di dalam kitab hakim hakim. Salah satunya:

“Setiap kali apabila Tuhan membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka Tuhan menyertai hakim itu, dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab Tuhan berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang orang yang mendesak dan menindas mereka.”

Dalam hal ini Tuhan Allah yang berperang melawan musuh Israel melalui hakim yang diutus-Nya. Dengan kuat kuasa dan tangan-Nya, siapa yang sanggup melawan Dia, kalau Tuhan  kita pasti ada kemenangan. Supaya Tuhan Yang Maha Kuasa itu  mau berperang melawan para musuh yang mengganggu bangsa Israel, mereka harus taat dan kasih serta memegang teguh kesetiaan kepada Dia. Bangsa Israel akan kokoh berdiri di hadapan bangsa bangsa lain apabila senantiasa menjaga kesucian dan kekudusannya di hadapan Allah. Tujuan  Dia mengangkat mereka di hadapan bangsa bangsa supaya mereka mau datang  untuk percaya dan mengaku bahwa Tuhan Allah adalah Allah mereka.

Mencabut dan merobohkan”

Otoritas kekuasaan dan atau kewenangan yang diberikan Tuhan Allah agar supaya keberadaan mereka semakin eksis begitu besar dan luas. Kalimat mencabut dan merobohkan itu artinya menghilangkan atau menegasi bangsa lain yang mencoba mengganggu stabilitas bangsa Israel. Tetapi bisa saja bangsa lain yang tidak mau datang dan mengaku percaya dicabut dan  dirobohkan, artinya, musuh musuhnya Israel yang tetap memegang teguh ajaran mereka yang salah di mata Tuhan harus dihancurkan dan dimusnahkan. Sebenarnya perintah tersebut sudah disampaikan kepada umat-Nya sejak mereka memasuki tanah perjanjian di Kanaan. Suku suku yang berasal dari tanah Kanaan adalah penduduk yang mendiami tanah perjanjian harus dihancurkan  sampai ke akar akarnya. Itulah yang disebut menegasi dari pada negasi, yaitu menegasi spritualitas  (kepercayaan mereka kepada alah mereka) supaya percaya dan mengaku bahwa Tuhan Allah adalah Allah mereka.

Mengapa harus melakukan  negasi? Supaya mereka tidak membuat masalah dikelak kemudian hari,  dan ternya hal itu benar benar terjadi,  mereka yang menjadikan bangsa Israel tidak setia kepada Allah dengan menyembah alah mereka. Itulah alasan mengapa Dia memberikan wewenang untuk mencabut dan merobohkan. Tetapi karena tidak taat dengan perintah Tuhan dengan alasan duniawi atau kepentingan diri sendiri yang sifatnya hanya untuk kepentingan jangka pendek (pragmatisme). Pada hal Israel adalah  umat pilihan-Nya yang tidak bisa bersatu dengan mereka. Mengapa demikian? Karena kekudusan  itu tidak bisa bercampur dengan dosa.

Untuk membinasakan dan meruntuhkan”

Bangsa Israel oleh Allah juga diberi wewenang untuk membinasakan dan meruntuhkan. Mengapa Tuhan Allah memberikan wewenang sedemikian rupa seperti yang disebutkan di atas? Karena Israel sebagai sebuah bangsa adalah juga disebut wakil Allah di bumi. Sebagai sebuah bangsa Israel punya wewenang untuk menghukum seseorang atau kelompok yang mengganggu stabilitas politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan, baik yang datang dari masyarakat Israel sendiri maupun yang datang  dari bangsa yang lain yang berbuat jahat di teritorial bangsa Israel.

Kata membinasakan itu berkaitan dengan kesalahan yang dilakukan oleh pribadi atau kelompok sedangkan meruntuhkan ada kaitannya  dengan kesalahan yang dilakukan oleh suatu kerajaan atau bangsa dan negara, berkaitan dengan kebijakannya. Tetapi bisa juga kata meruntuhkan  berhubungan dengan pribadi yang ada kaitannya dengan jiwa seseorang (meruntuhkan mental, keberanian dan lain sebagainya). Oleh karena itu membangun bangsa dan negara itu dimulai dari diri  sendiri, yaitu membangun iman  (kerohanian), membangun jiwa atau mental seseorang. Yang terakhir membangun jasmani berkaitan dengan kebutuhan pokok dasar kehidupan manusia, yaitu: membangun swasembada pangan (pembangunan ekonomi), pembangunan tempat tinggal dan kebutuhan sandang. Lalu baru membangun bangsa dan negara.

Untuk membangun dan menanam.”

Ketika kita berbicara tentang membangun, kata tersebut sungguh sangat luas, tetapi kalau kita mau menelaah lebih lanjut,  tentang firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi Yermia berfokus pada pembangunan spiritualitas, ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum.  Mengapa demikian? Karena pada esensinya manusia terdiri dari kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani dalam hal ini: kebutuhan ekonomi, sosial, politik dan hukum. Sedangkan kebutuhan rohani berkaitan dengan hubungan  antara manusia dengan Allah. Termasuk kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.

Sedangkan berkaitan dengan menanam juga ada hubungannya dengan kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani dalam hal ini adalah pemenuhan kebutuhan ekonomi. Mengapa kebutuhan lebih diutamakan dari pada kebutuhan jasmani yang lain? Sebab kebutuhan ekonomi ada benang merahnya dengan hidup dan mati manusia. Oleh karena ingin memenuhi kebutuhan ekonomi manusia acap kali melakukan dosa. Dan kalau tidak waspada kegiatan berekonomi itu bisa menjadi pintu masuknya dosa  bagi kehidupan manusia. Mengapa bisa demikian?

Manusia itu merasa bisa tetapi tidak bisa merasa.

Yang dimaksud dengan  merasa bisa (rumongso biso), adalah: Manusia di dalam berekonomi hanya mengandalkan kemampuannya sendiri tanpa meminta campur tangan Dia. Manusia tidak menyadari bahwa ia tidak sempurna dan banyak keterbatasan hidupnya. Oleh karena manusia sering mengabaikan Tuhan Allah sehingga menyebabkan kegagalan demi kegagalan dalam usaha berekonomi dan usaha usaha yang lainya. Merasa bisa yang telah tertanam kuat di dalam hidupnya yang menyebabkan manusia itu lupa bersyukur atau memang sengaja tidak mau bersyukur kepada Dia  karena ia beranggapan tanpa Dia hadir pun semua usaha akan bisa berhasil. Merasa bisa yang sudah mendarah daging dalam diri manusia dalam hal berekonomi itu adalah akar dari individualisme yang menjadikan manusia kehilangan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia.

Supaya manusia itu berhasil di di dalam berekonomi dan berhasil juga di dalam kerja kerja yang lainya harus bisa merasa (biso rumongso). Yang dimaksud dengan bisalah merasa (biso rumongso) adalah: Bahwa dirinya itu adalah manusia berdosa yang telah kehilangan kemuliaan Allah. Dan manusia tidak ada yang benar seorang pun tidak. Oleh karena hal itu manusia membutuhkan keselamatan. Dan keselamatan itu datangnya hanya di dalam Kristus Yesus.

(Sulag Markus)



Leave a Reply