

eBahana.com – Bagi Maria istri Yusuf dari Nasaret, Yesus adalah darah dagingnya. Tetapi Dia dikandung dari Roh Kudus, artinya Dia juga Allah. Maria paham hal itu sekalipun Dia mengatakan “Saat-Ku belum tiba” tetapi ia tetap percaya bahwa Yesus sebagai Allah akan melakukan suatu perkara yang besar di Kana. Sehingga ia mengatakan seperti di bawah ini:
Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu buatlah itu!”
Pernyataan Maria ibu Yesus kepada pelayan, “Apa yang dikatakan kepadamu buatlah itu!” itu merupakan bentuk kalimat perintah supaya menaati apa yang diperintahkan Yesus. Sebab hanya dengan ketaatan dan belas kasihan itulah sesuatu yang luar biasa akan terjadi. Dengan iman yang besar dan kuat, Maria ibu Yesus memerintahkan pelayan supaya menjalankan semua intruksi dari Yesus dengan baik dan benar. Iman yang kuat dari Maria kepada Dia yang menggerakan-Nya agar berbuat sesuatu di pesta perkawinan di Kana, dengan memerintahkan kepada para pelayan.
Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
Apa itu tempayan? Dalam adat istiadat Yahudi fungsinya untuk apa? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tempayan terbuat dari tanah liat yang bentuknya besar untuk menampung air. Patut ditengarai, pada masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tempayan ditaruh di rumah-rumah ibadah, depan pintu masuk rumah pribadi maupun bertamu ke rumah orang lain. Lalu ketika masyarakat mengadakan pesta seperti pesta perkawinan di Kana, tempayan ditempatkan di depan rumah untuk mencuci tangan dan kaki, agar sebelum orang masuk ke dalam rumah atau dalam pesta yang diadakan di masyarakat bisa mencuci tangan dan kaki terlebih dahulu. Dalam hal ini, kita bicara fungsi air dalam kehidupan manusia itu urgensinya cukup besar, sebab manusia tidak bisa hidup tanpa air. Karena itu Rasul Yohanes di dalam catatan Injilnya mengungkapkan:
“Dia adalah air hidup”
Air hidup adalah representasi dari Roh Kudus yang selalu memberikan pencerahan di dalam kehidupan umat Allah. Air juga banyak fungsi dalam bergereja, terkusus untuk sakramen baptisan. Jika kita dibaptis, secara otomatis sudah sah menjadi bagian dari orang-orang yang dikuduskan Allah. Apabila air berfungsi untuk membersihkan tubuh jasmani maka Roh Kudus juga membersihkan kehidupan rohani kita. Itulah alasan Yesus menggunakan media air untuk menolong pemilik pesta perkawinan di Kana.
Di situ juga ada benda yang namanya buyung. Apa itu buyung dan apa fungsinya? Buyung terbuat dari logam atau tanah liat yang berfungsi untuk mengambil air dari danau, sungai dan sumber air yang lain, dan biasanya buyung digunakan oleh para wanita sejak zaman dahulu. Buyung bentuknya lebih kecil daripada tempayan karena benda tersebut berfungsi mengisi air ke dalam tempayan-tempayan. Satu tempayan–dikatakan firman Tuhan–berisi air dua sampai tiga buyung. Sedangkan perintah kepada pelayan itu adalah untuk mengisi enam tempayan dengan air sampai penuh. Untuk mengubah suatu hal yang biasa menjadi hal luar biasa, atau sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai, yaitu dengan taat dan kasih kepada Allah.
Dalam melakukan segala perkara yang spektakuler, ada kalanya Dia harus berproses dan menuntut peran serta manusia atau istilah sekarang kerja bersama (membangun tim work), yaitu antara Maria ibu Yesus yang mengkoordinir pelayan-pelayan supaya taat kepada hal yang diperintahkan Yesus. Sementara pelayan-pelayan itu mengerjakan perintah Yesus untuk mengisi air ke dalam tempayan sampai penuh. Hal yang terjadi di atas adalah bentuk relasi antara Tuhan dan manusia.
Mengapa Dia melakukan hal yang demikian? Seperti yang dikatakan-Nya: “Waktu-Ku belum tiba” Dengan kata lain, perintah Yesus untuk mengisi tempayan dengan air sampai penuh bisa dikatakan menunggu momen Tuhan dalam melakukan perkara-perkara yang besar. Oleh karena itu, kita tidak boleh merasa lelah dan bosan dalam menunggu momen-Nya Tuhan bekerja dalam kehidupan kita, sampai Tuhan kembali datang kedua kalinya menjemput kita semua menuju kerajaan-Nya. Kuasa firman dan Roh Kudus mengiringi kita semua.
(Markus Sulag)