Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Manusia Berdoa dan Bekerja




eBahana.com

Dari zaman ke zaman, dahulu, sekarang, dan selamanya, iri dengki kepada orang lain akan selalu menghiasi kehidupan manusia. Hal itu terjadi baik pribadi dengan pribadi, kelompok dengan kelompok, serta bangsa satu dengan bangsa lainnya. Dan yang dijadikan obyek dari dahulu, sekarang, dan selamanya juga selalu sama, yaitu alat produksi (kepemilikan tanah). Dengan memiliki atau menguasi tanah yang luas kehidupan seseorang baik pribadi atau kelompok akan terpenuhi kesejahteraanya. Di dalam realita kehidupan, tanah acapkali menjadi sumber penyebab pertikaian  antarsaudara, antarsuku bangsa, antarbangsa. Dalam pembahasan ini, kita akan mengungkap kejadian  dalam perumpamaan Tuhan Yesus berikut:

“Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara juga di dalam kebun anggur itu. Kemudian menyewakan  kepada penggarap-penggarap lalu pergi ke negri lain. Ketika tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu, mereka nemukul seorang pembunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba hamba lain lebih banyak daripada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka”

Ada tiga aktivitas yang dilakukan tuan tanah berdasarkan perumpamaan yang  disampaikan oleh Tuhan Yesus:

Membuka kebun anggur, menanam pagar mengelilingi kebun anggur, menggali lubang untuk memeras anggur, mendirikan menara di dalam kebun, menyewakan kepada penggarap penggarap anggur, pergi ke negeri lain.

Sekarang yang menjadi pertanyaan, setelah selesai semuanya, mengapa disewakan kepada penggarap. Tidak memanggil para pekerja dengan upah satu dinar sehari? Patut diduga, ada dua kemungkunan:

Kemungkinan  pertama: mengapa tuan tanah pemilik kebun itu menyewakanya kepada penggarap? Dengan menyewa  kebun anggur itu, penggarap-penggarap tersebut akan memiliki keuntungan lebih banyak dibandingkan menjadi pekerja dengan upah satu dinar untuk satu hari. Sebab dengan menyewa itu keuntunganya adalah penjualan dari buah anggur akan menjadi miliknya. Dengan kata lain, kesejahteraan hidupnya juga meningkat dan mempengaruhi perubahan hidup dari level menengah ke bawah menuju level menengah ke atas. Itu adalah kemungkinan alasan dia menyewakanya kepada penggarap-penggarap tersebut.

Kemungkinan kedua:  Mengapa  tuan tanah menyewakan kebun anggurnya ke penggarap-penggarap anggur itu?  Karena ia mau ke negeri lain sesuai dengan perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus di atas. Sebagai tuan tanah ia adalah orang yang kaya. Dan tujuannya pindah ke negeri lain adalah untuk mengembangkan kekayaanya itu dengan usaha yang sama atau usaha lain di luar kebun anggur. Mengapa demikian? Karena talentanya berada di situ dan harus dikembangkan. Apabila talenta yang diberikan Tuhan tidak dikembangkan maka talenta itu akan diambil-Nya kembali.

Apa yang dilakukan oleh tuan tanah dengan  menyewakan kepada penggarap, bertujuan untuk membagi ilmu pengetahuan kepada mereka tentang pengelolaan (manajemen) perkebunan anggur. Siapa tahu laba dari hasil penyewaan kebun anggur milik tuan tanah bisa digunakan membeli tanah yang bisa dibuka untuk kebun anggur lainnya. Tetapi maksud dan tujuan  yang  baik yang dilakukan tuan tanah belum tentu mendapat sambutan atau penerimaan yang baik pula.  Di dunia ini memang penuh ketidakpastian, sebab iblis dan manusia tidak berkuasa atas suatu kepastian, khususnya sesuatu yang menyangkut masa depan. Itu artinya selain daripada Allah tidak ada yang tahu pasti tentang  apa yang akan terjadi dengan hari esok dan yang akan datang.

Manusia hanya bisa merencakan  dan mengerjakan tetapi tidak bisa membuat hasil dan atau berdoa dan bekerja (Ora Et Labora). Hal itu yang dialami oleh tuan tanah,  ia membuka kebun anggur dan perlengkapannya kemudian disewakan kepada penggarap-penggarap dengan harapan mendapatkan keuntungan, tetapi hasil yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan dan dikerjakan. Hal di atas sesuai dengan apa yang disampaikan oleh nabi Yesaya:

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Dengan akal budi yang diberikan Tuhan kepadanya, manusia boleh merencanakan, dan bekerja sesuai dengan yang telah direncanakannya. Tetapi manusia tidak punya kuasa terhadap hasil (tidak bisa menentukan hasilnya). Itu menjadi bukti bahwa manusia tidaklah sempurna dan penuh dengan keterbatasan. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain dan sangat membutuhkan Allah.

Supaya bisa memahami apa yang difirmankan Tuhan di atas–tentang tanah dan penggarap-penggarap yang menyewa kebun anggur–kita akan bermain peran (drama) menjadi penegak hukum (polisi) dalam mengungkap motif atau alasan mengapa penggarap-penggarap menyewa kebun anggur milik tuan tanah itu. Setelah menyewakan kebun anggurnya, beberapa saat kemudian tuan tanah pergi ke lain kota lalu beberapa saat kemudian ia pergi ke negeri lain.

Setelah beberapa waktu pergi ke negeri lain dan menurut perhitungannya kebun anggur yang disewakan sudah berbuah dan panen. Oleh karena itu ia mengutus beberapa hambanya untuk meminta hak bagi hasil kepada penggarap-penggarap itu. Karena di dalam firman Tuhan tidak dijelaskan apa alasan dan motifnya mengapa penggarap penggarap itu melakukan penganiayaan sampai dengan pembunuhan terhadap hamba tuan tanah tersebut.

Dan firman Tuhan juga tidak menjelaskan  tentang isi perjanjian, serta presentase bagian tuan tanah sebagai pemilik kebun anggur. Apa yang dilakukan oleh penggarap-penggarap itu adalah perbuatan melawan hukum, yaitu dengan melakukan pemukulan, dan pembunuhan lalu melemparkannya ke luar kebun anggur. Apa motif dan tujuan mereka melakukan tindakan melawan hukum? Ada dua kemungkinan mengapa mereka melakukan perbuatan yang demikian.

Kemungkinan pertama: mengalami gagal panen, sehingga dia tidak punya uang lagi untuk memberikan haknya (bagi hasil) kepada tuan tanah pemilik kebun anggur.

Kemungkinan kedua: pada saat musim panen harganya jatuh, secara otomatis tidak balik modal sewa, apalagi  memberikan bagian tuan tanah pemilik kebun anggur itu. Dan patut ditengarai para penggarap itu berwatak keras, Hal itu yang menyebabkan negoisasi antara hamba tuan pemilik kebun aggur dan para penggarap menjadi buntu. Hati yang keras dan emosional yang menjadikan dia tega melakukan penganiayaan dengan melakukan pemukulan dan pembunuhan serta pelemparan para hamba  tuan tanah keluar kebun anggur.

Mengapa  para penggarap mempunyai  karakter demikian? Karena masih memelihara iri, dengki dan nafsu duniawi, sehingga cara-cara yang diambil untuk memecahkan masalah pun dengan cara-cara yang tidak benar. Apa yang dilakukan oleh penggarap-penggarap dengan melakukan penganiayaan dan pembunuhan tidak akan menyelesaikan masalah tetapi membuat masalah baru yang lebih berat lagi. Oleh karena itu sebagai para pengikut Kristus jangan mengikuti jejak para penggarap itu jika menghadapi sesuatu persoalan dan permasalahan.  Tetapi selesaikan persoalan dengan kebijaksanan. Itu adalah  hal terbaik dan benar karena sumbernya dari firman Tuhan serta penyertaan Roh Kudus. Sebagai pengikut Dia, kita harus melakukan seperti yang Yesus lakukan.  Kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman Tuhan yang menolong kita.

(Markus Sulag)



Leave a Reply