Maaf, Aku Khilaf
eBahana.com – Maaf aku Khilaf. Ooh… itu dosa, jangan lakukan!
Cerita 1
Seorang suami selingkuh dengan teman kerjanya. Mulanya aman-aman saja, sering makan siang bersama.
Suatu hari mereka saling ‘curhat’ dan akhirnya (singkat cerita) mereka selingkuh, perempuannya hamil. Ketahuan istrinya, jadi kasus rumah tangga serius.
Dihadapan istrinya, begitu ringannya si suami mengatakan, “Maaf,… aku khilaf”
——————————–
Cerita 2
Berawal dari kesulitan ekonomi, perlu cari tambahan, satu-satunya peluang adalah terima kost khusus karyawan pabrik yang dekat dengan rumah.
Sudah berjalan bertahun-tahun, semua berjalan normal, aman dan benar-benar mengangkat ekonomi rumah tangga, bahkan bisa lebih mapan. Nambah kamar, daya tampung semakin banyak.
Suami pulang kerja lebih awal, mendapatkan rumah terkunci dan ternyata istri sedang ada didalam bersama pria kost.
Kepergok selingkuh, “Maaf mas,… aku khilaf.” kata istrinya.
————————————
Cerita 3
Gara-gara anak yang nakal, seorang bapak tetangganya marah dan menghajar anak tersebut dengan perlakuan kejam, sampai anak itu jadi korban.
Waktu di interogasi polisi jawabnya, “Ampun pak, saya tidak sengaja, saya khilaf.”
Dan,…
Banyak kasus yang diakui oleh pelakunya dengan ‘alibi’ “Saya khilaf.”
Ironinya, sering kasus zinah, selingkuh, korupsi, kelakuan salah dan dosa yang sulit berhenti, ‘khilaf’ itu sering secara sadar diulangi lagi, lagi dan lagi.
Dan selalu mengatakan, “Aku khilaf lagi, maaf.”
Mari kita bahas satu kata “KHILAF” ini.
Khilaf adalah perbuatan manusia yang keliru atau salah yang tidak sengaja dilakukan. (KBBI)
Konon katanya, penyebab khilaf itu karena manusia menuruti ‘naluri’ gawan bayi, (Jawa) atau pembawaan sejak lahir.
Yang pasti setiap manusia diberi bekal hidup oleh Tuhan ‘Naluri’.
Sedangkan naluri itu sendiri adalah dorongan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir; pembawaan alami yang tidak disadari mendorong untuk berbuat sesuatu. (KBBI)
Khilaf dan Naluri
Kedua kata itu sangat berkaitan secara erat satu sama lain, kebanyakan yang dilakukan manusia berdasarkan naluri, otomatis tanpa dipikir panjang. Bahkan bisa berbuat terlebih dahulu mikirnya terlambat atau mikirnya kemudian sengaja belakangan.
Kita tarik benang merah antara kelakuan manusia ‘khilaf’ yang adalah suatu kesalahan, berarti masuk ranah hukum atau di dalam iman itu masuk ‘dosa’. Maka ada relevansinya kalau kita menggunakan dasar ayat dalam Alkitab.
Ayat tentang khilaf kita dapatkan satu diantaranya di :
Pengkhotbah 5:5
Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
Disini kita bisa melihat, khilaf adalah dosa dihadapan Allah, tidak dianggap ringan, Allah murka dan serius dalam kasus ini.
Parahnya,…
Dosa zinah dan selingkuh itu kelakuan dosa yang sangat sulit berhenti, karena adanya nikmat sesaat, cenderung ingin mengulanginya bahkan jadi kecanduan. Selalu gelisah kalau belum melampiaskan dosa yang sudah jadi kesenangannya.
Lebih-lebihnta lagi, kecanduan berbuat dosa, dilakukan waktu malam mingguan, hari minggunya beribadah minta ampun, urusan dosa selesai. Bagai masuk ‘laundry’ setelah keluar bersih suci kembali. Besok lusa diulang lagi. ooOH !!!
Sin, don’t do it !
Dosa, jangan lakukan !
Stop, sekarang jangan di tunda
Berhentilah selagi ada waktu
dan kesempatan
Demikian hendaknya, kita tidak melakukan dosa.
Bila sudah berhenti dari dosa, hiduplah setia dalam pertobatan.
Ingat, ’DOSA’ tidak ada yang sempurna, upahnya sengsara dan hadiahnya ‘maut’
Mari kita camkan itu. terima kasih, salam Tuhan Yesus memberkati. Amin.
de’Cintren Cinta Renjana, penulis.